Part 19 (senang/sedih?)

90 8 2
                                    

Gue gak nyangka sudah satu bulan gue sama Rafino pacaran dan mami juga udah tau sekarang gue punya pacar. Dududu mami gue seneng banget sekarang gue udah besar katanya. Ahh mungkin karena selama ini gue gak pernah nunjukin rasa suka sama cowok mungkin ? Ah sudahlah lupakan itu.

Tiga hari yang lalu juga mami membatalkan acara perjodohan gue dengan Glen, karena Glen juga setuju untuk memutuskan hubungan pertunangan nanti dengan gue.

*flasback on

"Sayang buka pintu kamarnya dong ? Ada yang mau ketemu sama kamu nih." Ucap mami dari balik pintu.

Gue yang masih tertidur akhirnya pasrah bangun dan berjalan keluar kamar.

"Mami siapa sih yang nyari pagi-pagi gini waktu weekend juga !? Nganggu banget sih!" Gue berjalan menuju ruang tamu setelah dari dapur untuk mengambil minuman.

Ketika gue sampai di ruang tamu, gue terkejut. Kok mereka berdua ?

"Eh ?"

"Eumm, maaf ya sebelumnya Lidya, gue tau lo pasti terkejutkan ketemu sama gue, gue cuma mau bilang kalo gue akan batalkan acara tunangan kita karena --" omongannya gue potong. Ya siapa lagi yang datang kalo bukan Glen.

"Ya bagus dong kalo lo mutusin pertunangannya, gue bisa free dong." Gue meminum minuman yang tadi gue bawa.

"Heh, gue belum selesai! Lo tu hobi banget nyari masalah sama gue." Amarah Glen keluar.

"Lo tu ya yang hobi banget ngerusak ketenangan gue!" Bentak gue juga.

"Karena lo yang duluan merusaknya!"

"Lo duluan!" Gue gak mau kalah.

"Udah cukup!!!" Ternyata gue lupa kalo di sebelah Glen ada Sally. Oke anggap gue kurang ngajar melupakan sahabat sendiri.

"Maaf Lid, gue gak cerita ke lo, lo selalu cerita ke gue kalo ada sesuatu terjadi tapi gue gak! Sekali lagi maaf." Sally menundukkan wajahnya dan keliatannya menahan air mata.

"Gue udah maafi lo kok tenang aja." Gue gak mungkin membenci sahabat gue sendiri kemudian gue ngelirik ke Glen dan dia menatap gue tajam.

"Oke-oke fine! Gue juga udah maafi lo kok!" Ucap gue dengan wajah tidak ikhlas tapi gue tulus kok.

"Ih gak ikhlas lo ngomong!" Cetus Glen.

"Udah ah gue males mulai lagi, oh iya mami udah tau ini ?"

"Sudah, semalam mami nelpon tante." Jelas Glen.

"Oke baguslah." Gue bangkit dari duduk dan berniat masuk ke kamar. Kayaknya gue cukup kejam dengan tamu.

"Tunggu Lidya!" Gue membalikan badan.

"Eh ada apa ?"

"Ini." Dia memberikan sebuah udangan berwarna coklat.

"Kalian nikah ?" Gue kaget ketika gue buka dan gue liat siapa yang nikah.

"Iya! Jangan lupa dateng ajak Rafino." Seru Sally.

"Oke makasih gue pasti dateng kok." Gue mengancungkan jempol gue.

"Ya udah, gue sana Glen pamit dulu, byee! Jangan lupa dateng ya!" Sally dan Glen sudah keluar dari rumah dan gue masuk kamar dengan senang.

"Sayang ?" Mami manggil gue.

"Iya ada apa mi ?"

"Kamu udah tau kan perjodohan ini batal dan mami pengen kamu cepet-cepet di lamar sama si Rafino itu." Ucapan mami membuat gue syok.

Who Are You ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang