"Kalian saya kumpulkan hari ini untuk membahas soal lomba-lomba bahasa Inggris di masa yang akan datang." Guru itu membenarkan kacamatanya.
Rissa, Adam, dan Diva yang mendengar itu hanya melihat satu sama lain.
"Kalian adalah top three sekolah kami sementara ini, bahkan melebihi senior-seniormu. Ingat, kalian masih kelas tujuh, dan bakat kalian dalam berbahasa Inggris sudah sangat menonjol."
"Well, that makes sense," kata Diva, "Rissa orang bule! Tentu saja ia pintar berbahasa Inggris." Ia menyilangkan kedua tangannya dan melihat ke bawah. Rissa yang melihat itu tersenyum geli.
"Karena kalian akan sering mengikuti lomba bersama, saya ingin kalian bertiga membuat kelompok."
"Kelompok?" kata ketiga anak yang duduk di ruangan itu, bersamaan.
"Iya, I was thinking about a name. Something no one has ever heard before. Something new. Something different." kata guru itu lagi. Mr. George namanya."I know, how about The English Geeks?" tanya Rissa. Yang mendengar itu sontak menoleh ke arahnya.
"That actually sounds good! Masalahnya, apa nggak kepanjangan?"
"Nggak lah, Div, kan bisa disingkat jadi TEG." sahut Adam.
"Nanti dipikir thromboelastography." kata Rissa.
"Thormbo- what?"
"Thromboelastography. Commonly known as TEG, is a method of testing the efficiency of blood coagulation."
"Ah, terserah. Semua yang ada hubungannya sama darah bikin aku merinding."
"Sudah," kata Mr. George, "Sepakat sama The English Geeks, ya?"
"Siap!" kata Rissa dan Diva bersamaan, menghiraukan Adam yang tiba-tiba mengangkat tangan.
"Ada apa, Adam?" tanya Mr. George.
"Um... Kalau namanya Trio Kwek-kwek, gimana?"[1/3: finished.]
KAMU SEDANG MEMBACA
The English Geek [Hiatus]
Teen FictionCinta mampu membuat Diva diam seribu bahasa, walau ia hanya bisa menggunakan dua. Bahasa Inggris dan Indonesia. [#678 Teen Fiction 14/5/2016] [republished 16/6/2016]