BAB 10

428 32 4
                                    

HARGAILAH KARYA ORANG LAIN JIKA INGIN DIHARGAI..

NO EDIT.

SORRY FOR TYPO(S) 

HAPPY READING............  

**************************

Justin menatap pada jam tangan yang melingkar ditangan sebelah kirinya. Jam menunjukkan pukul 4.30 p.m, lelaki bertubuh tegap itu mematikan computer yang ada di depannya, dan merapikan berkas-berkas yang berserakan di atas meja kerjanya. Setelah rapi, Justin bangkit dari duduknya kemudian merenggangkat otot-otot dan sendi yang terasa kaku setelah duduk dengan manis selama 3 jam.

Justin tersenyum manis saat menatap seorang gadis sedang tertidur dengan lelap dan damai. Rasa lelah dan penat yang sedari tadi Ia rasakan, seketika lenyap saat melihat Lailah yang tertidur di atas sofa di dalam kantornya karena mungkin Lailah merasa bosan menunggu Justin yang focus mengerjakan pekerjaannya yang menumpuk.

Justin berjalan menghampiri Lailah yang sedang tertidur, kemudian Ia berjongkok mensejajarkan tubuhnya dan menatap wajah Lailah yang meneduhkan. Justin mengabsen satu per satu bagian wajah Lailah yang menarik dimatanya. Alis yang tebal berwarna cokelat gelap yang rapi dan indah, tak lupa bulu mata lentik nan panjang yang menghiasi kelopak mata Lailah yang tertutup, hidung mungil yang mancung, dan tak ketinggalan bibir merah ranum yang alami tanpa polesan lipstick yang sangat menggoda iman.

Justin mengusap pelan pipi Lailah yang berwarna putih pucat. "Wake up, Princess your time is up!" bisik Justin lembut sambil menepuk pelan pipi kanan Lailah.

Lailah yang merasa terganggu pun mulai membuka matanya perlahan, dan tersenyum kecil saat melihat wajah Justin ada di depan matanya. Justin sedikit menjauhkan tubuhnya saat Lailah duduk dan mengusap pelan matanya dengan gerakan yang benar-benar menggemaskan menurut Justin.

Lailah menatap pada sebuah jas yang menutupi paha hingga betisnya, dan lagi-lagi tersenyum dan pipinya yang pucat langsung bersemu merah saat mengetahui itu adalah jas milik Justin.

Semua hal itu tak lepas dari pandangan Justin, dan laki-laki berucap syukur di dalam hatinya karena bisa melihat Lailah yang benar-benar luar biasa saat ini ketika gadis itu baru bangun dari tidurnya.

"Aku takut kamu merasa kedinginan saat tidur, dan aku tidak memiliki selimut disini, jadi aku menutupi kakimu dengan jasku." Jelas Justin menjawab pertanyaan yang ada diotak Lailah.

"Terimakasih, Justin. Maaf aku tertidur sangat pulas." Ucap Lailah dengan suara serak khas bangun tidurnya penuh penyesalan.

Justin mengambil gelas yang berisi air mineral dan memberikannya pada Lailah sambil berkata "It's oke, Lailah. Aku tahu kamu pasti bosan menungguku, lagi pula kamu tidur sangat nyenyak jadi aku tidak tega untuk membangunkan. Kamu butuh tidur siang untuk kesehatanmu, bukan?"

"Aku tidak bosan, sungguh. Disini sangat nyaman makanya aku tertidur. Dan kamu memiliki koleksi buku yang luar biasa, jadi aku tidak bosan."

"Baguslah jika memang seperti itu. Dan kurasa sudah waktunya aku mengantar Tuan Puteri ini untuk pulang ke rumahnya, setuju?"Tanya Justin dengan wajah ceria.

Lailah mengangguk dan bangkit dari duduknya, kemudian memberikan jas pada Justin yang langsung dikenakan oleh lelaki itu.

"Bisakah aku memakai kamar mandimu sebentar? Aku butuh membasuh muka"

"Tentu. Pakai saja, Lailah. Aku akan menunggumu di luar" Lailah mengangguk dan berjalan menuju kamar mandi yang terletak disudut kanan ruangan Justin, sedangkan Justin berjalan keluar ruangannya dan menunggu tepat di depan meja Amanda yang telah kosong.

My Lovely Husband (Re-Write) 2024Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang