"Contestants number one, please step towards the microphone."
Dua anak dengan name tag "Veronica" dan "Vanessa" maju menuju microphone di tengah panggung, menjadi pusat perhatian.Diva, Rissa, Ben dan Adam hanya melihat dari tempat duduk mereka melalui layar proyektor dengan satu tujuan. Menang.
"We're going to give you five words to spell. Each correct word gives your team one point. You have fifteen seconds to spell each word. Teams that have less than four points will not go to the next round. Are you ready?"
"Yes." kata mereka kompak setelah Vanessa meraih microphone yang disediakan. Bisa diakui, tidak terlihat sedikit pun rasa takut di wajah mereka. Wajah yang terlihat sama.Hold on, kata Diva dalam hati,
Are they... twins?Sebuah bel berbunyi, menandakan mulainya babak pertama.
"Spell the word. Cringe."
Vanessa langsung mendekatkan mic ke mulutnya. "C-r-i-n-g-e."
Sebuah lampu hijau menyala. Jawaban mereka benar."Spell the word. Crotchety."
"C-r-o-t-c-h-e-t-y." Vanessa lagi. Lampu hijau yang sama menyala kembali."Third word. Compilation."
Veronica mengambil mic dari tangan Vanessa. "C-o-m-p-i-l-a-t-i-o-n." Lampu hijau."Ris, kok mereka hebat, ya?" tanya Diva, yang hanya dijawab Rissa dengan angkatan bahu. Adam yang menguping tiba-tiba ikut berdiskusi.
"Merrell Twins. Juara bertahan selama dua tahun."
"Oh, pantesan dapet nomer urut pertama. Juara bertahan soalnya." timpal Rissa. Sepertinya, ajaran bahasa gaul dari Diva efektif, ya?
Lampu hijau bersinar untuk keempat kalinya. Bisikan dari arah penonton bisa Diva dengar jelas. "Mereka pasti menang lagi tahun ini.""Eh, kata keempat apa tadi?" tanya Diva lagi. "Credibility," jawab Ben. Diva tidak bisa mengerti bagaimana Ben tidak terlihat takut atau panik, berbeda dengan dirinya dan Rissa. Ia terlihat santai, sama seperti saat latihan dua hari yang lalu.
"Fifth word. Correspondence."
Veronica membuka mulut, tetapi tidak mengeluarkan suara. Ia perlahan-lahan memberikan microphonenya kepada Vanessa yang terlihat panik juga.
"C-o-r-r-e-s-p-o-n-d..." Waktu tinggal tujuh detik, dan Vanessa terjebak di huruf ke-11. Sudah diduga, ia akan bingung memilih antara huruf e dan a.Lima detik, empat detik, tiba-tiba Veronica merebut mic dan menyelesaikan ejaan Vanessa dengan cepat. "E-n-c-e!"
Tepat setelah Veronica mengeja huruf terakhirnya, bel berbunyi, menandakan waktu telah habis.Lampu hijau menyala untuk kelima kalinya.
-:-:-:-
"Contestants number thirty-four, please step towards the mic."
Ben dan Adam langsung berdiri dari tempat duduk mereka dan maju ke depan. Adam meraih mic, menatap salah satu juri dan mengangguk, menandakan bahwa mereka siap memulai babak. Bel berbunyi seiringan dengan jantung Diva yang berdetak cepat."First word. Independence."
Ben mengambil microphone dari tangan Adam dan mulai mengeja. "I-n-d-e-p-e-n-d-e-n-c-e." Lampu hijau."Second word. Impartial."
Adam merebut kembali microphone Ben. "I-m-p-a-r-t-i-a-l." Lampu hijau."Third word. Ideological."
"I-d-e-o-l-o-g-i-c-a-l." Ejaan Adam benar kembali."Fourth word. Inauguration."
Adam mendekatkan microphone ke mulutnya, tetapi mic itu tiba-tiba menghilang dari tangannya dan berpindah ke tangan Ben. Tidak terima, Adam merebut mic kembali, dan sebaliknya. Hal yang sama terjadi lagi berkali-kali. Akhirnya Adam menyerah dan memberikan mic kepada Ben, tapi sudah terlambat. Bel berbunyi sebelum Ben dapat mulai mengeja. Pada akhirnya, waktu mereka habis dengan alasan yang memalukan. Berebut microphone. Mau atau tidak, mereka harus menghadapi banyak tawa dari penonton. Juri yang ikut tertawa tiba-tiba berdeham, membuat ruangan hening kembali."Last word. Impersonate."
Ben menghadap ke Adam dan berbisik. "Easy."
Ia menyerahkan mic kepada Adam dan tersenyum lebar. Melihat senyuman itu di layar proyektor, hati Diva menjadi lebih tenang.
Wait, what?"I-m-p-e-r-s-o-n-a-t-e."
Lampu hijau.[two-aksen: finished.]
a/n: Chapter ini bener-bener terinspirasi oleh Scripps National Spelling Bee. Tapi babaknya memang aku bikin beda, jadinya nggak terlalu mirip. Yang aku tiru cuma panggung sama suasananya. Plus, ada The Merrell Twins! Yang ini muncul gara-gara aku subscriber setia yang g punya ide nama kembar wkwkw (yang nonton TMT mana suaranya? *hening*)
Thank you for reading! God bless ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
The English Geek [Hiatus]
Fiksi RemajaCinta mampu membuat Diva diam seribu bahasa, walau ia hanya bisa menggunakan dua. Bahasa Inggris dan Indonesia. [#678 Teen Fiction 14/5/2016] [republished 16/6/2016]