Snow

262 2 0
                                    

Ini bukan bagian dari part ya, ini hanya pesan kalo aku bakal hiatus sampe pertengahan september, jadi aku harap kalian bakal nunggu aku update lagi, Chal bakal tamat sekitar 2 part lagi dan mudah-mudahan aku bisa bikin sequelnya setelah confused pastinya karena aku juga janji sama readers confused kalo aku bakal update setelah chat tamat, readers aku mohon sabar menunggu.

**

Berlari. Satu kata yang menggambarkan kegiatannya sekarang atau tepatnya berlari menuju Flat Chal dengan keadaan mengenaskan ditambah lagi pesan bodoh dari Max yang membuatnya mau tidak mau berlari dari Club sialan itu menuju Flat Chal. Salju di New York kembali turun dengan deras, membuat Luke beberapa kali hampir terjatuh dan terjungkal karena salju tebal yang menutupi sebagian jalanan New York City. Berlari, merupakan pilihan yang tepat sebab kendaraan beroda sepertinya harus menunggu mobil pengeruk salju datang dan terpaksa harus menepi. Suara klakson bersahutan di Manhattan, beberapa mobil mogok, beberapa terpaksa menepi dan beberapa orang turun dari kendaran mereka untuk melihat seberapa macetnya Manhattan sekarang.

"Menepilah!! Mobilmu mogok!!"

"Tenanglah sedikit!!"

"Bisakah kau bantu mendorong mobil?"

Luke semakin gencar berlari, pesan dari Max membuatnya pening sekaligus bersemangat untuk menjadikan Chal miliknya. Seutuhnya. Bukan lagi teman atau apa, yang jelas Chal hanya miliknya, apapun yang terjadi sekalipun Max akan membunuhnya nanti di depan Flat Chat, Sekalipun itu berarti ia harus bermonolog panjang lebar di depan Chal, semuanya akan ia lakukan. Luke bahkan setengah hidup, setengah mati memikirkan Max akan menjadikan Chal miliknya itu berarti tidak ada senyuman, sapaan, dan sentuhan manis lagi dari Chal untuknya. Apabila semua itu benar-benar terjadi ia tidak segan membunuh Max, apalagi Max berani menyentuh Chal sedikit saja, maka Max akan mati detik itu juga. Ia bahkan rela jika harus berlutut di hadapan Chal memohon agar Chal menjadi miliknya, ia juga bisa mengorbankan harga dirinya, demi Chal, semuanya akan ia lakukan. ia bersumpah detik ini juga apabila ia melihat Chal dengan Max ia akan mengacaukan semuanya, mengabisi Max, meski ia akan mendekam di penjara.

Luke berusaha menghubungi Chal, mengeluarkan ponselnya dari saku celananya. Derai salju satu persatu mulai membasahi ponsel miliknya, membuat Luke berkali-kali mengusap ponselnya dan menyalakannya. Berkali-kali juga ia mengumpat 'Sial!' karena Chal tidak menjawab telponnya. Firasatnya mengatakan Max sedang bersama Chal kemudian mengungkapkan perasaannya dan terakhir bercinta di dalam Flat Chal. Sepatunya berkali-kali terpaksa mengerem karena beberapa mobil melesat cepat dan Luke hampir tertabrak, semua itu karena Chal, karena Luke berusaha secepat mungkin sampai di Flat Chal untuk menggagalkan semua rencana Max.

"Sial!! Dimana pria itu?!!"

Luke berlari sambil terus mengedarkan pandangannya tiga ratus enam puluh derajat; mencari Max, setelah ia sampai di Flat milik Chal. Max tidak nampak di depan Flat Chal. Untuk sekarang keaadan Luke semakin buruk bahkan pikiran-pikiran buruk mulai menggerayangi otak miliknya, Luke memutar otaknya dan mulai berspekulasi bahwa Max telah masuk ke dalam Flat Chal dan artinya Max sedang bercinta dengan Chal. Langkahnya membawa Luke masuk menuju Flat Chal, sialnya lagi lift tua itu tidak bisa digunakan, ia terpaksa harus mendaki satu persatu tangga sampai lantai lima tempat Chal berada. Empat setengah menit kemudian Luke sampai di depan Flat milik Chal, E107. Luke menarik nafas panjang, menyiapkan mental, entah itu apa yang akan di hadapinya di dalam sana, ia hanya berusaha tenang dan normal, meski itu artinya Chal akan membencinya nanti. Luke mengepalkan tangannya kuat, siap untuk menetuk pintu sialan itu, tapi sebuah dering telepon menghentikan niatnya.

"Luke."

"Chal kau dimana?"

"Di Flatku."

Chat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang