"Siapa Nama Anda, Tuan?"
Liu segera memandang wanita tersebut dengan tatapan kosong, wanita yang ditatap hanya menelan ludah dengan susah payah. Siapa yang tidak resah sendiri jika ditatap oleh seorang pria yang sebenarnya punya mata tajam namun menatap dengan tatapan kosong?
Kenapa Anda sebenarnya, Tuan?
" Liu Xhi." Akhirnya Liu menjawabnya setelah suasana canggung beberapa menit, sebenarnya ia ragu ingin mengatakan nama belakangnya, apakah wanita itu menyadarinya?
"Jangan bilang kau adalah salah satu keluarga perusahaan Xhi yang mempunyai bisnis ekspor-impor terkenal di Guangzhou?" Wanita itu membulatkan matanya, spontan mengucapkan bahasa informal kepada Liu. Liu memandang datar kepada wanita itu.
Terlalu cepat untuk ini.
Liu menggeleng, "Jangan menyimpulkan sesuatu dengan cepat. Cerita masih panjang, Qian." Qian tersentak, bagaimana pria ini dapat menebak namanya? Perasaan dia tidak ada menyebutkan namanya dihadapan pria ini.
"Lihat di belakangmu." Qian segera melihat ke arah belakang, dan ternyata teman-temannya sudah memanggil dia daritadi dibalik pintu. 'Dasar bodoh! Bagaimana bisa aku tak mendengarnya?' Qian menoleh lagi pada Liu, Liu hanya memandangnya dengan tatapan seperti biasa dan mengendikkan dagunya ke arah Qian. Memberi kode bahwa teman-temannya, memanggil sedari tadi.
Qian menoleh ke pintu, dan segera membuka pintu dengan tampang kesal,
"Aish, jangan seperti itu dong, kawan. Aku kan juga ingin tahu keadaan orang yang pingsan tadi." Cha Yeon—salah satu temannya yang berasal dari korea—mengedip-ngedipkan matanya ke arah Qian, Qian hanya memutarbola matanya,
"Aku tau, tapi kan kau bisa tidak sih tidak usah melakukan hal memalukan tadi depan pintu? Seperti aku tidak mendengar kalian saja." Qian menunjuk ke arah Cha Yeon, dan kedua temannya yang bernama Zhie dan David. Zhie dan David hanya mengangkat bahu,
"Kau tadi tidak mendengar," David menyahut, dan memutar knop pintu, "Aku akan melihatnya. Cepatlah, Zhie. Kau mau mendengar ocehannya?" Zhie tersenyum geli dan segera mengacak-ngacak rambut Qian dan mengikuti David masuk ke ruangan.
"Dasar laki-laki. Kedua orang itu selalu saja menyebalkan, sama seperti kau, Cha Yeon" Qian menunjuk jari telunjuknya ke Cha Yeon, Cha Yeon merengut lalu membalas perkataan Qian,
"Dasar tidak tahu diri. Kau juga lebih menyebalkan, sama seperti nenek sihir. Apalagi kau sangat cerewet, melebihi ibuku." Cha Yeon menjulurkan lidahnya ke arah Qian, Qian mendelik, dan Cha Yeon segera masuk ke ruangan tanpa memperdulikan tatapan Qian.
"Sialan." Qian pun menghela napas, dan mengibas-ngibaskan tangannya, "Aku akan cepat tua jika seperti ini." Qian pun segera masuk ke dalam ruangannya.
***
"Ah, jadi kenapa kau bisa pingsan di danau?" David menatap tajam ke arah Liu, Qian mendelik,
"Bisa tidak sih kau sopan padanya?" Qian mencubit lengan David, David meringis dan segera mengusap-ngusap lengannya yang dicubit tadi.
Liu terdiam sebentar dan segera menggeleng pelan.
"Cerita yang panjang, secara garis besar aku sedang dalam dunia hitamku." Qian mengernyitkan keningnya, apa maksud pria ini?
"Dunia hitam?" David mengangkat salah satu alisnya, sedikit tertarik atas jawaban Liu.
"Ya. Dunia hitam, dimana kau akan merasakan titik kesakitanmu tapi bagiku itu adalah suatu kesenangan. Dunia hitam dalam pikiranku adalah seperti itu." David mengernyit,
"Kau benar-benar sulit dimengerti, Tuan." Qian melotot lalu mencubit pinggangnya lagi lalu berbisik kecil padanya,
"Kau sopanlah dikit kepadanya!" David tertawa kecil lalu mencubit hidung Qian.
"Apa kalian pacaran?" Liu bertanya ragu-ragu, dia seperti tidak percaya saja. Ternyata wanita Monalisa ini sudah ada yang memiliki.
Qian sedikit berteriak, "Tidak!" Lalu merengut unyu, Liu tersenyum kecil. Orang ini mempunyai banyak ekspresi.
Zhie yang daritadi terdiam akhirnya berbicara,
"Kau. Liu Xhi, bukan?" Semua terdiam, ada apa dengan Zhie? Kenapa ucapannya mendadak dingin?
Liu memandang kosong saja ke arah Zhie, menyembunyikan perasaan was-wasnya sebisa mungkin.
"Aku pernah mendengar berita mu. Aku tak menyangka Nyonya Xhi benar-benar membuang anaknya. Eh tunggu, apa kau dianggap sebagai anak Nyonya Xhi? Yang kudengar Nyonya Xhi tidak menganggap anaknya." Zhie menyeringai, jika itu benar, maka dia bisa mendapat keuntungan dari ini. Menyebarkan berita itu dan membuat saingan perusahaannya jatuh.
Liu tersenyum kecil, membuat Zhie makin menyeringai.
"Aku..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Masochist
RandomRasa sakit adalah kesenanganku. Ketika orang membuat ku menderita, tentu saja aku menerimanya dengan senang hati. Self injuries? Oh, bukan. Aku tak suka menyakiti diriku sendiri. Aku hanya senang saja dengan hidupku yang menderita. Gila? Tentu saja...