"Kenapa aku harus di sini bersama makhluk sepertinya?"
║✿║—CHAPTER 4 : START—║✿║
Sinar mentari menyapa pagi di kamar sebuah villa. Kamar yang dihuni oleh sepasang pengantin baru itu melihatkan sang istri tengah menghela napas menatap lelaki yang dengan serakahnya tidur di atas ranjang seorang diri.
"Dasar dia ...," gerutu Hyerim dengan nada jengkelnya. Gadis bersurai hitam panjang itu menarik napas, kemudian mengembuskannya.Tadi malam, Hyerim masih bisa menikmati tidur di ranjang. Walau sebelumnya harus melalui angin dan badai dengan Luhan, dalam artian beradu argumen yang panjang. Karena tak ada energi lagi, Luhan pun memilih mengalah pada akhirnya. Tapi pagi ini, ya pagi ini, Hyerim harus bangun karena kepalanya mencium lantai marmer kamar. Ini disebakan posisi tidur Luhan berpindah menjadi kaki di posisi tempat Hyerim tidur dan menendang gadis Kim tersebut.
"Dia ini olahraga sambil tidur apa? Posisi tidurnya luar biasa sekali ...," desis Hyerim sambil meniupkan poninya kesal. "HEI MONSTER BANGUNNN!!!!!" teriak Hyerim sambil menendang ujung kasur tapi yang terjadi malahan ujung jempol kaki kanannya berdenyut nyeri. Hal tersebut membuat bencana dengan tubuh Hyerim terjungkal ke belakang.
BRAK!
Suara tabrakkan antara punggung Hyerim dan marmer tersebut seakan memekikan telinga, disertai mulut gadis Kim tersebut terbuka lebar. Akibatnya si monster yang terlelap pun perlahan membuka kelopaknya dan menguap. Perlahan Luhan mendudukkan dirinya di atas ranjang dan netranya menangkap Hyerim jatuh tiduran di lantai.
"Pagi-pagi malah sudah berisik. Dasar tidak ada kerjaan," ucap Luhan sambil mengacak rambutnya.
Ucapan yang terlontar dari mulut tengilnya tersebut membuat Hyerim mendelik dan perlahan bangun setelah mendapat serangan bertubi-tubi pada tubuhnya.
"Terserah saja! Intinya aku ingin mandi sekarang!" seru gadis bersurai panjang itu yang lalu melongos ke kamar mandi. Luhan hanya menyunggingkan senyum miring melihatnya.
"Menggemaskan sekali," gumamnya.
Eh ... tunggu? Apa yang barusan Luhan katakan? Menyadari apa yang dikatakannya sekon yang lalu, Luhan menggeleng keras lalu mencubit keras dirinya agar sadar dan memilih tidur kembali.
║█║✿║█║✿║█║✿║█║ ✿║█║
Matahari sudah ada di atas kepala, namun hari kedua bulan madu untuk pasangan baru tersebut tampak tak ada yang spesial. Hyerim membaringkan tubuhnya di sofa ruang tengah, sambil mengembungkan pipinya dan menggerakkan mulutnya tidak jelas. Dirinya tampak bosan setengah mati. Kemudian, terlihatlah Luhan yang menampakkan batang hidungnya.
"Heh!" seru Luhan sambil menimpuk Hyerim dengan majalah Hello yang dipegangnya barusan. Lagi-lagi, Hyerim mendelik kesal ke arah Luhan. "Cepat siap-siap!" titah Luhan seperti biasanya, dingin.
"Memangnya kita akan ke mana sih?" gerutu Hyerim yang mulai mengajak tubuhnya duduk di sofa.
"Nenek dan Ibu memberiku tiket ke Museum Teddy Bear. Hanya sayang saja bila tidak dipakai," jawab Luhan. Hyerim pun mengangguk mengerti. "Walau nyatanya tidak cocok wanita sepertimu ke tempat seperti itu. Lebih cocok kau ini ke kebun binatang. Bertemu dengan kembaranmu di sana."
Luhan pun melangkah pergi setelah berkata demikian, meninggalkan Hyerim yang membuka mulut lebar dan seperkian detiknya menatap punggung Luhan yang menjauh dengan tatapan berapi-api.
"YANG ADA KEMBARANMU DI SANA, BODOH! KAU INI KAN SPESIES MACAM MONYET ATAU GORILA!" teriak Hyerim namun hanya ditanggapi Luhan dengan lambaian tangan tanpa berbalik, seakan tidak peduli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty and The Beast [Luhan Fanfiction]
FanfictionBeauty and The Beast adalah cerita dongeng yang dulu selalu menghiasi masa kecil seorang Kim Hyerim. Hyerim dulu sempat berkata ingin menjadi Belle, si cantik yang jatuh cinta pada beast. Si pangeran yang dikutuk jadi monster. Apa yang akan Hyerim l...