Seven

1.7K 159 8
                                    

Jangan lupa untuk memberika vote dan commentnya terimakasih.


Sudah setengah semester Adeline bersekolah di SMA Cakrawala, sudah selama itu pula dia belum bertemu dengan mamahnya. Banyak hal menarik terjadi selama beberapa bulan terakhir.

Ketika dirinya dinobatkan sebagai most wanted karena kebolehannya untuk unjuk gigi dalam bidang musik, serta pendamping setianya Rafa yang sudah mendapatkan gelar most wanted terlebih dahulu membuat keberadaan mereka berdua selalu menjadi sorotan di sekolah.

Hari ini adalah hari dimana Adeline dan Rafa mengadakan mini konser di sekolahnya dalam rangka merefresh sejenak otak yang sedikit kaku akibat ulangan semester kemarin.

Pagi-pagi sekali Adeline sudah tiba di sekolah, Adeline sudah mempersiapkan segala sesuatunya sebaik mungkin untuk para fansnya.

Namun, tak jarang juga ada segelintir orang yang membenci Adeline. Entah karena iri akan suaranya atau karena kedekatannya dengan Rafa.

Ketika Adeline berjalan di koridor kelas, dia merasakan ada yang mengikutinya sedari tadi. Tapi ketika dia berbalik kebelakang nihil, tidak ada siapapun disana. Sedetik kemudian Adeline berlari ke kelasnya, berharap Aline cepat samapi di sekolah.

Brak!

Tiba-tiba pintu di dalam kelas tertutup rapat. Adeline yang terlonjak kaget langsung lari berhamburan ke arah pintu berusaha membuka pintu.
"Tolongg.. siapapun di luar, tolong bukain pintu woyy.." Adeline menggedor-gedor pintu dari dalam berharap ada yang mendengar. Dia langsung melihat arlojinya dan, Shit!.

Yang benar saja baru jam 6.05 menit mana mungkin ada yang sudah datang sepagi ini.

Adeline Pov

Pintunya terbuka, Prok! Prok! Prok!. Siapa yang datang dan menepukkan tangannya, oh god. Ada tiga wanita dengan tinggi badan yang ideal dan cantik, namun make up lebih mendominan pada wajah mereka. 2 orang wanita lainnya langsung mengikat tanganku, aku tidak tahu merek itu siapa karena aku tidak terlalu fokus dengan sekitarku yang seperti ini.

"Sel, Key iket dia sampe putus sekalian urat nadinya. Gua benci liat dia bisa ngelebih ketenaran kita, gua benci dia deket-deket sama Rafa" Ucap wanita didepanku ini dengan amarah yang meledak-ledak. Oh, aku tahu sekarang ternyata dia heatersku dan fans fanatiknya ka Rafa.

Dia mencengkram kedua pipiku dengan kasar, tangannya yang dingin mengenai permukaan kulitku yang lembut membuatku sedikit meringis kesakitan, dasar nenek lampir tidak punya hati. Gerutuku dalam hati.

"Heh lo, jangan pernah deket-deket sama Rafa deh-" Plak. Aku meringis pipiku yang tadi di cengkram olehnya dan sekarang aku mendapat tamparan yang mendarat dengan mulus di pipiku.

Dia menjambakku "Arrghh sakit ka" Aku tak bisa berkutik sedikitpun dengan keadaanku yang diikat seperti ini aku hanya pasrah semoga ada orang yang lewat depan kelasku dan menyelamatkanku.

"Guys siram dia pake cairan tadi biar mampus dan tau rasa lo, jangan berani buat deket-deket Rafa lagi lo. Dan ngga usah sok ngartis, ngerti ngga" Dia menjambakku semakin keras sehingga kepalaku sampai mendongak ke atas. Dan byur, aku tidak tahu apa yang ada di pikiran wanita di depanku saat ini.

Diamanakah hati nuraninya ya tuhan. Bau busuk seketika menyerbak di ruangan ini dengan seketika dia menambahkan sekali lagi tamparan keras di pipiku membuatku semakin meringis kesakitan.

Mulai terasa diujung mataku ada yang mengalir. Aku lihat mereka bergegas pergi meninggalkanku dengan kondisi aku yang semakin mengenaskan dan masih terikat.

Pusing terasa berdenyut di kepalaku, perih sekali di kedua pipiku. Tiba-tiba ada yang sesorang yang melepaskan tali di tangganku dan gelap.

Author Pov

"Arghh, sakit" Adeline tengah siuman dari pingsannya, dia mengerjap dan melihat sekelilingnya yang menurutnya asing.

Dia memijat sedikit pelipisnya "Di mana gua" Tiba-tiba ada yang menahan Adeline ketika ia akan bangun.

"Kamu ada di kamar saya, udah jangan maksain dulu buat bangun. Kamu masih lemes banget" Rafa menarik selimut Adeline sampai lehernya. "Oh iya biar kamu tidur disini duku ya, tadi saya udah telfon mamah kamu buat minta izin. Ya walaupun mamah kamu ngga lagi di Jakarta" Katanya sambil berdiri akan meninggalkan Adeline.

Namun, Adeline langsung menarik tangan Rafa, membuat Rafa terlonjak dan membalikkan badannya.

"Emmm- ka makasih ya udah nolongin aku" Katanya Terbata.

Rafa tersenyum sangat manis. "Iya sama-sama istirahat ya Adel, biar cepet sembuh" Rafa mengacak-acak rambut milik Adeline.

Membuat Adeline mengerucutkan bibirnya. Rafa terkekeh melihat itu.
Rafa membenarkan letak selimut Adeline, dan cup.

Satu kecupan mendarat mulus di kening Adeline. Membuat jantung Adeline berdetak tidak normal dan membuat ronaan merah di wajahnya. Bersamaan dengan itu-

"Mas, bunda bawain in- ups maaf bunda ngga tau kalo kalian"

Rafa buru-buru menjauhkan wajahnya dari Adeline "Bund, em- anu" Rafa gelagepan ingin menjawab apa.

"Yasudah, mas bunda tunggu di bawah ya, Adeline cepet sembuh ya cantik" Kata mamah Rafa seraya pergi dari kamar Rafa. Meninggalkan Rafa dan Adeline yang masih mati kutu.

Aduh Rafa bego banget sih lo pake acara kelepasan, Rafa menggerutu dalam hati merutuki kebodohannya.

Voment ditunggu ya😀

Love With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang