"Eoh, Y/N-ya!"
Aku menoleh ke arah resepsionis Pledis dan menemukan pamanku di sana. Aku pun segera melambaikan tanganku, lalu menghampirinya. Kurasa sudah hampir dua minggu aku tak bertemu dengannya.
"Mengantar makan siang untuk Seventeen?" tebaknya dengan tepat.
Aku mengangguk, "Apa yang paman lakukan di sini?"
"Mengurus keperluan konser NU'EST minggu depan..." jawabnya. "Kalau begitu, aku pergi dulu ya..."
"Neee..." jawabku.
.
.
.
.
.
Di ruang latihan, aku melihat Hoshi, Dino, The8, dan Jun sedang latihan bersama. Tim performance sedang mencari koreografi untuk lagu cover yang akan mereka tampilkan minggu depan. Di ujung ruangan, Vernon sedang sendirian di depan laptop. Mingyu melakukan hal yang sama di ujung yang bersebrangan. Sudah pasti kedua rapper itu sedang memusingkan lirik rapp mereka.
Biar kutebak, tim Vocal sedang latihan bersama Woozi di ruang rekaman. Karena aku bisa mendengar gema suara mereka dari sini. Apalagi suara Dokyeom yang terdengar paling jelas. Seungcheol katanya sedang syuting program off-air di salah satu stasiun televisi dan Wonwoo... ah, benar. Ke mana dia?
.
.
.
.
"Apa aku boleh masuk?"
Mendengar suaraku, Wonwoo yang sedang berada di game room sendirian menoleh. Ia melemparkan senyum kepadaku dan mengangguk.
"Apa kalian akan menampilkan sesuatu lagi?" tanyaku sembari berjalan menghampirinya.
"Ya. Kami akan menampilkan lagu dari salah satu senior... dan mereka meminta kami menambahkan beberapa bagian rapp. Itulah yang membuat kami pusing saat ini..."
"Lalu apa kau sudah selesai membuatnya?"
"Ya. Aku sudah menyelesaikan sejak sejam yang lalu.... Sekarang aku sedang iseng membuat lirik lain..." jawabnya. "Kau mau mendengarnya?"
"Boleh?"
Wonwoo mengangguk yakin, "Sekalian aku ingin menanyakan beberapa hal padamu..."
Aku pun duduk tepat di samping Wonwoo dengan sedikit penasaran. Wonwoo mulai mengetik sesuatu di laptopnya. Wajahnya terlihat penuh semangat.
"Menurutmu... apa mungkin seorang idol berpacaran dengan gadis biasa?"
"NEE?" seruku sedikit bingung dengan pertanyaan dadakan Wonwoo.
"Kenapa? Apa pertanyaanku aneh?"
"Ti...tidak. Ng... a...ku, me..nurutku... itu tidak mungkin!" jawabku sembarangan. Tapi sebenarnya itu memang jawabanku. "Gadis itu bisa mati karena diteror oleh fans-fans kekasihnya... dan bukankah agensi akan menentang keras hal itu?"
Wonwoo cekikikan, "Benarkah? Hhmm... baiklah kalau begitu pertanyaan selanjutnya..." gumamnya. "Apa bunga favoritmu?"
"Kenapa kau memberiku pertanyaan random sih?" protesku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Live With Seventeen
Fanfiction[COMPLETED] Aku, seorang gadis berusia dua puluh satu tahun yang tak menggemari satu pun Kpop Idol di negaraku. Seluruh hidupku kuhabiskan untuk bekerja, kuliah dan bekerja lagi. Aku tak punya waktu untuk menikmati hidup sebagai seorang fans, ya...