3. Karena Sana mencintai Hoshi

1.2K 130 15
                                    

"Aaaaaa-"

Belum 2 menit Sana di dalam kamar mandi, suara teriakan Hoshi langsung membuatnya cepat-cepat keluar kamar mandi dan berlari ke kamarnya. Kemudian Sana mendapati Hoshi tengah terduduk lemas dipojok kamar sambil menatap takut ke sesuatu yang tak bisa dilihatnya. 

"Hoshi!". Sana langsung menghampiri Hoshi. Dia tau Hoshinya benar-benar dalam bahaya sekarang. Sana buru-buru memeluk Hoshi lalu membenamkan kepala Hoshi di bahunya. "Tutup matamu sayang, yang kau lihat itu tak ada" ucap sana bergetar. Sana tak ingin Hoshi dirasuki lagi. 

Tubuh Hoshi benar-benar lemas dipelukan Sana. Hoshi tak sanggup lagi, dia segera memejamkan matanya. "Hh, Sana-ya aku tak kuat" gumam Hoshi. Sana memeluknya erat. "Aku disini sayang, aku disini akan menemanimu dan menjagamu" ujar Sana sambil mengusap kepala Hoshi. "Aku tak akan jauh darimu. Aku akan terus disini menemanimu, sayang" lanjut Sana. 

Sana membopong tubuh Hoshi lalu menuntunnya ke tempat tidur. "Duduklah disini, sayang" Sana mendudukkan Hoshi di tepi tempat tidur lalu mengambil saputangan yang diberikan Haesoon. "Untuk sementara kamu harus pakai ini" Sana menunjukkan saputangan tersebut kepada Hoshi. Hoshi menatapnya lalu mengangguk pelan. Hoshi akan mempercayai Sana sepenuhnya saat ini. 

Sana menghampiri Hoshi lalu melipat sedikit saputangan tersebut. Dia menutup mata Hoshi dengan saputangan itu lalu mengikatnya erat supaya tak lepas. "Tunggulah sampai semua ini berakhir. Aku akan jadi matamu, aku yang akan membimbingmu sampai ini berakhir" Sana mengelus pipi Hoshi lalu mengecup keningnya. Sana tak akan membiarkan hal aneh itu mengganggu Hoshinya. Tak akan pernah.

***

Hoshi tengah berada di dapur dan mendudukkan dirinya dikursi meja makan. Sudah empat hari dia memakai saputangan ini untuk menutupi matanya. Memang ini sangat mengganggunya, tapi ini satu-satunya yang bisa dia lakukan. 

Hoshi menjalani empat hari terakhirnya dengan pengawasan ketat Sana. Sana bahkan tak bekerja di supermarket seperti biasanya hanya untuk menjaga Hoshi. Hoshi menghembuskan nafas berat. "Kenapa sayang? Apa kau menginginkan sesuatu?" Hoshi mengarahkan kepalanya ke asal suara. Hoshi yakin Sana sedang berdiri disitu. 

"Hm, aku hanya sedikit kelaparan" ujar Hoshi sambil memanyunkan bibirnya. Sana tersenyum melihat tingkah Hoshinya itu. Sana membawa sepiring roti panggang cokelat kesukaan Hoshi yang dibuatnya lalu duduk disamping Hoshi. "Sana-ya? Kau masih disitu kan?" Hoshi berbicara pelan dan masih mengarahkan kepalanya ditempat yang sama. 

Sana memegang kepala Hoshi lalu menghadapkan kepala Hoshi kearahnya, "Aku disampingmu sayang". Hoshi tersenyum dan mencoba mengarahkan tangannya tepat di wajah Sana. Hoshi mengarahkan jarinya menelusuri wajah Sana. Hoshi sangat menyukai ini, jari Hoshi bahkan hafal seluruh bagian wajah Sana dan bahkan dia bisa menggambarkan wajah Sana di otaknya tanpa melihat wajah Sana secara langsung. 

Jari Hoshi berhenti tepat dibibir Sana. Jarinya mengelus pelan bibir Sana. Hoshi sangat menyukai bibir Sana yang terasa lembut di jarinya. Hoshi memajukan tubuhnya untuk mempersempit jarak mereka. Hoshi menggenggam tangan Sana. 

"Sana-ya, saranghae" ucap Hoshi pelan lalu mengakhiri ucapannya itu dengan mendaratkan ciuman ke bibir Sana. Sana membalas ciuman Hoshi. "Nado saranghae Hoshi-ya" gumam Sana disela-sela ciuman mereka. Mereka berciuman agak lama lalu Hoshi mengakhiri ciuman mereka dengan memberikan kecupan singkat pada bibir Sana. Sana tersenyum, dia mengusap kepala Hoshi pelan. 

Sana mengambil sepotong roti panggang lalu mengarahkannya kedepan mulut Hoshi, "ayo buka mulutmu, katanya kau lapar tadi" Hoshi membuka mulutnya lalu menggigit roti panggang yang disuapkan Sana. Hoshi makan, tak ada sepatah kata pun keluar dari mulutnya karena dia sibuk mengunyah rotinya. Sana menatap Hoshi sambil menyuapkan roti panggang terus kepada Hoshi. "Sana-ya?" panggil Hoshi. Sana hanya merespon dengan 'hm' saja, dia terlalu sibuk memandangi Hoshinya.

•HoshiSana• Will Be Okay✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang