BAB 6

532 44 9
                                    

Hargailah karya orang lain jika ingin dihargai orang...

Happy Reading Guys

Author Point Of View

Pagi ini begitu cerah, secerah wajah pria tampan yang senyumannya sejak bangun tidur tak pernah luntur sedikit pun. Setelah menghabiskan waktu hampir 30 menit untuk membersihkan diri dan mengenakan setelan kerjanya, Ia melangkahkan kaki jenjangnya menuju ruang makan tempat seluruh keluarganya biasa berkumpul untuk sarapan maupun makan malam.

Patricia tersenyum menyambut anak lelaki satu-satunya, Justin menghampiri Ibunya dan mengecup pipi Patricia dengan sayang kemudian mengambil posisi duduk berhadapan dengan sang Ibu.

"Where is Daddy, mom?"tanya Justin saat menyadari bahwa Ibunya duduk sendirian.

"Daddy kamu belum kembali dari New York, sayang" balas Patricia sambil mengoleskan selai kacang pada selembar roti yang kemudian diberikan kepada Justin. Justin hanya menganggukkan kepala sambil mengunyah roti selai kacangnya dengan khidmat.

Patricia pun mulai memakan salad buahnya dalam diam. Dalam hati Patricia sangat bersyukur melihat wajah ceria Justin. Tapi apa yang menyebabkan anaknya ini begitu senang? Apakah ada sangkut pautnya dengan Lailah?

Patricia mengelap sudut bibirnya dengan serbet, kemudian menyatukan tangannya di atas meja. Ia menunggu Justin selesai makan kemudian Ia akan bertanya.

Justin menenggak segelas susu hangat rasa vanilla kemudian mengelap sudut bibirnya dengan serbet, dan menatap Ibunya.

"What happen, mom? Something wrong?"tanya Justin bingung.

"Ya. dan Mommy rasa ada bagian dari syaraf di otak kamu yang salah, Justin" jawab Patricia dengan nada gurauan.

"Apa maksud Mommy?"kerutan didahi Justin bertambah menandakan Ia semakin bingung dengan ucapan Ibunya.

"Sejak tadi Mommy lihat kamu tidak berhenti tersenyum, Justin. Dan itu merupakan hal paling langka melihat kamu tersenyum sendiri seperti itu" mendengar penjelasan dari Patricia senyuman dibibir Justin semakin lebar karena saat ini wajah cantik dan polos milik Lailah sedang berseliweran dengan bebas diotaknya.

"Tentu saja aku terlihat begitu bahagia, Mom. Sepertinya sebentar lagi Mommy akan mendapatkan menantu idaman Mommy"jawab Justin dengan sumringah. Patricia terdiam mendengar penjelasan Justin. Ia sedang mencoba mencerna ucapan anaknya itu. Ketika paham dengan maksud sang anak senyuman Patricia pun mengembang.

"Apa maksud kamu Lailah sudah setuju ingin menikahimu? Tapi bukankah Lailah telah membatalkan perjodohan itu, sayang?"tanya Patricia terlihat tidak sabar.

"Belum. Aku sedang berusaha membuatnya menerima perjodohan ini, Mom. Dan ya, Lailah memang telah membatalkan perjodohan itu. Tetapi Aku menemui Paman Gio dan meminta izin untuk bertemu Lailah kemudian kami membuat sebuah kesepakatan kecil mengenai perjodohan itu"

"Kesepakatan kecil apa, Justin? Mommy tidak ingin kamu mengambil langkah yang salah sayang!"ujar Patricia khawatir sekaligus penasaran.

"Tenang saja Mom, aku tidak mungkin mengambil langkah yang salah. Aku dan Lailah membuat kesepakatan bahwa kami akan mencoba untuk saling mengenal semacam pendekatan yang dilakukan banyak pasangan muda, dan tujuanku adalah tentunya adalah membuatnya menerima perjodohan itu dengan sukarela. Tetapi apabila Ia masih merasa tidak cocok dengan ku, Aku akan mundur dan membatalkan perjodohan itu ya meskipun itu tidak akan pernah terjadi karena aku akan sekuat tenaga membuat Lailah merasa cocok dan nyaman saat bersamaku. Mommy hanya perlu mendoakan semoga semua yang aku lakukan membuahkan hasil yang tidak mengecewakan"jelas Justin panjang lebar sambil menatap Patricia dengan dengan intens.

My Lovely Husband (Re-Write) 2024Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang