What Happen with Woozi and Hoshi?

12K 1.3K 19
                                    




Tiga hari lagi, Seventeen akan melakukan penampilan terakhir mereka di salah satu program musik. Masa promosi album terbaru mereka telah berakhir.


Seperti biasa, Manajer-nim memintaku membawakan makanan untuk mereka. Tadi siang aku sudah mengantarkan makan siang. Dan sekarang, jam makan malam sudah tiba. Aku sudah tidak sabar melihat ekspresi para member jika mereka tahu makan malam apa yang telah aku siapkan. Tentu saja nasi dengan sup ikan asam manis, kesukaan mereka. Dan untuk Wonwoo, aku menyiapkan omelet spesial karena dia tidak bisa makan seafood.

.

.

.

.

.

Aku semakin dekat dengan ruang latihan Seventeen. Tapi ada yang aneh, kenapa ruangan tersebut terdengar sangat sepi? Tidak ada musik ataupun suara tawa para member?

Dan pertanyaanku itu pun semakin membuatku bingung saat aku membuka pintu ruangan latihan. Seventeen, ketiga belas membernya, sedang berdiri melingkar dengan wajah yang sangat tegang.

"JAWAB AKU!" bentak Seungcheol. Membuatku kaget setengah mati karena tampaknya si leader itu benar-benar sedang marah. Dan ini adalah pertama kalinya aku melihat seorang S.coups marah seperti ini di hadapan adik-adiknya.

"Kalian berdua... apa kalian ingin menjadi benalu di tim kita, eoh? Kenapa kalian melakukannya, eoh?" bentak Seungchol lagi.

"Seungcheol-ah... geumanhae..." kata Jeonghan.

"Kau diam!" bentak Seungcheol menunjuk tepat ke Jeonghan, membuat member berambut bob itu kembali mundur.

Aku benar-benar bingung dengan apa yang terjadi pada mereka. Ada apa dengan suasana ini? Kenapa S.coups marah-marah? Kenapa mereka menunduk? Dan... kurasa Seungkwan sebentar lagi akan menangis.

"Hentikan, Choi Seungcheol!" seseorang pun melewatiku sambil membentak. Manajer mereka datang.

"Kau, Kwon Soonyoung dan Lee Jihoon temui aku di ruanganku. Y/N..."

"N...neee..." jawabku gugup.

"Bawa para member pulang dan pastikan mereka semua segera istirahat di dorm..."

.

.

.

.

.

.

Hening

Adalah suasana yang tak akan pernah terjadi di antara member Seventeen.

Tapi malam ini, selama hampir sepuluh menit aku tenggelam dalam keheningan, sekalipun aku berjalan tepat di tengah kesembilan member Seventeen. Kulirik mereka satu per satu. Tak ada yang tersenyum. Semuanya berwajah datar, bahkan termasuk si 'happy virus' Dokyeom sekalipun.

"Kurasa yang salah adalah Hoshi-hyung! Woozi-hyung tak akan melakukannya jika dia..." gumam Seungkwan yang berjalan di depanku.

"Jangan dibicarakan lagi, Seungkwan-ah..." potong Jeonghan. Member tertua di antara mereka bersembilan.

Aku tak bisa lagi menahan rasa penasaranku. Aku pun berbalik, melirik Kim Mingyu yang berjalan di barisan paling belakang. Aku pun segera menghampirinya, dan berjalan berdampingan dengannya.

"Kau tahu jika saat ini aku sangat ingin tahu apa yang terjadi pada kalian kan?" bisikku.

Dan Mingyu pun mulai bercerita...

.

.

.

.

.

.

[ Beberapa jam yang lalu... ]


"Berubah lagi?" protes Hoshi. Ia berbicara dengan nada terputus-putus karena kelelahan. Ia bahkan seperti tak sempat menyeka keringat yang membasahi seluruh kepalanya.

"Hhmm... kurasa ada part yang bisa diubah dengan lebih baik lagi..." kata Woozi santai.

"Tapi kau sudah mengubahnya tiga kali, Jihoon-ah!" lanjut Jun.

"Maafkan aku, tapi aku merasa laguku memang kurang sempurna jika aku tidak mengubahnya..."

Dino melirik Soonyoung alias Hoshi yang menarik nafas panjang karena kesal, lalu menghembuskannya cepat. Soonyoung kemudian mengacak rambutnya, wajahnya merah dan ia pun menatap Woozi tajam.

"YA!!" bentaknya dengan sangat keras. Ia mengagetkan member lain yang sedang menyebar untuk berlatih sendirian. "Apa kau tidak memikirkan kami, eoh? Kau mengubah lagumu dengan seenaknya, dan kau tidak tahu betapa susahnya kami mengikuti perubahan lagumu!"

"Kenapa kau membentakku? Aku melakukannya agar kita bisa menampilkan lagu yang terbaik..." balas Woozi membela dirinya.

"Kalau begitu bukankah kau bisa tidak memberikannya terlebih dahulu kepada kami. Kau tidak perlu menyuruh kami segera mencari koreografinya dan mengatakan lagunya sudah selesai kan?"

"Ya, tapi siapa yang tahu jika lagu ini akan berubah?"

Hoshi terdiam. Ia masih menatap Woozi dengan tajam.

"KENAPAA? Ada apa dengan tatapanmu itu? Kau marah? Kau tidak tahu kan betapa aku menghabiskan hampir seluruh hidupku untuk membuat lagu ini?"

BUUUKK!!!

Hoshi berhasil membuat semua orang tercengang saat ia mendorong Woozi dengan kasar, "Dan kau pikir aku tidak menghabiskan seluruh hidupku untuk membuat koreografi, BRENGSEK!!!"

"Soonyoung-ah!" seru Jun mulai menarik Hoshi menjauh dari Woozi.

"Kau mendorongku? Kau ingin memukulku? Kemari! Kau pikir aku takut denganmu, Segiya!!" tantang Woozi.

Hoshi pun mendorong Jun dan terjun menghampiri Woozi.

"HOSHII HYUNGG!!" dengan segera The8 dan Dino menahan leader tim mereka itu dibantu dengan member lain.

"YAA!! Ada apa dengan kalian?" bentak Seungcheol.

.

.

.

.

.


Tak kusangka jika kekeluargaan sekuat Seventeen juga bisa terancam perpecahan seperti yang terjadi malam ini. Ini tidak benar. Seventeen tidak boleh seperti ini.

Dengan perlahan aku melangkahkan kakiku naik ke lantai dua. Kegelapan memenuhi ruang tengah. Hanya ada cahaya yang berasal dari ruangan milik komposer andalan Seventeen, Woozi. Aku mengintip, Woozi sedang duduk di kursinya. Ia termenung sendirian, seperti seseorang yang depresi.

Melihat kondisi Woozi aku tiba-tiba penasaran dengan Hoshi. Aku pun kembali turun dan masuk ke kamar nomor dua. Member lain yang sekamar dengan Hoshi sudah tidur di tempat tidur mereka masing-masing. Hanya ada seseorang yang masih duduk di tempat tidurnya sambil menatap ke jendela. Dia adalah Hoshi.







Author minta maaf lagi kalo uda ngeimajinasiin member Seventeen berantem. Namanya juga ff... mohon diampuni ya, jingu-deul >.<

Live With SeventeenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang