BAB II [ KECEWA ]

612 59 6
                                    

Tokk tok tokk

"Baal, ini gue (namakamu) bukain pintunya"

"Bentar"

Krett

Pintu pun terbuka, dan tiba tiba saja Iqbaal langsung menarik tangan (namakamu) kasar kedalam kamar

"Ehh Ehh, aw lo apa apaan sih baal" (namakamu) menepis tangan Iqbaal yang mencengkram pergelangan tangannya kasar.

"Lo tau, ini kenapa?" Iqbaal menatap tajam (namakamu) dan menunjuk pipi kanannya yang terlihat lebam

"Lo tawuran lagi! Gue tau! Dan sekarang ayo kita belajar, gue udah males nasehatin lo!" (Namakamu) berjalan menuju meja belajar Iqbaal tapi, baru saja mengambil langkah pertama Iqbaal sudah mencengkram kembali tangan (namakamu)

"GUE GINI KARENA LO!" seketika (namakamu) mati kutu setelah Iqbaal membentaknya dengan nada yang tinggi

"Lebam ini karena lo (namakamu)!" Iqbaal semakin mempertajam mata nya, dan Iqbaal tidak peduli dengan mata (namakamu) yang mulai berkaca-kaca. Biasanya Iqbaal tidak akan pernah membuat (namakamu) menangis, karena melihat (namakamu) menangis sama saja membuat hatinya teriris.

Bahkan jika ada seseorang yang telah membuat (namakamu) menangis, Iqbaal tidak pernah segan untuk memukulnya habis-habisan.

Tapi sekarang? Entahlah tampaknya Iqbaal sangat kecewa pada (namakamu).

"Tadi lo telfon gue hikss, minta gue kesini untuk nemenin lo belajar, tapi ternyata setelah gue dateng kesini lo malah bentak gue, apa menurut lo gue suka?" (Namakamu) memberanikan diri membalas ucapan Iqbaal, karena (namakamu) pikir, ia tidak mempunyai salah pada Iqbaal. Dan sekarang pertahanannya pun jebol, ia sudah menangis tersedu-sedu didepan Iqbaal.

Iqbaal? Ia sangat merasa bersalah, apa yang ia lakukan tadi kepada (namakamu)? AH BODOH! Pekik Iqbaal dalam hati.

"Maaf (namakamu), maaf! Gu-gue gk bermaksud buat lo nangis, gue gk maksud bentak lo juga" Iqbaal memeluk (namakamu) erat, seakan memberitahu bahwa Iqbaal tidak ingin kehilangan (namakamu).

"Hikss hikss! Ja-nji jangan hikss diulang lagi?!" Ucap (namakamu) sesegukan sembari membalas pelukan Iqbaal.

"Yaa" balas Iqbaal semakin mempererat pelukannya.

"Tapi kenapa lo hiks, bisa lebam gini?" (Namakamu) meregangkan pelukannya dan mengelus pelan pipi Iqbaal yang lebam

"Gk papa" Iqbaal menatap mata (namakamu) lembut, dan menepis air mata (namakamu).

(Namakamu) merasa Iqbaal menutupi sesuatu darinya, tapi ya sudahlah. (Namakamu) tidak ingin mencampuri urusan Iqbaal.

------------

'13 Februari 2012'

Hari ini hari minggu, hari dimana semua orang bisa kapanpun bergelut di tempat tidur, sama hal nya dengan (namakamu).

Waktu sudah menunjukkan pukul 09.00 pagi, tapi (namakamu) masih saja menelungkup di atas kasur.

Tokk tok tokk

"Hoaamm..." (namakamu) menguap karena telinganya merasa terganggung dengan suara ketukkan pintu itu.

"dekk!! Bangun, didepan udah ada temen lo itu!" Ucap Kiki päda (namakamu)

"Iqbaal?! Ngapain dia kesini aduh!" (Namakamu) langsung bergegas mengambil handuk. Kenapa (namakamu) sangat yakin sekali jika yang dimaksud teman oleh kiki itu adalah Iqbaal? Entahlah.

"Bang, bilangin sama dia kalo gue lagi siap siap!"

----------

(Namakamu) baru saja selesai mandi, dan sekarang ia tengah memakai baju berwarna hitam polos dan celana jeans berwarna putih.

Can't Smile × IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang