Part 8

68 2 0
                                    

-Alfiyani Fitriana-

Kembali lagi dengan cerita Fifi yang juga sedang bertukar posisi menjadi Yana yang akhirnya berjalan menuju kelas dengan Wilmta. Di perjalanan menuju kelas, Fifi mengaku kepada Wita kalau ia bukanlah Yana, dan ia berkata kalau Yana masih syok dan tidak ingin bertemu siapa-siapa di sini termasuk Diya. Dan Wita pun mengerti dan berkata, memang Yana butuh pemulihan untuk jiwanya, dan merasa iri dengan Fifi dan Yana, karena mereka saudara kembar dan bisa bertukar posisi.

Di saat mereka hampir sampai menuju kelas, tiba-tiba ada Kevin yang sedang menyapu di depan kelas mereka bertiga. Wita bingung karena kelas mereka itu paling jarang ada sampah, dan kelas mereka termasuk kelas percontohan karena selalu menerapkan kebersihan.

Karena Wita juga mejabat sebagai ketua kelas pada saat itu, Wita bertanya kepada Kevin, selama ia tidak masuk, apakah banyak yang membuang sampah sembarangan?.

Kevin pun menjawab tidak, dan Kevin kembali berkata bahwa sumber sampahnya berasal dari mejanya Yana. Wita pun langsung menatap Fifi, dan Fifi pun bingung karena Yana juga termasuk orang yang risih jika disekitarnya kotor. Lalu Kevin membela Fifi bahwa, bukan Yana yang membuang sampah karena tadi Kevin mendapat info dari teman sekelas mereka yang datang lebih awal. Ia melihat Diya dan teman-temannya menaruh sampah-sampah kertas di tempat duduk Yana.

Alhasil Fifi pun naik pitam dan menanyakan di mana letak kelasnya Fifi dan teman-temannya. Menurut Fifi kepada dia di pikirannya, segitukah harga dirinya jatuh ketika orang yang ia sukai tidak menyukainya?. Fifi ingin sekali menuju kelas dari orang yang menyakiti saudari kembarnya, dan akan tetapi, niatnya untuk memberi pelajaran kepada Diya ditahan oleh Wita karena bel tanda masuk sekolah sudah dimulai.

Saat sebelum ada guru yang mengajar, Kevin yang duduk dari belakang, menyolek punggung dari Fifi, dan ia memberi sepucuk surat kepada Fifi yang bertuliskan, "Hai Fifi, gue Kevin, masih inget kan?".

Fifi yang melihat tersenyum sambil berkata bahwa ia menggangguk tanda mengingat, Wita yang melihat akhirnya mereka bertiga tersenyum bersama dan mengobrol bersama sampai guru yang mengajar datang ke kelas mereka bertiga.

.....

Saat bel jam istirahat dimulai, Fifi pun sangat ingin masalahnya Yana selesai. Dan orang yang ia tunggu-tunggu akhirnya datang. Sebelumnya, ia bertanya kepada Wita yang mana rupa wajah dari Diya dan teman-temannya, dan Wita sudah memberitahunya yang mana rupa wajah dari Diya dan teman-temannya. Lalu Wita menasehati Fifi untuk menyelesaikan masalah dengan kepala dingin dan tidak perlu ada kekerasan, karena sama saja menggabungkan api dan api yang tidak akan padam jika tidak ada air.

Seperti hari kemarin Diya melabrak Yana, ia juga menggerebek meja dari Yana yang sedang ditempati Fifi, lalu Fifi menatap Diya dengan penuh amarah, tapi Fifi masih bisa menahan diri, dan menawari Diya atas kemauannya apa supaya ia tidak menggangu Yana lagi.

Fifi memberi penjelasan bahwa, Yana sama sekali tidak tahu akan perasaan Farhan kepadanya, kedua Farhan tidak menyukai Diya, dan Fifi memberi penawaran kepada Diya kalau Yana akan menjauh dari Farhan. Diya pun masih kesal atas penjelasan Fifi tersebut, dan ingin menampar Fifi sekarang juga.

Akan tetapi, bukan Fifi namanya kalau tidak nantangin seseorang yang sudah menyakiti saudaranya. Fifi berkata jika Diya ingin menamparnya, "tampar saja, biar ada yang tahu siapa yang akan dibela dan siapa yang akan dikucilkan". Dan akhirnya Diya mengurungi niatnya untuk menampar Fifi setelah Farhan datang untuk memberi penjelasan kepada Dia bahwa ia tidak menyukai Diya. Dan Farhan meminta Diya untuk segera meminta maaf kepada Yana karena Yana tidak ada kaitannya dengan masalah mereka berdua.

Fifi yang mendengarnya, tersenyum miring dan berkata lebih baik Farhan, Diya dan teman-temannya selesaikan masalah mereka di luar karena ia ingin makan bersama Wita dan Kevin. Kevin pun juga merasa kesal dengan Farhan karena Farhan tidak berterus terang dengannya, dan memulai kesalahpahaman ini.

Diya dan teman-temannya pun meminta maaf kepada Fifi karena sudah mengganggunya, dan Fifi pun berkata jika permintaan maafnya disimpan dulu dan kemungkinan besok ia akan menerima permintaan maaf dari mereka berempat. Dan Fifi berserta Wita dan Kevin, langsung meninggalkan mereka berlima di dalam kelas untuk pergi menuju kantin.

Akhirnya mereka bertiga makan dengan tenang di kantin, dan tiba-tiba ada tangan yang memberikan sekotak roti dan susu coklat kehadapannya, dambil berkata, "ambil, kan kamu suka roti dan susu coklat".

Fifi pun bingung karena Yana termasuk orang yang sangat menyukai vanilla, dan ia tidak menyukai coklat, dan hanya dirinya yang menyukai coklat. Fifi pun menatap lama orang itu, dan orang itu berkata, "Hai, sudah lama tidak bertemu".

Orang itu mengulurkan tangannya dan Fifi menjabat tangannya, dan orang itu memperkenalkan dirinya kalau ia bernama Alfin. Kevin dan Wita bingung, bukannya Alfin dan Fifi juga saling kenal? Bagaimana bisa Fifi lupa dengannya, dan akhirnya Alfin memulai untuk mengulangi perkenalan? Benar-benar aneh menurut mereka berdua.

Lalu Kevin bilang bahwa ia dan Alfin adalah saudara sepupu. Fifi pun mengangguk, dan hanya bisa berkata "Oh", tanda ia sudah mengetahuinya. Fifi akhirnya menerima roti dan susu pemberian Alfin dan keduanya langsung ia simpan untuk dimakan di kelas nanti, karena Fifi sudah memesan makanan dari kantin.

Setelah selesai makan, Alfin masih menatap Fifi dan berkata bahwa ia sangat senang bertemu dengannya lagi. Akan tetapi, Fifi meminta maaf kepada Alfin karena Fifi tidak bisa memaksa dirinya sendiri untuk mengingat siapa Alfin. Alfin dengan lapang dada berkata, suatu saat pasti Fifi akan mengingatnya kembali.

Lalu Wita bertanya kepada Fifi, apakah benar kemarin Arif abis menyatakan perasaannya kepada Fifi?. Fifi pun bingung, darimana ia tahu hal ini?. Wita pun tersenyum dan menjawab kalau Ian melihat kalian berdua sedang mengobrol, dan melihat Arif menatap Fifi dengan penuh harap. Fifi yang mendengarnya langsung tertawa melihat kelakuan saudara kembar laki-laki satu-satunya. Kenapa Ian tidak langsung bertanya kepadanya, dan malah cerita terhadap Wita pacarnya?. Fifi bergumam kalau Ian benar-benar bucin terhadap Wita, sampai Ian lupa bahwa Ian mempunyai dua saudara kembar, terutama dirinya yang saat itu memang sedang bingung untuk menjawab perasaan Arif.

Lalu Fifi berkata kalau ia belum bisa menjawab perasaan Arif, karena ia sedang menjadi Yana, dan Fifi baru ingat kalau Fifi lupa memberitahu Yana akan hal ini. Langsung ia mengambil ponsel dari kantong roknya, dan memberi pesan kepada Yana untuk menjauh sementara dari Arif, karena takut Yana salah berbicara jika Yana diajak berbicara oleh Arif.

Tanpa Fifi sadari, ada aura kecewa dari seseorang yang berpikir, memang sudah takdirnya mereka tidak bisa bersatu, entah itu dari Alfin maupun Kevin. Karena sebenarnya Kevin juga menaruh rasa kepada Fifi semenjak pertemuan pertama di kafe.

My Secret LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang