Everyday With You

93 3 0
                                    

Hari-hariku selanjutnya kujalani bersamanya. Sahabatku. Ray Alairkh Guardies. Aku sangat merindukannya, setelah satu bulan kemarin sama sekali tak melihatnya, mendengarnya, atau berada disampingnya. Kebetulan saat aku mulai berkuliah, Ray pindah ke universitas dan jurusan yang sama, namun beda kelas. Kelas Ray berada tepat 2 kelas disamping kelasku. Walaupun itu tidak memberi jarak antara hubungan kami. Aku masih sangat bingung dan gagal move on dari Richd. Aku sungguh membenci ketika aku bertemu dirinya yang biasanya ramah dan baik, tiba-tiba dia menjadi cuek dan sombong. Ngerasa siapa sih dia? Sama Kim Soo Hyun juga masih gantengan Kim Soo Hyun aja belagu.

"Hei, kok bengong? Galau mulu." Tiba-tiba suara Ray membuyarkan lamunanku. Aku memang menunggunya sangat lama dikantin kampus.

"Huft, ngapain aja sih? Pacaran dulu ya.. Ngerti deh.." ledekku

"Tadi dosennya tuh pidato bukan ngajar. Jangan cemburu gitu, ah. Dosennya juga cowo kok." jawabnya memberi penjelasan

"Wek, siapa juga yang cemburu. Kalo kamu mau pacaran juga gapapa, kamu taukan kalo aku belom bisa-" ucapanku terpotong oleh bantahan Ray

"Celia, cukup. Aku gamau ngomongin dia. Bisa berenti ngerusak suasana gak sih?" bantahannya membuatku tertawa kecil

"Udah yuk cabut, aku gak mau semakin banyak yang terpesona sama aku nanti." Sahutnya lagi

"Iihs, ngerasa cakep banget sih lo jadi orang. Muka gabeda tipis sama pantat onta aja belagu!" Jawabku asal

"Yee sirik aja kalo gw banyak yang suka, pantat onta masih mending daripada pantat panci kan?" Balasnya membuatku geram

"Bodo ah, yok cabut. Gabut ni gw." Ucapku mengakhiri percakapan

***

Saat didalem mobil Ray menyetel musik dj Hardwell, walaupun aku masih awam soal dj tapi aku banyak mengenal para dj sejak berteman dengan Ray, karena Ray menyukai EDM dan sejenisnya. Dengan gerakan ala ajep-ajep diclub, dia mengangkat sebelah tangannya ke atas lalu menggerakannya keatas kebawah. Lalu aku mematikan asal suara tersebut, dan menampilkan wajah bete.

"Hei, ada apa sih denganmu? Hari ini kamu tampak sangat jutek dan menyeramkan seakan siap membunuh siapapun kapanpun." Tanya Ray seakan mengejek

"Berhenti mengejekku! Aku lagi gak mood. Lagipula ini masih jam 2 siang, club mana yang buka. Kalo mau dugem sono diclub aja." Jawabku penuh kekesalan

"Kamu mau membawaku kemana? Ini sudah 1 jam dan aku tak tau dimana ini. Jangan bilang kamu ingin menculikku lalu menjualku pada para lelaki berwajah pedofil?!!" Tanyaku yang mulai mencurigainya karna aku tidak tau dimana keberadaan kami

"Dasar bodoh! Kau begitu cantik tapi sangat bodoh juga! Lihat saja nanti." Bantah Ray sambil memperlihatkan senyum devilnya yang sangat membuatku ingin memakannya saat itu juga

"Mana mungkin aku biarkan orang lain menyentuh milikku yang paling berharga, dasar bodoh." Batin Ray

"Nah, sampai. Ayo, kita turun." Ucap Ray 10 menit kemudian, lalu membukakan pintu untukku, dan menggenggam tanganku tanpa ijin

"Lepas! Gw bisa jalan sendiri!" Tolakku sambil berusaha menarik tanganku dengan sekuat tenaga

"Terakhir lo ngucapin gitu, lo dan gw hampir jatuh kejurang! Inget ga?!" Jawaban Ray mengingatkanku pada kejadian 3 tahun lalu saat kami sedang melakukan kemah

#FlashbackModeOn
"Sini gw gandeng aja tangan lu." Tawarnya tanpa meminta persetujuanku

"Lepas! Gw bisa jalan sendiri!" tolakku mentah-mentah

Tak berapa lama setelah aku menolak tawarannya mentah-mentah, aku terjatuh lalu terguling sebanyak 4 kali sampai membuatku pingsan dan tanganku retak serta kakiku terkilir, untung saja Ray menangkapku sehingga tak sampai jatuh kejurang. Setelah itu kami sama-sama dirawat dirumah sakit 3 minggu walaupun sebenarnya luka Ray lebih parah. Dia patah kaki kiri dan terkilir ditangannya, yang membuatku bingung hanya dengan 1 bulan dia bisa langsung sembuh tanpa perlu memakai gips dilengannya. Semenjak itu Ray bersumpah tidak akan pernah menerima bantahan dariku saat ia meminta aku bergandengan tangan.

"GW BERSUMPAH DEMI SATE PADANG TERCINTA TIDAK AKAN MENERIMA BANTAHAN DARI LO, CELIA. SAAT GW MINTA LO GANDENG TANGAN GW! NGERTI!" Janji yang diucapkan Ray dengan muka geramnya

"Maaf... Aku gatau kalo ujungnya jadi gini.." ucapku menatapnya sedih

"Lupakan" jawabnya memalingkan wajah
#FlashbackModeOff

"Emm. Baiklah. Ini hanya karna gw lagi gamood aja buat debat sama lo." Jawabku mengalah karna memang aku sedang tak mood melakukan apapun

"Kita sekarang ada divilla gw yang ada didaerah Puncak. Kalo mau masuk kedalam harus ngelewatin hutan dikit, gw gamau lo nyasar jadi biarin gw gandeng tangan lo, ngerti?! Dan gw engga nerima bantahan atas apapun yang gw lakuin!"
Jelas Ray yang setengah memaksa walaupun terdengar sangat memaksa

"Puncak?! Sejak kapan?" tanyaku yang pasti tak akan digubis oleh Ray

Ray mengajakku jalan-jalan sebentar mengelilingi villanya. Dan saat menuju suatu tempat di menyuruhku untuk menutup mata, katanya sih ada yang spesial.

"Tutup matamu, Celia." Perintah Ray seperti tak ingin dibantah. Memang aku tau Ray sikapnya suka berubah-ubah semaunya, kadang bossy, protective, possesive, friendly, dan ceria. Ya mungkin dia punya banyak kepribadian(?) Karna sedang dalam mood yang baik aku langsung menuruti perintahnya tanpa pikir panjang.

"Nah, sekarang kamu bisa buka mata kamu, Cel." Ucapnya setelah menuntunku jalan lumayan jauh ralat jauh.

Dan ternyata...
Ray membawaku kesebuah hamparan hijau dengan banyak mainan serta ada kelinci dan kucing yang sangat lucu. Ini lebih tepat disebut 'taman impian'. Satu kata yang mewakili keindahan ini yaitu 'PERFECT'.

"Demi sate padang tercinta, Ray ini bagus banget." Ucapku kagum dengan pemandangan seperti ini

"Kalo kamu mau main sama mereka juga boleh kok atau mau kasih mereka makan." Tawar Ray

"Dengan senang hati aku menerima tawaranmu, tapi apa boleh?" Tanyaku memastikan

"Ini masih bagian dari villa keluargaku, jadi tentu saja boleh. Aku akan menemanimu, selalu." Ucapnya dengan lembut

"Sekalipun ini bukan punyamu, masa bodo dengan itu. Terimakasih Ray." Jawabanku ternyata merusak suasana

"Bisakah sekali saja kamu tidak merusak suasana, dasar chubby!" Keluh Ray sambil mencubit pipiku

"Sakit! Dasar muka pantat onta aja blagu banget, wekk!" Ejekku sambil menjulurkan lidah dan berlari kearah para kelinci dan kucing lucu yang menantiku

"Dasar.. Sabar Ray.. Sabar.." gumamnya yang sedikit tertawa lalu mengejarku

Aku langsung bermain dan tak memperdulikan Ray yang menatapku dari tadi, membuatku sedikit risih. Namun, setelah melihat tatapannya tanpa Ray sadari, aku melihat kelembutan penuh kasih sayang dalam tatapannya. Apa ia sedang melamun? Tapi melamunkan apa? Masa bodo dengan lamunannya yang penting aku bisa menikmati keindahan ini. Maafkan aku yang tak bisa membalas perjuanganmu, aku malah memperjuangkan orang yang tak pernah memperjuangkanku. Batinku

-----------------------------------------------------------------Jangan lupa vote dan bintangnya yah!:)

I'm Stuck In YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang