TERTARIK

875 73 3
                                    

"Ikuti dulu apa kata hatimu, kemudian pikirkan dengan kepalamu"

---..---

So Hyun

-Seoul National Hospital-

"Aku tidak menyukai Sehun, aku tidak menyukai Sehun, aku tidak menyukai Sehun" gumamku sambil menyuntik pasien. Seharian ini, sudah kuucapkan berkali – kali mungkin puluhan kali untuk mensugesti agar menampik sebuah perasaan yang tiba – tiba hadir ini.

Akan ada situasi yang aneh, antara keluargaku dan keluarga Sehun jika aku benar – benar menyukainya. Rasanya seperti perasaan yang serba salah.

Dia tahu semua seluk belukku, masa kecilku, cara berpikirku dan semuanya tentangku. Aku pun begitu padanya. Dan aku merasa menikmati hubungan yang sekarang ini. Dibilang adik kakak bukan, teman bisa jadi, lebih dari teman iya. Ahh... aku tidak mau ambil pusing dengan pikiran rumit ala wanita ini.

Tapi ketika aku tak sengaja melihat Sehun diantar teman wanitanya. Ada perasaan cemburu yang nyata, perasaan tak rela yang mendalam.

"Hai nak, kau kelihatan banyak pikiran. Nenek hanya memberikan saran. Ikuti dulu apa hatimu, kemudian pikirkan dengan kepalamu" terang nenek berwajah murah senyum itu kepadaku.

"Baik, nek. Terima kasih nasihatnya"

"Terima kasih juga telah merawatku" balas nenek itu dengan pelan, menandakan obat penenang yang ku suntikan mulai bekerja.

---..---

-Koizora Street-

"Ikuti kata hatimu, lalu pikirkan dengan kepalamu" gumamku sambil menapaki jalan yang basah sehabis hujan turun.

"Hah" Sehun terkaget di sebelahku seperti menyadari yang aku katakan sambil memayungi kami berdua.

"Kau bicara apa, So Hyun" tanyanya padaku.

Ku lihat wajah lelahnya itu. Masih terlihat tampan, ia seperti berusaha semaksimal mungkin berwajah ceria di hadapanku.

"Tidak, hanya....ah sudahlah. Kau terlihat lelah. Ayo segera pulang dan jangan lupakan makan malammu" aku melesatkan pandangan ke outlet – outlet sepanjang jalan, walau sebenarnya hatiku ingin sekali memandang lebih lama wajah tampan Sehun dengan gaya baru rambutnya.

"Oh ya daripada nanti aku lupa!" celetuknya.

"Ini, untukmu" ku lihat dia menyodorkan sebuah kotak cantik bewarna pink dari tas ranselnya.

Tak sengaja aku menyentuh tangan besarnya dan membuat bingkisan itu terjatuh. Dengan sigap dia berjongkok mengambilnya. Kemudian mendongakan wajahnya ke hadapanku, tetesan air hujan mengalir dari pinggir payung ke rambut dan wajah Sehun.

Ah...aku ingin menghentikan waktu.

" Terima kasih" ku kembang senyumku semanis mungkin.

"Lihat saja nanti..." sahutnya sambil menampakan senyum terpaksa di wajah itu.

Mungkin dia terlalu lelah batinku menganalisa.

Ada perasaan yang aneh, detak jantungku bertambah cepat. Seperti mengetuk-ketuk pintu hatiku. Rasa nikmat ingin menyeruak keluar. Tapi tertahan. Ah...sulit untuk mendefinisikannya.
Perasaan mendesir ini begitu menyenangkan. Rasanya semua yang aku lihat indah. Walau cuaca mendingin, hatiku menghangat. Rintik hujan ini indah, sayup- sayup musik dari outlet sepanjang jalan juga indah, dan moment ini adalah salah satu yang terindah. Kenanganku bersama Sehun. Beginikah jatuh cinta.

 Beginikah jatuh cinta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
NEVER LET ME GOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang