Three

1.8K 191 6
                                    

Jangan lupa vote dan commentnya.

Sepanjang jalan hanya keheningan yang menyelimuti mereka berdua, suara deru motor dan klakson kendaraan yang lebih mendominasi.

"Del rumahnya dimana, saya bukan cenayang yang bisa nebak dengan benar"

Adeline memutar bola matanya, "Kompleks Kenanga dua, kakak tau kan" Adeline sedikit berteriak dan mencondongkan badannya kedepan, berharap Rafa bisa mendengarnya.

Rafa menoleh sedikit ke arah Adeline, membuat Adeline yang terkejut terbentur kaca helm milik Rafa.

Adeline meringis "Sakitt kakkk" teriaknya sambil mengembungkan pipinya. Rafa yang melihat tersenyum manis di balik helmnya.

"Maaf saya ngga tau kalo muka kamu disitu" Rafa memperhatikan Adeline dari kaca sepion. Adeline yang tidak sengaja melihat kearah sepion pun bertemu pandangan dengan Rafa, membuatnya sedikit salah tingkah dan membuat muka asal.

"Ngga usah di buang mukanya, ngga saya habisin kok" Kata Rafa sambil menambah kecepatan motornya sehingga secara spontan Adeline memeluk Rafa dari belakang.

Detak jantung Adeline makin tidak beraturan ritmenya semakin cepat membuat Adeline gugup. Tarik nafas, buang.. Sebisa mungkin Adeline menstabilkan jantungnya.

Adeline Pov

Sumpah bisa mati mendadak gua kalo gini. Ka Rafa kenapa bikin gua salting mulu sih. Kalo gua suka nanti gimana, diakan most wanted yakali gua saingan sama kaum hawa seantero sekolah.

Dengan gusar gua menghembuskan nafasnya berharap tidak mati konyol karena bertemu cogan yang notabe kakak kelas di sekolah barunya.

Puk puk puk

Anjrit kaget gua tiba-tiba ka Rafa mukanya pas didepan muka. Jantung gua copot deh kalo gini terus.

"Ish apa sih ka bikin kaget tau ngga" Omel ku sambil memakinya.

Dia menoyor kening ku "Mulut apa speaker masjid sih cempreng banget, tapi nyanyi anggun banget. Saya udah manggilin kamu ratusan kali tapi kamu diem aja ngga kedip, kamu mikirin siapa sih mikirin saya?" Iya emang gua mikirin lo, pengen rasanya gua jawab kaya gitu. Tapi gengsi lah ya.

Author Pov

"Kita kemana lagi saya ngga tau rumah kamu" sudah berkali-kali Rafa bertanya dengan pertanyaan yang sama.

Aku menepuk jidatku sambil memperlihatkan cengiran khasku.

"Maaf ka, itu rumah yang didepan rumah cat putih nomor 112" Kata ku sambil menunjukkan rumah yang dituju.

Setelah sampai didepan pagar rumah, Adeline turun dari motor ninja hitam milik Rafa dan melepaskan jaket yang melindunginya tadi, ketika Adeline hendak berbalik setelah mengucapkan terimakasih dan menawarkan Rafa untuk mampir. Tiba-tiba Rafa turun dari motornya dengan sigap langsung melingkarkan tangannya di pinggang milik Adeline. Membuat Adeline terkejut setengah mati dan langsung membalikkan tubuhnya. Deg!

Jangan lupa vomentnya yaa, terimakasih.

Love With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang