Bab V [ saying sorry ]

474 49 6
                                    

From : Aldi
To : (namakamu)

"(Namakamu), please dateng ke rumah gue sekarang! Iqbaal sama gue tadi tawuran, dan Iqbaal keadaannya sekarang parah!"

Damn! Ternyata benar apa yang dipikirkan (namakamu) sedari tadi. Dan Tanpa pikir panjang (namakamu) mengambil tas dan jaketnya untuk pergi ke rumah Aldi.

Khawatir! Khawatir! Khawatir!

**

Iqbaal keadaannya parah

Iqbaal keadaannya parah

(Namakamu) termenung didalam angkot, memikirkan pesan yang Aldi tadi kirimkan.

Stop depan pak

Angkot pun berhenti tepat didepan rumah Aldi, dengan sigap (namakamu) langsung keluar dari angkot dan menekan bell yang bertengger di atas pinggir pagar rumah Aldi.

Ting tong

Sang pemilik rumah pun keluar, Aldi.

"Di, dimana Iqbaal? Gimana keadaannya?" tanya (namakamu) sangat khawatir dengan keadaan sahabatnya.

"Ayok ikut gue!" Aldi menarik lengan (namakamu) masuk kedalam rumahnya.

Aldi melepaskan genggamanya. Dan (namakamu) melihat seseorang yang sedang mengerang dikursi ruang tamu milik Aldi, tanpa pikir panjang (namakamu) menghampiri seseorang itu.

"Baal, lo gk papa kan?" (namakamu) tidak tega melihat sahabatnya yang babak belur seperti ini.

------------

"Ash!" Iqbaal mengerang menahan sakit luka-luka yang terdapat di mukanya.

Ia melihat Aldi yang sedang berjalan bersama seorang gadis yang akhir-akhir ini sering membuat emosi Iqbaal naik.

Mata gadis itu memancarkan ke resahan, dan jantung Iqbaal berdetak kencang sesaat gadis itu mendekat kearahnya dan duduk disampingnya.

"Baal, lo gk papa kan?" Shit! Pertanyaan bodoh macam apa ini? Sudah jelas Iqbaal sedang kenapa-kenapa.

Pandangan mereka saling bertemu, Iqbaal masih mengingat kejadian tadi disekolah, saat (namakamu) menendang kakinya.

"Ngapain lo kesini?" Tanya Iqbaal sesinis mungkin

"Gue kesini, di suruh Aldi! Kata dia keadaan lo parah karna habis tawuran, tapi nyatanya lo cuman luka kecil gini!" jawab (namakamu) acuh, sebenarnya ia sangat khawatir tapi karna melihat respon Iqbaal yang sinis dan ia masih tidak terima dengan kejadian waktu itu, jadi (namakamu) bersikap acuh pada Iqbaal.

"Oh, jadi kalo Aldi gk nyuruh lo kesini! Lo gk akan peduli sama gue? Sahabat macam apa lo!?" Iqbaal mengelus luka lebam dipipinya.

"Huft, oke oke gue khawatir sama lo! Gue dateng kesini tulus untuk nengok lo! Bukan karna Aldi yang nyuruh gue kesini! Puas lo?" Dengan rendah hati (namakamu) mencoba menghapus semua waktu buruk antara dirinya dan Iqbaal, dan menerangkan jelas-jelas tentang perasaan khawatirnya pada Iqbaal.

Can't Smile × IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang