perjalanan dimulai

9 1 0
                                    

Kami keluar dari bandara,pak hansam menunjuk ke arah 3 buah mobil jeep yang akan membawa kami keliling papua sebentar.

Sungguh luar biasa tanah papua indonesia ini.
Bersih sekali tak bercela,lautnya sungguh elok,berwarna biru cerah diapit tebing batu di kanan dan kirinya.jalanan juga masih sebagian besar tanah dan tidak beraspal.
Mataku tak henti-hentinya memandangi keindahan negeri nepal van papua ini.

Mobil berhenti di sebuah pasar,pak agus bilang ini adalah pasar tumburuni salah satu pasar tradisional di papua.
Pasar ini masih belum tersentuh oleh kantong plastik.para pembeli disini menggunakan daun pisang atau batok kelapa untuk membungkus barang dagangannya.
Kami diajak untuk berkeliling pasar sebentar sebelum kami memulai petualangan kami.
Benar apa kata pak agus,tak ada satu kantong plastik pun disini.

Tak terasa waktu terus berlalu.kami melanjutkan perjalanan.
Kali ini pemandangan terus tertutup oleh rindangnya pohon seperti hutan-hutan.hanya itu yang terlihat.hingga kami menjumpai sebuah pemukiman kecil,rumahnya ada yang terbuat dari jerami khas tradisional papua yaitu rumah hanoi.meskipun ada juga beberapa warga yang sudah menggunakan rumah dari bata dan semen.

Mobil memasuki pemukiman itu kemudian berhenti di tengah-tengah sebuah halaman luas.
Anak-anak kecil papua yang tadinya sedang asik bermain kini berkumpul mendekati kami.
Aku merasa cukup takut karena menjadi pusat perhatian
Kemudian pak hansam turun dari mobil seorang pria bertubuh kekar datang menghampiri kami.
pria itu dikelilingi oleh beberapa pemuda berkulit hitam yang sama kekarnya,terlihat jika mereka juga seorang pekerja keras di sini.
Namun aku terkejut pak hansam dengan santainya datang menghampiri mereka.
Kemudian mereka saling berjabat tangan dan saling berpelukan akrab bagaikan keluarga lama.
Setelah terlihat mereka berbincang-bincang sebentar,pak hansam menyuruh kami semua untuk turun dari mobil.
Setelah kami turun,tiba-tiba saja beberapa anak mengalungi kami sebuah rangkaian bunga.aku terkejut kemudian menjabat tangan salah satu anak yang memberikanku rangkaian bunga itu.anak itu tersenyum manis sekali,terlihat tulus dari hatinya,kemudian dia berlari ke arah ibunya yang berdiri tak jauh disana.ibunya mengangguk tersenyum kepadaku aku membalasanya dengan senyuman dan anggukan juga.
Baru seperti ini saja Aku sudah merasakan keakraban dan kekeluargaan didesa ini.

Kami berjalan mendekati pak hansam,kemudian pak hansam memperkenalkan bahwa pria itu adalah kepala desa disana.panggil saja dengan sebutan pak baga.kami bersalamab satu persatu kepada pak baga pak baga juga membalas salam kami satu persatu sambil tersenyum khas papua.
Tak lama kemudian pak hansam menyuruh kami untuk pergi mengikutinya sedangkan pria-pria hitam yang berdiri di belakang pria kekar yang menyalami pak hansam berjalan mendekat ke mobil kemudian,mereka menganggkat barang-barang kami.
Mereka melangkah cepat sekali dan sudah berjalan di depan pak Baga.
Kami berjalan memasuki desa itu banyak rumah-rumah tradisional papua disana sepanjang perjalanan kami di sambut dengan senyuman warga disana.
Kami berhenti di depan sebuah rumah yang berukuran lebih luas daru rumah lainnya.kami di persilahkan masuk dan duduk disana sebentar.kulihat barang-barang kami sudah berada disana tertumpuk rapi seperti awalnya berada di dalam mobil jeep.
Kemudian seorang wanita menyuguhkan kami minuman dan makanan kecil,kemudian duduk diantara kami semua.wanita itu terlihat manis.kami asik berbincang-bincang dengan wanita itu.
Kemudian tak lama pak Baga,pak hansam dan pak agus bergabung bersama kami semua.
"Kalian tidak bisa membawa semua barang-barang itu nanti untuk perjalanan selanjutny"kata pak agus
"Oleh sebab itu,mama ibei dengan senang hati mempersilahkan kalian menitip barang-barang kalian di rumah mama ibei."
Kami semua melihat kearah mama ibei dan kompaknya mengatakan terimakasih kepada mama ibei.
Mama ibei dengan senyuman manisnya membalas ucapan kami tidak lupa dengan longgat khas papuanya.

Rasanya baru sebentar tetapi langit senja sudah tampak,kami di perbolehkan menginap di rumah mama ibei dan pak baga malam ini.
Saat malam menjelang,kami membuat api unggun besar di tengah-tengah lapangan luas tempat mobil jeep kami tadi.
Dan kami semua berkumpul bersama,warga-warga desa kecil itu.
Kehangatan dan rasa kekeluargaan terasa sangat kental malam ini.

Mozaikku Di Negri Nepal Van PapuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang