2. Hal aneh sering terjadi

1.3K 142 6
                                    

Hoshi tak ingat apa yang terjadi sebelumnya. Yang dia ingat kakinya terasa sakit sekali. Hoshi membuka matanya lalu mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Hoshi sedang berada dikamarnya. Hoshi menghela nafas berat. Pikirannya kembali pada saat sebelumnya, yaitu saat hal mistis itu menampakkan diri dan kemudian dia merasa tubuhnya tak dapat dikontrol lagi. Ya, dia dirasuki lagi. Dia memejamkan matanya seakan dia tak ingin hal seperti itu terlihat di indra penglihatannya. Suara pintu terbuka. Hoshi terkesiap. Hoshi tak ingin hal mistis itu mengganggunya sekarang. "Hoshi?" Hoshi membuka sebelah matanya dan melihat Sana yang sudah berdiri disamping ranjang mereka. Hoshi tersenyum melihat Sana seakan Sana itu adalah objek penglihatannya yang terindah hari itu. Tapi senyum Hoshi menghilang setelah melihat guratan kesedihan, ketakutan yang cukup serius di wajah Sana. "Apa sesuatu yang aneh terjadi?" Hoshi menatap manik mata Sana. Sana tak menjawabnya. Sana terduduk disamping Hoshi lalu menundukkan kepalanya. Sana menangis, Hoshi tau itu. Hoshi memeluk tubuh Sana. "Mereka bahkan ingin mengambilmu dariku" gumam Sana. Bahunya bergetar karena berusaha menahan tangisnya. Sana memeluk pinggang Hoshi erat seakan tak mau melepaskannya. "Mereka bahkan membuatmu terluka" ucap Sana sambil menatap Hoshi. Pelupuk mata Sana sudah dibanjiri dengan air mata. Sana tak sanggup membayangkan, jika Sana telat menemukan Hoshi mungkin Sana benar-benar sudah kehilangan Hoshi sekarang. Dia benar-benar tak ingin hal itu terjadi padanya. Karena dia tak mau kehilangan Hoshi. Sana sangat mencintai Hoshi.

***

Hari terus berlalu. Hal-hal mistis itu bahkan lebih sering datang untuk merasuki Hoshi sekarang. Sana benar-benar tak bisa jauh dari Hoshi sekarang. Sana harus menjaga Hoshi apapun yang terjadi. Karena dia tak ingin Hoshi melukai dirinya atau yang lebih parah dia menjatuhkan dirinya dari apartemen mereka yang berada di lantai 5 itu. Sana baru saja selesai mandi. Sana berniat ingin membuatkan sarapan untuk Hoshi. Dia membuatkan sepiring roti panggang dengan selai cokelat kesukaan Hoshi dan segelas susu hangat. Sana membawakan nampan yang berisi roti dan susu ke ruang tengah, tempat Hoshi sedang bersantai sambil menonton acara kesukaannya di tv. Sana meletakkan nampan tersebut di atas meja lalu mendudukkan dirinya diatas sofa tepat disamping suaminya, Hoshi. "Sayang, ayo makanlah. Setelah itu jangan lupa minum susunya" ucap Sana sambil mengelus kepala Hoshi dengan lembut. Hoshi tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Hoshi mengambil satu potongan roti itu lalu memakannya pelan. "Kau memang selalu tau kesukaanku, sana-ya" Hoshi kembali tersenyum dan mengecup singkat pipi Sana. "Aku ini istrimu, tuan Kwon. Aku bahkan tau segalanya tentangmu" ucap Sana sambil tersenyum bangga. Hoshi terkekeh pelan mendengar perkataan istrinya itu. Sana menatap Hoshi. Sana menyukai saat-saat seperti ini, saat Hoshi dan dirinya menghabiskan waktu bersama tanpa ada yang mengganggu. Tanpa ada seseorang maupun 'hal aneh' yang mengganggu mereka.

***

Lagi, Sana menemukan Hoshi tergeletak dilantai kamar tidur mereka. Ini sudah kedua kalinya dalam hari ini Hoshi tumbang karena hal mistis itu terus merasukinya. Sana benar-benar takut sekarang. Sana membawa tubuh Hoshi sekuat tenaga untuk ditidurkan di atas tempat tidur. Sana mengusap pelan surai coklat Hoshi, airmatanya menetes. Sana sangat khawatir sekarang. Sana meraih ponsel yang terletak di meja nakas yang berada disamping tempat tidur. Dia langsung mencari kontak itu dan langsung menghubunginya. "Kumohon angkatlah" Sana menggigit ujung jarinya dengan perasaan gelisah. Sesekali dia menoleh untuk menatap Hoshi yang tak sadarkan diri.
"Yeoboseyo"
"Yeo-yeoboseyo, ahjumma" suara Sana tercekat.
"Sana-ya? Ada hal apa yang membuatmu menghubungiku setelah sekian lama?"
"Ahjumma-" suara Sana tertahan karena dia menangis sekarang.
"Apa sesuatu terjadi? Sana-ya?"
"Hal aneh itu. Makhluk jahat itu. Mereka melukai Hoshi-ku. Tolong bantu aku, ahjumma"

***

Sana menyeduhkan teh untuk tamunya saat ini. Nampak sekali kalau Sana benar-benar gelisah sekarang. Kim Hae Soon, dia paranormal yang selalu membantu Sana selama Sana merawat Hoshi. Sana mendudukkan dirinya di sofa lalu menatap Haesoon. "Sana-ya, aku rasa 'mereka' mulai ingin menguasai tubuh Hoshi sepenuhnya" ucap Haesoon. Sana menatap tak percaya, bagaimana bisa hal mistis itu ingin menguasai tubuh Hoshinya. "Lalu apa yang harus aku lakukan, ahjumma?" Sana sedikit memajukan tubuhnya.
"Karena mereka mulai merasuki Hoshi dengan pandangannya maka kamu harus menutup penglihatan Hoshi. Kalau tak dilakukan mungkin Hoshi akan terus melihat mereka dan mereka akan terus merasuki Hoshi dan yang lebih parah mungkin kau akan kehilangan Hoshi untuk selamanya" terang Haesoon pada Sana. Jelas raut wajah sana menggambarkan perasaannya sekarang. Dia begitu takut jika harus kehilangan Hoshi untuk selamanya.
"Bagaimana caranya untuk menutup penglihatan Hoshi?"
"Gampang saja, kau bisa gunakan ini" Haesoon menunjukkan saputangan besar yang memiliki tulisan dipinggirnya. "Ini akan menjaga penglihatannya dari mereka" lanjut Haesoon. Sana mengangguk mengerti lalu mengambil saputangan itu dari Haesoon.

***

Sana mengelus pelan kepala Hoshi. Sesekali dia mengecup kening Hoshi dengan sayang. Sejak tadi Hoshi belum bangun juga. Sana menghela nafas pelan. Ada baiknya dia pergi mandi sebelum Hoshinya terbangun, pikirnya. Sana segera mengambil handuk dan bergegas masuk ke kamar mandi. Dia harus mandi dengan cepat sebelum Hoshinya terbangun.

***

Hoshi merasakan kepalanya sangat sakit. Susah payah dia membuka matanya. Hoshi mengedarkan pandangannya ke seluruh kamarnya. Dia mendesah berat. Ini pasti terjadi lagi, pikirnya. Hoshi melirik sebentar kearah jam beker yang berada di meja. 'Hm, sudah sore ternyata', batin Hoshi. Hoshi tiba-tiba merasakan bulu kuduknya meremang. Perasaannya tak enak. Hoshi mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan dan berhenti tepat dijendela kamarnya. 'Dia' disana menatap Hoshi. Makhluk mistis itu melayang tepat diluar jendelanya dengan seringaian menyeramkan diwajahnya dan mulai mendekat seakan ingin masuk untuk bergabung bersama Hoshi.
"Aaaaaa-" Hoshi menggeser badannya menjauh dan tanpa sadar dia sudah diujung tempat tidurnya. Hoshi terjatuh. Hoshi tak memikirkan lagi sakit yang mendera pinggulnya akibat terjatuh. Hoshi berusaha menjauh tak ingin diganggu lagi sampai dia merasa tubuhnya tertahan oleh dinding. Hoshi tak bisa kemana-mana lagi. Hoshi sangat ketakutan. Bahkan karena dia sangat takut, dia tak bisa mengalihkan pandangannya dari makhluk itu yang sekarang melayang tepat di sebelah tempat tidurnya.
"Hoshi!"

***

TBC.
Makin kesini makin gaje ya-_- maafkanlah aku yang nulisnya gaje makanya ceritanya ikutan gaje-_-

•HoshiSana• Will Be Okay✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang