KENANGAN

565 51 2
                                    

"Seberapapun aku mencoba untuk melupakanmu, selalu ada jalan kembali untuk mengingatmu lagi dan lagi"

--..—

So Hyun

-Taman Koizora-

Bau padang rumput menyeruak. Membuat aku dan Sehun ingin bergulingan di atas ranjang hijau ini. Aku gelar kain penutup bekal di bawah pepohonan yang landai. Aku memandang ke depan, terlihat dari jauh Kak Chen sibuk dengan kameranya. Sehun melepas masker wajahnya dan mencari tempat untuk merebahkan tubuh jangkungnya -yang terlihat lebih kurus.

"Hei, maskermu. Nanti orang- orang mengenalimu"

"Biarlah, aku butuh udara segar. Ini adalah hal yang ingin aku lakukan seperti di film atau novel-novel romantis itu. Bolehkan aku bersandar di pangkuanmu. Aku mulai mengantuk"

"Ah...Nyamannya!" lanjutnya sambil bersenandung lagu Angel favorit kami.

Aku sisir dengan jari poni rambut Sehun yang mulai panjang. Rambut hitamnya begitu halus. Aku belai kepalanya. Berharap tumor yang ada di kepalanya hilang. Namun itu tidak mungkin bukan. Aku mengernyit sedih.

"Kau sudah waktunya potong rambut. Mau kutemani. Soonsiki, Guy Tang....."

"Whoooa, So Hyun sekarang sudah tahu dunia persalonan. Ku kira kau hanya sibuk dengan novel-novelmu?" ledek Sehun.

"Warna apa yang tampan buat rambutku?"

"Hitam adalah terbaik. Kau terlihat dewasa"

"Tapi aku ingin mewarnainya, agar terlihat lebih fresh. Bolehkan"

"Tidak!" jawabku tegas.

"Perawat pribadiku keras kepala sekali! Sudah saatnya mengingat mungkin kita tidak bisa hidup sampai nanti pagi. Jadi nikmati saja hidup kita. Lakukan apa yang ingin kita lakukan dan..."

"Jangan katakan lagi, aku benci quote JK Rowling itu" potongku.

"Baiklah... Apa yang ingin kau lakukan Hyun? Aku akan mengabulkannya. Ayo kita buat hope list apa yang kita inginkan?" ajak Sehun tiba – tiba bersemangat.

---..---

-Samsung Medical Center-

"Tidak sakit kok. Ayolah, kau tidak kalah kan dengan anak kecil. Rasanya hanya seperti di gigit semut" pinta Sehun dengan tatapan jahil.

"Tak mau!" teriakku lantang.

Jarum suntik itu seperti tertawa. Aku makin takut menghadapi suntikan vaksin Ca Serviks. Vaksin untuk mencegah kanker rahim. Salah satu hope list ku adalah di suntik. Melawan ketakutanku. Selama hidupku aku tidak pernah disuntik, syukur-syukur aku tetap sehat.

Sehun menjagal tanganku. Aku sudah seperti korban penculikan. Kakiku diikat sekenanya pada kaki kursi. Kak Chen tertawa mengejek sambil mengabadikannya dengan kamera. Aku benci sekali dengan kakakku ini. Rasanya setelah aku lepas, akan aku tendang selangkangannya. Atau koleksi fotografinya aku bakar saja.

"Kak Suho....sepertinya perutku tidak enak. Kita tunda satu jam lagi ya..." rengekku mencari alasan.

"Ahh...kakakku ini sibuk! Cuma buat meladenimu saja, dia sudah melewatkan makan siangnya" Sehun dengan tatapan licik beralasan.

"So Hyun, kemarin kau lupa ya mengganti pispot di kamar 304. Tadi pasien mengeluh padaku" jelas Kak Suho santai.

"Aaaaa......!" Teriakku tak karuan. Ternyata Kak Suho sengaja mengalihkan perhatianku dan menyuntik vaksin tersebut.

Sehun dan Kak Chen makin beringas tertawa di atas penderitaanku.

---..---

-Gangnam Street-

"Ternyata cuma begitu sakitnya" terangku sambil mesem – mesem tak jelas.

"Makanya jangan takut mencoba. Jarum suntik!!" teriak Kak Chen dan Sehun berbarengan kemudian mereka tertawa beringas lagi.

"Ha..ha..ha...."

Kami bertiga berjalan di sekitaran Gangnam Street. Aku, Sehun dan Kak Chen sepertinya sudah kurang waras. Aku dan Sehun melakukan hal – hal konyol. Aku ingin disuntik, berteriak di mercu suar "Aku sudah move on dari jarum suntik", memakai pakaian pengantin impianku dan kencan dengan cinta pertamaku - Sehun. Tentunya tanpa sepengetahuan Kak Chen. Dia ibarat pengganggu bagiku saat ini.

Sedangkan Kak Chen memiliki keinginan bertemu dengan cinta pertamanya, mengumpat habis-habisan wanita matere itu. Sekarang dia malah lebih gila.

"Sepertinya dia berpacaran dengan kamera itu. Tidak sedikitpun kita diperbolehkan menyentuhnya" pelanku berbisik pada Sehun.

"Setelah mendapatkan barang untuk Papamu. Apalagi yang kau inginkan, Hun" lanjutku berkata pelan.

Aku lihat dia seperti sedang berpikir sambil menerawang langit yang mulai sore. Ku alihkan pandangan ke Kak Chen yang masih saja senyam-senyum melihat hasil jepretannya.

"Aku ingin menari di tengah- tengah kerumunan orang"

"Kau tidak lelah, sudah beberapa kali kau sakit kepala tadi. Nanti kamu drop lagi Hun" pintaku khawatir.

"Tidak, aku ingin mewujudkan itu sekarang"

Dan...

Kamipun pergi ke taman hiburan Everland. Selepas sore taman hiburan ini begitu padat pengunjung. Bianglala terlihat begitu cantik dengan lampu temaram. Sehun memulai aksinya. Aku tahu dia memang sangat lihai dalam menari. Dia terlihat begitu keren, banyak pengunjung menikmati asyiknya dance Sehun. Tiba- tiba...

"Ada satu lagi yang ingin aku lakukan!" teriaknya.

"Aku ingin jadi diriku sendiri. Jadi apa adanya. Jadi seorang Sehun seperti impianku"

Dia melepas topi dan masker di wajahnya. Menarik tanganku ke dalam dekapannya dan mengecup keningku.

"Terima kasih So Hyun..." lanjutnya mengagetkanku.

Semua pengunjung histeris melihat sosok Sehun di antara mereka. Kami mulai kalang kabut dibuatnya karena ulah usil Sehun ini.

"Tahukah, Sehun seberapapun aku mencoba untuk melupakanmu, selalu ada jalan kembali untuk mengingatmu lagi dan lagi. Jadi jangan tinggalkan aku" hatiku lirih menggema diantara riuh.

 Jadi jangan tinggalkan aku" hatiku lirih menggema diantara riuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
NEVER LET ME GOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang