#1 Guitarist!Murasakibara x Fan!AcousticLover!Reader

311 37 11
                                    

Requested by: writerlatte
Tag: entertainment music!AU, possible OOC and typo(s), cliffhanger

.

.


"Chord-nya begini...?"

Jemari kirimu memosisikan diri di senar dan bar yang berbeda, sedangkan tangan kanan mengayun di keenam senar.

Memfokuskan indra pendengaran pada suara yang melantun dari mp3 player, dahimu berkerut. "Ah, salah. Berarti harus lebih tinggi setengah nada?"

Gesekan antara buku jari dengan senar sudah menjadi santapanmu sehari-hari. Tak jarang kau harus membalut ujung jarimu dengan perban. Namun kau tidak peduli. Asal bisa memainkan satu lagu saja kau sudah senang.

Suara gitar yang kaujadikan patokan terdengar sangat indah, membuatmu ingin menirunya. Bagimu, Murasakibara Atsushi seharusnya menjadi panutan para gitaris.

"Ah, ketemu!" kau bersorak senang ketika kau berhasil mendapatkan kunci yang tepat setelah beberapa kali mencoba.

"Semoga Murasakibara-kun mau melihatku memainkan lagunya saat konser."

.

.

Akashi mengetukkan jarinya pada ujung piano dengan ekspresi tidak puas. "Masih belum. Kita latihan lagi dari awal."

"Eeehhh? Tapi suaraku nanti habis-ssu!"

"Kita juga sudah latihan berkali-kali." Aomine menyandarkan tubuhnya ke tembok. "Memangnya apa lagi yang kurang, sih?"

Akashi menyipit, separuh tidak percaya kalau anggota band-nya bisa sebodoh ini.

"Ryouta, suaramu terlalu tinggi seperdelapan nada. Daiki–suara drum-mu terlalu mendominasi. Dan terlalu cepat di bagian chorus. Shintarou, jangan lupa kalau bagianmu dimulai setelah Atsushi, bukannya bersamaan. Seharusnya Tetsuya menggunakan sound effect nomor 34, bukannya 33. Dan Atsushi, betulkan setelan gitarmu."

Yang lain hanya bisa menatap balik, tidak bisa menyanggah.

"Kalau kalian benar-benar ingin kelihatan bagus di depan para fans, buat mereka terkesan dengan permainan kalian yang tidak main-main."

Yang benar saja. Kalau band mereka didengarkan oleh orang awam, kesalahan-kesalahan sesepele itu tidak mungkin diperhatikan. Sang emperor memang kelewat perfeksionis.

"Tapi aku lapar, Aka-chin." Midorima memprotes. "Dari tadi marshmallow-ku belum kusentuh."

"Dan aku mau minum vanilla milkshake." Kuroko menyahut pelan.

Untung saja Akashi tidak berniat memangkas kepala mereka. "Tinggal 3 hari sebelum konser tiba. Dan aku tidak mau mendengar protes lagi–kecuali kalau kalian memang tidak sayang nyawa."

Menit berikutnya, studio eksklusif itu sudah kembali mendengungkankan suara.

.

.

Kakimu yang berlapis sepatu membentur ubin satu per satu, dengan gitar kayu di dekapan.

"Maaf–ah, maaf. Permisi."

Aula yang sudah penuh sesak dengan para penggemar harus rela kena benturan instrumenmu, selagi kau berusaha mendekati baris paling depan.

KnB Fanfic Collection (INA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang