Masochist
Guangzhou, 13 April 2010
Malam yang indah dengan ditemani siraman cahaya rembulan. Angin malam berhembus pelan menembus tubuhpria itu—Liu—seketika hawa dingin langsung menjalar ke tubuhnya.
Suhu udara padamalam hari ini pun memang tergolong sangat dingin, dan semua itu dirasakan badannya, seolah-olah semua badan nya membeku. Liu membuka bibir pucatnya sedikit, hendak mengatakan sesuatu tapi sulit.
Liu hanya tertawa lirih dalam hati, menyadari bahwa dunia ini tidak berpihak kepadanya,
Liu ingin menanggis, sungguh. Tetapi tak ada satu setetes pun yang keluar dari matanya.
“Apakah jiwaku dan perasaan ku sudah mati?” lirihnya pelan dengan suara tercekat. Bertanya pada diri sendiri,dan karena pada akhirnya pun,
Liu menikmati semua rasa sakit yang diberikan oleh dunia ini.
Guangzhou, 13 April 1995
“Anak sialan! Seharusnya kamu tidak lahir! Gara gara kamu, suamiku mati!” teriak seorang ibu kepada bayinya yang baru lahir.
“Nyonya, Tenang! Kendalikan emosi,nyonya. Bayi itu tidak bersalah.” sang perawat berusaha memegang tangan si ibu itu, yang hendak memukul bayinya.
Si ibu tidak mau kalah, berusaha memukul dan mencekik leher bayinya yang bahkan belum pernah menggores tinta hitam di kertas putih yang bersih. Astaga, bayi itu bahkan belum bisa bicara, hanya bisa menangis.
Si ibu akhirnya bisa tergeletak lemas saat Dokter menyuntikkan obat penenang di lengan kanan nya. Dokter itu menatap bayi itu dengan pandangan sedih,
Cinta bisa membutakan segalanya.
Guangzhou, 31 Maret 2010
“duìbuqi[1], ibu.” Kata itu, sudah sekian ribu kali ia mengucapnya. Lagi dan lagi, terus seperti itu. Selalu mengenai kematian ayahnya dengan kelahiran dirinya. Seolah ibunya ini tidak menginginkan nya, membencinya.
Saat ini pun ia hanya bisa diam, tidak bersuara. Saat kuku jari tajam sang ibu kandung nya ditancapkan pada lengan, dan sekali lagi, ia menarik nafasnya dalam dalam saat ibu nya menjambak rambutnya dengan keras lalu mendorong tubuhnya hingga tubuhnya terpelanting keras. Kepalanya terantuk dinding,kulit tipis yang melapisi itu teriris cepat, dan kening nya mengeluarkan darah segar.
Saat ini ia sedang berusaha untuk berdiri, menggapai-gapai dinding untuk membantunya berdiri, “M-maaf ibu. Aku tidak akan mengulangi kesalahan ku lagi.“
“Omong kosong! Semua yang kamu lakukan itu salah, tidak ada yang benar. Bahkan kamu itu—“
Dan Ia berharap pada saat ini juga,detik ini. Ia berharap Tuhan dapat menulikan pendengaran nya, mematikan semua saraf pendengaran nya, saat ini juga ia ingin keheningan yang memenuhi ruangan ini, tak peduli bahwa ia disiksa berkali-kali. Hanya saja, jangan katakan—
“Aib di dunia ini, Bahkan saat kamu lahir pun, kamu sudah membawa kesialan.”
Liu pun berpikir, sebuah penjelasan sederhana tapi menyakitkan. Entahlah.
Liu berpikir, bahwa Dunia memang benar-benar tidak menginginkan nya, bahkan Ibunya sekali pun.
Sudah berapa kali Liu berusaha untuk membuat ibu nya bahagia? Tapi sungguh, ia sangat mencintai ibunya walaupun ia tahu ibunya membencinya. Selamanya.
Dan Liu pun tulus mengatakan itu, dan rela mengobarkan semua badan nya—dan hatinya—
Guangzhou, 10 April 2010
KAMU SEDANG MEMBACA
Masochist
RandomRasa sakit adalah kesenanganku. Ketika orang membuat ku menderita, tentu saja aku menerimanya dengan senang hati. Self injuries? Oh, bukan. Aku tak suka menyakiti diriku sendiri. Aku hanya senang saja dengan hidupku yang menderita. Gila? Tentu saja...