Aneh bin Ajaib

70 16 2
                                    

      Hari sudah hampir berlalu senyuman matahari sudah tidak bersinar lagi. Tetapi senyumanku masih bersinar terang pikiranku melayang-layang. Masih teringat perkataan angga di pikiranku, sekali se abad loh angga bilang gitu ke aku dan mungkin perlu waktu se abad lagi angga ngeluarin kata-kata itu ke aku. Pikiran yang sudah melayang tinggi ke atas awan menembus atmosfer dan sampai ke bintang.

     "Ara cepat kesini mau makan malam gak?" seru ibu
     "Iya bu"

      Lamunan ku yang sudah sampai kebintang tadi telah sirna diterpa angin yang sangat kencang, dan petir menggelegar. Setelah sirna aku pun mulai mencari sumber angin dan petir tadi yang telah menghancurkan lamunan yang indah. Selidik demi selidik, akhirnya ku temukan angin dan petir tersebut tepat berada di meja makan yang sederhana, bukannya angin dan petir yang ku dapat tetapi mulai ku rasakan hawa yang mengerikan, seperti terjebak didasar jurang yang dalam dan dikelilingi oleh singa singa yang lapar.

     "Ada apa sebenarnya? Ada yang berbeda? Perasaan apa ini?". Sudah berlangsung sekitar 10 menit, tetapi tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut ayah, ibu, maupun angga.

     Tidak ada alunan musik didalam bar yang mewah. Rasa hampa mulai datang dan berkeliling mengitari bar itu. Tidak ingin kehampaan itu datang lebih jauh mendekati diriku, dan aku pun memberanikan diri untuk membuka pembicaraan.

     "Ehem ehem makanan hari ini enak banget ya?"
Krik...krik...krik...krik...krik...
Suara jangkrik diluar terdengar begitu keras. Tidak ada. Tanggapan atau sepatah kata pun yang keluar.
     "Sebenarnya ada apa sih?" teriakku
     Serempak mereka berkata "ara"

      Wajah polosku berkerut  membuat garis sepanjang dahi dan alis ku naik sebelah  serta mataku membesar menatap ayah, ibu, dan angga. Aku pun bertanya lagibdengan keadaan sekarang, dan tak satu pun menjawab. Kenapa di luar banyak jangkrik ya?

      Akhirnya aku terdiam seperti batu. Letih menunggu, sementara perut ini tidak bisa menunggu lebih lama lagi karena disakarida telah berubah menjadi monosakarida dan telah diserap tubuh. Aku mulai mengambil nasi hangat dan tempe goreng yang ada di atas meja. Kemudian angga mengikuti gerakku memgambil nasi, tetapi angga mengambil sayur bayam. Melihat angga mengambil sayur bayam membuat ku terkejut, begitu juga dengan reaksi ayah dan ibu melihat angga mengambil sayur bayam tersebut. Hari ini memang benar benar aneh bin ajaib.

     "Kenapa pada liatin angga?"
     "Angga, itu sayur bayam. SAYUR BAYAM. B-a-y-a-m. Gak salah ambil?" tanya ku
     " kenapa ra? Kaget? Biasa aja kali"

    
      Harimau mungkin sudah kehabisan gas elpigi untuk memasak daging, sehingga tidak ada cara lain lagi selain memakan tumbuh tumbuhan agar dapat bertahan hidup. Atau harimau tersebut sedang dalam proses diet?. Tentu saja harimau tersebut membuat kaget seekor kelinci yang sedang menyaksikan tingkah lakunya tersebut. Bukan hanya seekor kelinci, namun hewan lainnya juga. Apa dunia akan segera berakhir ya?


##semakin banyak chapter semakin panjang ceritanya, semakin dapet feelnya

Voment nya voment
+daftar bacaan

🐰🐰
Latu

15.06.2016


Missing StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang