-Alfiani Fitriana-
*flashback*
Idenya terlintas ketika Fifi dan Yana saudari kembarnya memutuskan untuk memakai pakaian yang sama, inginnya untuk mengetes apa Kevin sahabatnya Yana bisa membedakan mereka berdua. Mereka bertiga akhirnya berjalan kaki menuju kafe tersebut untuk berkenalan dengan teman-temannya Yana dari sekolahnya. Di pertengahan jalan, Yana menceritakan tentang sepupunya Kevin yang juga kebetulan dekat dengannya juga. Akan tetapi, sepertinya Fifi mengenali seseorang berdasarkan cerita dari Yana.
Dan Fifi juga benar-benar melihat raut wajahnya Ian, sepertinya ia juga mengenalinya. Maka dari itu, Fifi bertanya kepadanya, apa ia mengenalinya juga? Ian menjawab, kalau ia juga tidak mengenalinya. Bohong pikir Fifi, nalurinya berkata kalau mereka berdua menyembunyikan sesuatu darinya. Mungkin mereka berdua akan menceritakannya nanti, karena Yana berkata, tunggu Fifi pulih dulu baru bisa mengingat semuanya.
Sesampainya di Kafe, sebelumnya Fifi ingin memuji kafenya itu. Dari interiornya, kafe itu memiliki kesan kalau sasaran target kafe itu untuk anak-anak seusia mereka, Fifi terus memujinya sampai lupa bahwa sudah ada Kevin yang sudah ada di depan Kafenya, dan ia juga berkata kalau ia dan teman-temannya sudah menempati tempat duduk untuk mereka tempati.
Dan tempat duduknya yang memiliki model seperti lesehan, itu memudahkan mereka untuk meluruskan kaki selepas berjalan kaki ketika duduk, Fifi memuji Kevin karena memilih kafe yang tepat untuk mereka bermain. Lalu Yana berkamuflase menjadi Fifi mengajak berkenalan kepada Kevin, mereka berdua kaget karena Kevin mengenali perbedaan dari Fifi dan Yana yang hanya bisa dibedakan dari letak tahi lalat mereka.
.....
Akhirnya mereka berdua bermain futsal di lapangan yang menjadi fasilitas dari Kafe, dan akhirnya Fifi berkenalan dengan satu-satunya teman perempuannya Yana yang bernama Wita. Wita memiliki paras yang sangat cantik, dan sepertinya ia juga perempuan yang baik, karena mau berteman dengan Yana yang dari dulu memang agak susah untuk berteman lama dengan teman-teman perempuan.
Lalu Fifi bertanya kepada Wita tentang kegiatan Yana selama di kelas, seperti biasa, Yana berkata ke Wita untuk jangan menceritakannya selama di kelas, akhirnya Fifi dan Yana berdebat karena Yana gak mau cerita tentang kesehariannya di kelas. Lalu Wita berkata kalau Yana sama seperti teman-temannya, dan Wita senang berteman dengan Yana karena Yana dan teman-temannya tidak memandangnya aneh seperti anak kelas lainnya.
Fifi pun bingung, dan merasa bukan kapasitasnya untuk bertanya semakin jauh kepada Wita. Akan tetapi Wita sangat terbuka dan jujur kepadanya karena Wita sudah tidak punya ayah, tapi gosip sekolahnya beredar kalau Wita sebenarnya tidak mempunyai ayah. Lalu Fifi berkata, "Tunjukkan kepada semua orang siapa kamu, kejar prestasi orang supaya orang-orang mengenalimu dari prestasimu, bukan dari gosip yang beredar".
Memang gampang untuk berucap, tapi susah dipraktekkan. Akan tetapi Yana berkata kalau Wita memang anak yang sangat cerdas di sekolahnya, sehingga gosip yang beredar tetangnya seakan redup karena prestasinya, setidaknya Fifi senang melihat Wita yang tersenyum. Dan Yana berkata kepada Fifi akan Ian yang dari tadi melihat ke arah Wita. Apakah Ian mulai tertarik dengan Wita?.
Akan tetapi, Fifi sangat bingung dengan gerak-gerik saudara kembarnya yang sedang mengobrol di teras belakang rumah tantenya, dan pada akhirnya Fifi menguping percakapan mereka berdua. Fifi berpikir mungkin Ian menanyakan tentang Wita kepada Yana, awalnya tebakannya benar, tapi Fifi sangat bingung ketika mereka berdua membicarakan tentang "Alfin", Fifi juga merasa familiar dengan Alfin.
Dan Fifi tidak merasa memikirkan itu terlalu jauh, karena akan mempengaruhi ingatannya, karena Fifi ingat saat itu ia berusaha untuk mengingat kembali siapa Aji dan Adi, tapi rasa sakit di kepalanya benar-benar terasa. Tapi Fifi juga penasaran siapa Alfin sebenarnya? Apakah Alfin adalah bagian dari potongan masa lalunya Fifi?.
Sampai sekarang Fifi masih belum tahu, seberapa pentingnya Alfin dalam hidupnya?
....
-Alfian Fitrah-
Sampai sudah di rumah kembali, Ian sepertinya melamun, dan itu membuat kedua saudara kembarnya bertanya-tanya apa yang terjadi kepada Ian?. Apakah Ian sedang memikirkan Wita?. Itu terlalu dini untuk ukuran seseorang yang baru saja berkenalan dengan orang baru.
Akan tetapi, bisa saja itu adalah pandangan pertama dari seorang Alfian Fitrah?. Karena dari ketiga saudara kembar tersebut, Ian lah yang paling susah berinteraksi dengan lawan jenis, karena karakter Ian yang sangat kaku apabila berkenalan dengan orang baru khususnya lawan jenis.
*flashback*
Ketika sudah sampai di Kafe, Kevin mempersilahkan Ian dan saudari kembarnya untuk duduk di tempatnya masing-masing. Ian memperhatikan seorang gadis yang baru saja datang dan duduk di samping kedua saudari kembarnya. Cantik, itu kata yang terlintas dalam pikiran Ian dan Ian ingin berkenalan lebih jauh dengan gadis yang bernama Wita. Sampai ia bermain futsal bersama Kevin dan teman-temannya Kevin dan Yana.
Ian memperhatikan gerak dari ekspresi Wita yang tadinya senyum, lalu murung dan hampir menangis, lalu kembali tertawa kembali karena Yana berbicara kepada Fifi. Aneh, itu kata kedua yang terlintas dalam pikiran Ian ketika melihat Wita.
.....
Karena Ian melamun, akhirnya Yana mengkagetkannya dan membuat Ian kesal dengan saudari kembarnya itu. Fifi bertanya kepada Ian, kenapa ia sangat gelisah?. Memang kalau situasi seperti ini, memang Ian hanya bisa percaya kepada kedua saudari kembarnya. Akhirnya Ian menceritakan tentang ekspresi Wita yang berubah-ubah yang mengakibatkan ia tidak fokus dengan kebolehannya bermain futsal di depan teman-temannya Yana.
Lalu Yana bercerita tentang Wita yang mendapat gosip kalau kabarnya, Wita adalah anak di luar pernikahan. Ian terkejut, tapi tetap biasa aja, karena itu memang bukan salahnya Wita, Wita hanya hadir untuk menyadarkan perbuatan kedua orang tuanya. Lalu Yana menceritakan kembali kalau Wita sekarang sudah lega, karena gosip itu seakan-akan sudah redup karena prestasinya.
Ian kemudian mengingat tentang perkataan mamanya, "Tunjukkan kepada semua orang siapa kamu, kejar prestasi orang supaya orang-orang mengenalimu dari prestasimu, bukan dari gosip yang beredar", Ian mengingat ceritanya Yana ketika ia menceritakan tentang sepupunya Kevin. Lalu Ian mengajak Yana untuk mengobrol di saat Fifi tidak ada.
Ian bertanya kepada Yana, apakah orang yang dimaksud Yana di perjalanan menuju Kafe adalah Alfin?. Kemudian Yana menjawab memang ia menceritakan tentang Alfin. Ian senang karena dengar Alfin baik-baik saja setelah kabar burung yang menjerat keluarganya Alfin. Dan Alfin menemukan suatu fakta di obrolan menuju Kafe, bahwa Alfin adalah sepupu dari Kevin
Tidak heran menurut Ian kalau Yana dekat dengan Kevin, karena dari Kevin juga, mereka berdua sudah mengetahui kabar dari Alfin teman kecil mereka itu. Tapi apakah ini waktunya mereka berdua bercerita tentang keberadaan Alfin sekarang kepada Fifi?. Kata Yana, belum saatnya mereka menceritakan keberadaan Alfin kepada Fifi, mengingat ingatannya Fifi masih belum pulih, itu terlihat ketika Fifi berusaha mengingat tentang Aji dan Adi, teman kecil mereka bertiga.
Ian berpikir, mau sampai kapan ia dan Yana menyembunyikan tentang Alfin yang sangat berharga buat Fifi?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secret Love
Short StoryAlfiani Fitriana adalah seorang perempuan yang tidak tahu siapa saja yang memendam perasaan kepadanya. Arif Zaidi Akbari adalah seorang laki-laki yang tidak tahu siapa dia yang sebenarnya. Alfin Rizki Nurrahman adalah seorang laki-laki yang selalu...