Menjalani hari - hari sendirian lagi tanpa ada Rafino dan gara-gara itu mami gue berniat menjodohkan gue lagi.
Ini adalah hari-hari yang gila, gue gak punya siapa-siapa sekarang buat gue aja ngobrol. Sally ? Dia lagi seneng-seneng sama Glen. Raina ? Sama! Dia lagi seneng-seneng sama cowoknya!
Gue berjalan ke lemari buat mencari sesuatu dan gue mendapatkan banyak surat dan bunga yang berhamburan di dalam lemari.
Waitt! Gue inget! Semua ini di beri oleh cowok misterius itu. Dulu gue bertekad kalo gue tau siapa cowok itu! Gue harus minta penjelasan!
Entah kenapa sekarang gue ingin sekali mencari siapa yang ngasih gue semua ini.
Gue membawa seluruh surat ke tempat tidur gue. Gue mulai membacanya.
"Hey Lidya! Aku kangen kamu!"
"Kamu tau sekarang aku gak bisa jagain kamu karena aku jauh, tapi aku janji aku pasti kembali!"
"Lidya ? Kamu pasti penasaran kan siapa aku ? Tenang aku pasti akan menunjukkan siapa aku."
"Jujur dari pertama aku melihatmu, aku menyukaimu, itu terjadi cepat sekali, mungkin aku hanya laki-laki bodoh yang tidak mau melihatkan jati diriku kepadamu karena aku punya alasan.
Apa alasannya ? Batin gue.
" Kalau sekarang aku ada disana, aku akan langsung melamarmu di depan keluargamu setelah SMA ini tapi aku jauh! Maaf!"
"Kamu mau tau ? Kamu itu bagaikan matahari, kenapa ? Karena kamu itu jauh dari aku, seperti matahari yang jauh dari bumi, karena kamu hanya bisa di lihat sebentar, seperti matahari yang hanya bisa dilihat di siang hari, sedangkan malam ? Matahari itu tidak ada! Maaf, aku belum bisa menggapaimu, padahal aku ingin sekali kamu seperti mobilku yang selalu ada di dekatku, ingat aku ya! Sering-sering baca suratku!
Itulah beberapa surat yang sudah ku baca dulu setiap dia mengirimnya.
Sebenernya siapa dia ? Gue mulai penasaran. Batin ku.
Gue melihat ada beberapa surat yang belum aku baca dan aku mulai membacanya.
"Hey Lidya! Aku tau kamu pasti sudah dewasa sekarang! Aku ingin sekali bertemu denganmu karena aku... sudah pulang! Aku akan segera melihatmu lagi!"
"Aku seneng banget bisa liat kamu lagi! Makasih ya tuhan sudah mempertemukan aku dengannya!"
"Hey ???? Siapa yang menjodohkanmu !!! Aku tidak pernah setuju dengan perjodohanmu! Semoga kamu gak jadi dijodohin sama dia karena kamu cuma buat aku!"
Kok dia bisa tau aku dijodohkan ? Berarti dia adalah orang yang dekat dengan gue. Batin gue lagi.
"Lidya, kamu tau gak ? Aku sedih jika liat kamu sedih seperti ini, seandainya aku bukan laki-laki pengecut dan bodoh tidak berani keluar dan berhadapan denganmu. Maaf! Aku hanya bisa menulis surat dan mengirimkan bunga untukmu. Aku harap kamu bersabar menungguku."
"Hey! Apa-apaan kamu ini! Kenapa kamu menerima perasaan Rafino! Aku gak mau kamu disakitin! Dia itu Playboy!"
"Apa-apaan dia ? Enak saja ngelarang gue buat gak menerima perasaan Rafino! Oh dan dia tau dari mana tentang Rafino ? Dan apa lagi ini! Dia bilang Rafino playboy ?? Tapi gak mungkin lah selama ini gue melihat Rafino itu cowok baik-baik." Batin gue kesal.
Sekarang gue sangat berniat sekali untuk mencari tau siapa dia ? Dan gue akan meminta penjelasan semua ini!
Gue mulai membaringkan badan dan aku mulai memikirkannya.
Akhirnya gue memilih untuk merenungkannya di luar dan aku memilih untuk ke cafe.
Gue memilih duduk di pojok dan gue mulai memikirkan nya sambil menyedot minuman gue.
"Hey!" Ucap seorang yang duduk di depan gue, tapi gue gak peduli yang penting sekarang gue memikirkannya.
"Lidya! Lo kesurupan !?" Teriak orang itu dan membuyarkan semua pikiranku.
"Lo itu! Pergi sana jangan ganggu gue!" Gue mulai melihat wajahnya dan gue menutup mulut dengan tangan sendiri, gue menemukan seorang yang mirip dengan Rafino.
"RAFINO !?" Gue berteriak histeris dan langsung refleks memeluknya sehingga menjadi bahan perhatian orang.
"Eh jangan teriak dong, malu tuh diliat orang." Gue mulai melihat sekitar dan benar saja! Semua orang memerhatikan gue. Duh malu!
Gue melepaskan pelukan gue, "kok gak bilang sih pulangnya cepet ?"
"Hahahahaha." Dia malah ketawa, emang ada yang lucu ?
"Kok ketawa sih ?"
"gue ini kembarannya Rafino." Ucapnya dengan senyum menahan ketawa.
"WTF! Gue sekarang kena najis dong! Gara-gara Peluk lo! Ihh gak ada Raina kan disini ??" Gue mengedarkan padandangan gue melihat siapa tau ada wujud si Raina dan gue yakin gue bisa di bunuhnya.
"Gak ada kok, Raina ke Singapura nemenin nyokapnya berobat." Ucapnya.
" ohh , okee." Sekarang gue lega. "Ngapain lo kesini ?" Gue nanya.
"Gue rencana nya mau menghabiskan waktu disini dengan wifi gratis."
"Ih gak modal!"
"Biarin wee! Daripada lo ngelamun kayak tadi! Kayak orang abis ditinggal nikah!" Dia meminum kopi yang dia pesan.
"Ouch, hati gue sakit." Gue memegang hati gue.
"Wah gue gak nyangka! Semenjak ditinggal Rafino lo jadi lebay gitu." Ucapnya dengan santai. Menyebalkan banget nih cowok!
"Kesel!!!!! Pergi lo sana!!! Lo mengganggu pikiran gue."
"Biarin, biar gue selalu ada di pikiran lo dan lo gak akan lupa sama gue." Dia menggoda gue dan tersenyumenunjukan giginya.
"Shit! Gue laporin Raina lo ngegombalin gue!"
"Laporin aja." Ucapnya santai.
Kalo gue lama - lama ngadepin cowok gila kayak dia! Bisa ikutan gila juga gue. Akhirnya gue meninggalkannya dan berlari sekencang-kencqngmya karena dia dari tadi teriakin nama gue.
Duh gimana gue mau tau siapa yang ngirim surat itu kalau pikoran gue selalu di ganggu orang!
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You ?
Teen FictionKisah tentang perempuan yang selalu mendapatkan surat dan bunga dari seseorang yang entah dia kenal atau gak ? Lama-kelamaan perempuan itu lupa dengan semua surat dan bunga itu. Tapi, entah kenapa setelah seorang yang pernah mengisi hatinya pergi m...