One

2.3K 204 2
                                    

Jangan lupa vote dan comment.

Selang beberapa detik kepergian Aline, tiba-tiba suara ricuh terdengan dari gerbang kantin. Adeline yang masa bodo tidak menghiraukannya sama sekali. Sampai tiba-tiba ada yang berdehem di dekat tempatnya duduk. Adeline segera menengadahkan kepalanya, seketika dia membeku meliha siapa yang datang.

Dia menghela nafas dengan gusar. "Maaf ka, ada apa ya?" katanya sambil mengatur debaran jatungnya yang mulai tidak teratur.

Yang ditanya tidak menjawab hanya diam dan menatap dalam mata Adeline membuat yang di tatap kehabisan oksigen. Bagaimanapun juga dia harus mengakui bahwa pria yang ada di hadapannya ini memang tampan, jadi tidak salah jika dia mendapat julukan most wanted. Kependudukannya yang menjabat sebagai ketua Osis juga memuat nilai plus baginya. Rambutnya yang membentuk jambul keatas, hidungnya yang macung, matanya yang teduh dah bibirnya yang ah-. Hei, sadar Adeline dia yang sudah membuatmu seperti ini.

"Siapa namamu" katanya sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Adeline" ucapku. Dia hanya mengangguk sambil mengangkat tangannya mengajak berjabat tangan.

"Kenalkan nama saya Rafa Revano Dominick" Aku hanya mengangguk membalas menyalaminya. Seketika banyak yang memandangku dengan tatapan tidak percaya. Dalam hatiku bertanya-tanya why? Ada yang salah dengan penampilan ku?.

Aku menstabilkan jantung yang makin tidak jelas ritme detakannya, dan memberanikan diri untuk bertanya balik kepadanya. "Bukankah sudah pasti semua adik kelas tahu nama kakak siapa, kakak kan ketua Osis yang sangat terkenal seantero sekolah jadi mana mungkin saya tidak tahu nama kakak" jawabku setenang mungkin.

Dia tersenyum kepadaku, oh god. Senyumnya benar-benar manis, perfect. "Del, ini pesanan- eh, ka Rafa kan yang tadi duet sama Adeline. Ada apa kak." Aline yang tiba-tiba datang mencairkan suasanan yang sangat canggung tadi. Terimakasih tuhan.

"Oh ya, jadi benar kamu tadi yang duet sama saya, boleh saya minta contact persons kamu?" katanya sambil mengeluarkan hanphone miliknya.

"Aaaaa..." Serempak kaum hawa yang ada di kantin saat itu teriak tidak karuan mendengar pernyataan bahwa Rafa meminta Cp Adeline.

"Ka Rafa, mending minta pin aku aja ka"

"Mending Cp aku aja ka, ngga perlu minta aku yang kasih langsung ka"

Dan bla bla bla. Banyak lagi hal-hal semacam itu, Rafa hanya diam mendengar itu semua.

Sedangkan Adeline yang dimintanya hanya diam saja, terpaku atas apa yang dikatakan oleh Rafa dan berhasil membuat jantungnya kembali tidak normal.

"Bagaimana Adeli-" Tettttt. Tettttt. Perkataannya terpotong oleh bunyi bel. Rafa mendengus kesal mendengar bunyi bel. "Baiklah nanti saya temui kamu lagi" Diapun langsung melesat meninggalkan Adeline yang masih terpaku.

"Heh.. Adelineeee" Teriak Aline sedari tadi menyadarkan Adeline yang bengong saja.

Seketika Adeline sadar. "Loh, kok udah sepi sih Al" dia menggaruk tengkungnya yang tidak gatal.

Aline seraya menoyor kepala Adeline. "aduh sakit pea kepala gua" katanya sambil meringis mengusap jidatnya.

Setelah melanjutkan kegitan di sekolah untuk hari terakhir, semua peserta sangat antusias karna bebas dari neraka dalam bumi.

Note: tidak ada proses penyuntingan naskah. Typo di tanggung pembaca.
Jangan lupa tinggalkan vote dan commentnya.

Love With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang