Eight

1.9K 130 3
                                    

Di MULMED itu Rafa.
_________________________________________

Cinta itu tidak seperti musik yang bisa kamu play, lalu kamu ulangi karena kamu suka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cinta itu tidak seperti musik yang bisa kamu play, lalu kamu ulangi karena kamu suka. Dan ketika kamu sudah bosan dengan enaknya kamu next, lalu berganti dengan yang lain. Tetap di deretan playlist namun karena bosan jadi dilupakan.
Percayalah cinta tidak seperti itu.
_ellychia.
_________________________________________

"Bunda mau tanya sama kamu, kamu suka sama Adeline mas?" Tanya Hana -bunda Rafa- dengan lembuta.

Hana mengusap pundak Rafa. "Mas sudah besar, anak bunda satu-satunya sudah mau lulus SMA. Ayah sama bunda mau jodohin kamu sama anak temen bunda. Besok ayah sama bunda mau ngunjungi Resortnya yang ada di Lombok selama 2 minggu atau lebih sekalian honeymoon siapa tau kamu punya adik" Lanjut Hana sambil terkekeh melihat reaksi Rafa yang menatapnya horror.

"Bund Rafa udah besar, kalo Rafa punya adik. Yang ada pada ngira itu anak Rafa atau cucu bunda, bukan anak bunda. Lagian bunda sudah tua. Ngga pantes ah bund, jangan suka bercanda deh. Dan satu lagi ini sudah tahun 2016 bunda, bukan jaman Siti Nurbaya ngga ada kata jodoh-jodohan sudah besar titik." Rafa berbicara penuh penekanan lalu bergidig ngeri membayangkan.

Bunda tertawa mendengar celotehan Rafa. "Hahaha,, ternyata anak bunda bisa ngelawak juga ya, bunda cuma bercanda sayang. Yasudah kamu istirahat sana besok pagi-pagi sekali kamu harus bantu bunda packing ya, mengenai perjodohan kamu ngga usah khawatir."

Rafa langsung berdiri dari duduknya dengan tangan bergaya hormat "Siap bund" Hana yang melihat itu hanya tersenyum gemas melihat tingkah lucu anak sematawayangnya.

Pagi-pagi sekali tempat kediaman keluarga Dominick terlihat sangat sibuk sekali, Adeline pun sudah bangun dan terlihat lebih segar berenergi.

Rafa yang sedari tadi bolak-balik membawa koper-koper selalu menggerutu dari tadi. Sebenarnya orangtuanya akan berlibur atau akan pindah sih. Keperluan yang dibawa banyaknya melebihi kapasitas untuk liburan.

"Adeline sini nak bunda mau bicara sama kamu" Ya semenjak Adeline berada di rumah Rafa, Hana selalu memperingatkkan Adeline untuk memanggilnya dengan sebutan bunda.

Tanpa menggunakan embel-embel tante atau bundanya Rafa. Tentu saja membuat Adeline yang belum terbiasa sedikit sulit untuk memnggilnya tanpa embel-embel seperti itu.

"Ya tan- eh bund, ada apa?" Adeline dudk di samping Hana, disitu pun ada Rafa dan Dominick -ayah Rafa-.

"Bunda sama ayahkan mau ke Resort temen bunda yang ada di Lombok selama 2 minggu atau lebih. Bunda titip Rafa sama kamu ya sayang. Bunda takut kalo Rafa ditinggal tanpa pengawasan nanti malah nakal" Kata Hana sambil melirik Rafa.

Rafa yang merasa di lirik memutar bola matanya "Bund-"

Cepat-cepat Hana memotong ucapan Rafa. "Ya Adeline bunda titip ngga kenapa-kenapakan ya. Mas kamu harus nurut sama Adeline loh. Oh iya satu lagi kamu tinggal disini dulu aja. Bunda tadi sudah telfon mamah kamu dan mamah kamu mengizinkannya. Ngga perlu khawatir kalian disini juga tinggal dengan semua penjaga dan pelayan."

Adeline menatap Hana bingung dari mana dia mendapatkan nomor mamahnya. "Loh tante dapet nomor mamah dari man-"

Hana langsung menunjukkan cengirannya "Bunda ambil dari handphone Rafa"

Setelah Hana berangkat Adeline memutskan untuk pulang kerumah dan mengambil segala keperluannya. Berhubung ini adalah hari Minggu, jalanan di ibu kota mendadak padat.

"Ka Rafa, kakak tahu siapa yang buat aku kaya kemarin" Adeline membuka suara terlebih dahulu.

Rafa membuang nafasnya asal. "Yang buat kamu kaya gitu Ratih, Sela dan Keyla. Mereka teman satu kelas saya. Kamu ngga perlu khawatir mereka sudah di amankan pihak sekolah"

Flashback On

Drrttt Drrttt Drrttt

"Halo Hans, ada apa"

"......"

"Oke-oke gua kesana thanks bro infonya"

"......"

"Siap-siap"

Rafa langsung mematikan handphonenya secara sepihak. Terlihat dari raut wajahnya yang merah padam, menunjukkan bahwa dia tengah memendam amarah.

Sialan tuh cewe maunya apa sih. Kata Rafa dalam hati.

Dengan segera dia memacu kecepatan motornya diatas rata-rata menuju salah satu bangunan, sekolah.

Ketika dia sampai tempat parkir di dalam sekolah. Hans sudah ada disana.

Rafa langsung turun dari motornya.

"Mana Ratih"

"Sabar Raf, lo ngga boleh keliatan marah sama dia. Karna gua mancing dia kesini dengan cara bilang kalo lo mau ngungkapin rasa ke dia. Satu-satunya cara Raf buat mancing dia kesini. Sorry bro gua ngga kasih tau lo dulu sebelumnya"

Rafa mencoba menenangkan diri setelah mendengar penuturan Hans, sahabatnya itu.

Tidak lama pun terlihat mobil Ratih memasuki pekarangan sekolah.

Dengan mantap dia memarkirkan mobilnya dan keluar dari mobilnya sambil menuju kearah Rafa dan Hans dengan gayanya yang angkuh.

"Akhirnya lo mau ngaku juga kalo lo cinta sama gua kan Raf" Katanya dengan tingkat ke PD-an yang sangat tinggi.

Rafa hanya melihatkan senyumnya yang Smirk. "Cihhh, gua suka sama cewe ngga punya hati kaya lo. Sorry deh mending gua sama Nerd sekalian" kata Rafa dengan memincingkan matanya. "Dan kali ini gua ngga akan bisa maafin lo lagi Rat. Lo udah keterlaluan, lo udah ngelakuin tindakan ngga sewajarnya sebagaimana seorang siswi seharusnya" Lanjut Rafa.

"Maksud lo apa sih Raf, ohh jadi lo lebih milih si Adeline yang so ngartis itu. Sadar Raf dia itu ngga pantes buat lo"

"Heh yang harusnya sadar itu lo. Dasar nenek lampir" Sahut Hans.

"Lo yang udah nyelakain Adelinekan. Lo juga yang udah bikin si Sinta, cewe cupu yang pernah kasih gua coklat dan lo permalukan dia di sekolah sampe dia depresi lalu putus sekolah, otak lo diman sih Rat. Dan ngga usah mimpi, lo pikir gua mau sama cewe yang ngga punya hati kaya lo. Sorry Rat untuk kali ini gua ngga bisa diam terus-terusan dan ngebiarin lo berbuat yang ngga semestinya lagi" Rafa memaki Ratih dengan amarahnya yang sudah di puncak kepalanya.

"Ayo Hans bawa dia dan bukti-buktinya" Kata Rafa langsung menggeret Ratih untuk memasukki mobil milik Hans.

Ratih yang tersentak langsung bertiak. "Rafa lepasin gua Raf, argghh gua ngga mau. Lepasin gua Rafa" Kata Ratih sambil berusaha untuk melepaskan pegangan Rafa.

Rafa dan Hans membawa Ratih ke pihak yang berwajib sadar akan perlakuan Ratih yang tidak senonoh dan umurnyapun sudah mencukupi mungkin mampu membuatnya jera akan perlakuananya yang tidak pantas.

Flashback Off

"Ya seperti itu lah, memangnya saya apa sampai diseperti itukan" Kata Rafa masih fokus menyetir, dan kali ini Rafa membawa mobilnya.

Adeline hanya menganggukan kepalanya. "Emm, ka Rafa gimana sekolahnya"

_________________________________________

Cinta itu tidak bisa di paksakan, karena ketika ada dua manusia yang di paksakan untuk saling mencintai, apakah mereka akan merasa bahagia? Tentu tidak.

Love With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang