BAB IV [ Iqbaal oh Iqbaal ]

468 51 8
                                    

"BUNDA DIEM AJA! BUNDA GK TAU APA APA! DAN BUNDA JANGAN PERNAH BELAIN CEWEK MURAHAN KAYAK DIA! ARGH" pashhhh. Suara benda terjatuh pun terdengar kembali ditelinga (namakamu), dan (namakamu) kembali mengerang karena tangisnya yang makin berderai, Ia tidak menyangka Iqbaal akan berucap seperti itu. (Namakamu) masih tidak peka! Memangnya (namakamu) berbuat salah apa dengan Iqbaal? Sampai sampai Iqbaal bisa semarah ini dengannya:'(

"Iqbaal..." lirih (namakamu) masih tak percaya

"Sudah nak, maaf kan Iqbaal ya, nak (namakamu) pulang saja, mau diantar pak Budi?" tawar Bunda Rike ramah dan mengelus pundak (namakamu).

Iqbaal memang sering seperti ini, sering marah-marah, membentak, saat ada hal yang membuat hatinya tak enak. (namakamu) tak menyangka kalo Iqbaal bisa sampai mengeluarkan kata-kata kotor padanya. Dan itu sangat mengiris hati paling dalam yang (namakamu) punya. Iqbaal itu sahabatnya tapi bagi Iqbaal (namakamu) itu pacarnya, Iqbaal tak ingin jika (namakamu) bertemu dengan laki-laki lain sebelum dapat izin dari Iqbaal sendiri.

"Yaudah tante.... (Namakamu).. Pulang dulu, baal gue pulang, makasih" pamit (namakamu), suaranya terdengar tertahan. (Namakamu) tadinya ingin sekali untuk marah dan membentak balik Iqbaal, tapi apa daya (namakamu)? Ia tidak ingin masalah ini semakim runyam.

----------------

"Yaudah tante.... (Namakamu).. Pulang dulu, baal gue pulang, makasih" Iqbaal mendengar itu, dan setelah terdengar suara langkah kaki (namakamu) pergi. Entah dari kapan air mata Iqbaal telah berderai. (Namakamu) memang sahabatnya, sahabat hidup untuknya. Dan Iqbaal tidak ingin yang seperti ini terjadi.

"ARGH!!! KENAPA SELALU BASTIAN!?"

Iqbaal memang bodoh! Dia telah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak membuat (namakamu) terluka dan menangis. Tapi buktinya? Ia sangat sering membuat (namakamu) menangis.

--------------

"Kenapa lo gitu sama gue baal? Emang gue salah apa? Lo jahat sama gue! Selama ini lo anggep gue sebagai apa? Kita cuman sahabat tapi kenapa sikap lo itu terlalu berlebihan" sedari tadi (namakamu) sudah sampai dirumah nya, dan dikamarnya ia menghabiskan waktunya dengan mengoceh ria sambil menangis, masih tidak percaya dengan apa yang Iqbaal katakan.

**

'15 Februari 2012'

Hari ini (namakamu) tidak ada semangat seperti hari sebelumnya, (namakamu) sangat malas melangkahkan kakinya dikoridor sekolah nya ini. Ia sangat malas sekali bertemu dengan Iqbaal.

Setelah sampai dikelasnya, ia melihat Iqbaal sedang mengobrol bersama Aldi dipojok ruangan kelas tepatnya dikursi dimana (namakamu) dan Iqbaal duduk.

(Namakamu) cepat-cepat mengalihkan pandangannya kelain arah.

"Hai Sal! Gue boleh duduk sini gk?" sapa (namakamu) pada Salsha.

"Boleh kok sini!" kata Salsha membalas keramahan (namakamu).

"Makasih ya, bentar ya gue titip dulu tas, gue mau ketoilet" (namakamu) pergi keluar kelas.

---------------

Iqbaal sedang asik mengobrol bersama Aldi, sampai seseorang yang sedari tadi ia tunggu datang, dan orang itu adalah (namakamu). Iqbaal menatap mata (namakamu) yang terlihat sembab, pasti itu karena ulahnya.

Iqbaal melihat (namakamu) yang sedang berbincang sengan Salsha lalu menaruh tasnya dikursi kosong disamping Salsha. Apa (namakamu) tidak akan duduk di sampingnya? Iqbaal memang sedang marah dengan (namakamu) tapi bukan berarti ia ingin jauh dari (namakamu).

Can't Smile × IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang