part xi.

2.9K 376 24
                                    

claudya merasakan lehernya dicengkram dengan kuat, membuat gadis itu tersedak dan tidak bisa bernapas. badannya ikut terangkat keatas, claudya memberontak tapi sia-sia. cowok itu jauh lebih kuat darinya.

"brengsek! jauh-jauh dari cewek gue!" ujar ezra diiringi suara ringisan cowok tadi.

claudya jatuh terduduk sambil memegangi lehernya. ia masih shock atas kejadian tadi. pertengkaran terjadi tak lama kemudian,  ezra menangani lima orang sekaligus.

claudya merasakan tangannya ditarik dan menjauh dari pertengkaran itu. rafa membantu claudya masuk ke dalam mobilnya "lo nggak apa-apa?" tanya rafa khawatir. "dy?"

"nggak apa-apa."

"tapi, gue sempet lihat lo--"

"aku cuma shock."

rafa memukul stir di depannya dengan marah "bangsat! ezra kenapa sih?!" cowok itu menatap claudya marah "kenapa ezra biarin dia nyakitin lo gitu aja?!"

aku pacarin kamu untuk pelampiasan disaat aku masih belum bisa menerima kenyataan kalau hubunganku dengan cinthya berakhir!

"aku juga nggak tau, raf." jawab claudya lirih.

...

claudya mengeratkan jaketnya karena suhu di koridor rumah sakit semakin mendingin. terlebih karena efek air hujan tadi, claudya menjadi menggigil karenanya.

koridor rumah sakit sangat sepi, bahkan claudya bisa mendengar suara sepatu hak milik perawat yang mengenai lantai dan bergema.

jam menunjukkan pukul setengah tujuh malam dan dokter masih menangani luka ezra.

setelah kejadian tadi siang, rafa dan claudya sama-sama diam, sibuk dengan pikiran masing-masing ketika di dalam mobil sampai-sampai ketika claudya sampai di rumahnya, hujan turun.

disaat claudya ingin mencerna dan memikirkan semua perkataan ezra, cowok itu datang dengan nafas terengah-engah, baju basah karena hujan, dan luka-luka lebam.

cowok itu berdiri di depan rumah claudya, dengan mata sayunya ia mengatakan, "syukurlah, kamu nggak apa-apa." sambil tersenyum tulus.

kalimat pendek yang mampu membuat claudya kembali meneteskan air mata. cowok itu jauh-jauh datang ke rumahnya dengan luka di sekujur tubuhnya hanya untuk memastikan kalau claudya baik-baik saja.

selanjutnya, ezra tumbang begitu saja di depan rumah claudya. tanpa berpikir panjang, ia segera meminta bantuan orang rumah supaya mengangkat ezra ke dalam mobilnya.

kenapa sih, ezra tidak bisa membiarkan claudya sendiri? kenapa ia datang disaat claudya tahu kalau seharusnya claudya melupakannya?

seorang perawat keluar dari ruangan "keluarga ezra bayangkara?"

dengan cepat, claudya berdiri dari duduknya "keluarganya belum datang, sus. saya.." perkataan claudya terhenti ketika mengingat kejadian tadi. apa masih pantas kalau claudya menganggap dirinya sebagai pacar ezra? "saya temannya,"

perawat itu mengangguk kecil "baiklah. ezra sudah siuman sejak tadi, ia tidak apa-apa hanya sedikit kelelahan dan ditambah dengan air hujan. semua luka lebamnya sudah diobati.

claudya tersenyum kecil "terima kasih, sus."

perawat itu membalas senyuman claudya dan mengangguk "saya akan memanggilnya."

claudya merasakan jantungnya berdegub kencang. ia belum siap untuk bertemu dengan ezra lagi. tidak sekarang.

tak lama kemudian, ezra keluar dari ruangan tempat dimana ia diobati. setelah sang perawat meninggalkan mereka berdua, suasana hening tercipta.

"maaf. aku panik ketika kamu tiba-tiba pingsan dan aku langsung bawa kamu ke rumah sakit." ujar claudya sambil menatap ezra.

ezra menatapnya balik. tatapan yang membuat claudya hampir menangis karena mengingat perkataan ezra tadi.

kuatkan dirimu, claudya. dia mencintai perempuan lain dan itu bukan dirimu, batin claudya.

"ap... apa setelah ini kamu masih akan melakukan semua hal itu?" tanya claudya lirih.

ezra memasang wajah datarnya "bukan urusan lo." ujarnya dingin.

hati claudya mencelos mendengar jawaban ezra. sejak kapan ia berubah menjadi dingin seperti ini?

"ini jelas urusan aku juga. kamu bisa aja lebih parah dari ini ezra! kamu bisa--"

"cukup. apa kurang jelas apa yang gue omongin ke lo tadi siang?"

claudya merasakan air matanya berkumpul dipelupuknya.

sial, claudya. bisakah kamu tidak menjadi gadis cengeng sekarang?, batin gadis itu.

"tapi kamu baru saja, kerumahku hanya untuk menanyakan apa aku baik-baik saja..."

"ya, karena gue bertanggung jawab atas kejadian tadi. nggak lebih."

"apa bagi kamu ini semua nggak berarti apapun?" ujar claudya, bahunya bergetar menahan emosinya.

"untuk apa gue mempertahankan hubungan dengan perempuan yang diem-diem juga berhubungan dengan laki-laki yang dia sebut sahabatnya?"

"apa maksud kamu ezra?" ezra hanya berdecak lalu tersenyum miring " aku sama rafa nggak ada hubungan apa-apa, selain sahabat!"

"oh, jadi lo ngerasa?"

"stop, zra!" claudya merasakan matanya memanas "cukup..." cowok itu hanya menatapnya datar "mungkin aku yang terlalu bodoh."

ezra menatap pipi claudya yang sudah basah akibat air matanya yang keluar. cowok itu hanya diam tanpa berbuat apapun.

"aku harus pergi. mungkin deon dan dion sudah berada di lobby."

sebelum ia sempat benar-benar meninggalkan ezra, ia merasakan tangannya ditahan oleh cowok itu membuat claudya kembali membalikkan badannya dan melihat wajah ezra.

ezra tampak berpikir "gue mau kalau lo anggap semua ini nggak pernah terjadi. semua hal tentang lo dan gue. lupain semuanya."

claudya tersenyum kecut "kalau itu maumu."

[]

a/n: I KNOW I KNOW. Gue telat lagi update. Gue juga nggak ngerti. Padahal udah libur kayak gini gue msh aja lama updatenya. Harap maklum ya guys, ide gue ini suka nge stuck:"(

so yeah, wah fansnya ezra sudah menjadi hater nih... Hm

P.S. I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang