Part I

85 14 0
                                    

Disinilah aku, didepan pintu gerbang sekolah ternama di kota ku "Bekasi" - SMA RAJAWALI , menurut ku itu nama gada bagus-bagusnya sama sekali.

Yaela ngel, ko jd mikirin nama skolah itu si?

Kalian tau ga?

Ya engga la.

Belum di kasih tau.

Sama gue.

Enakan gue/gua/aku ni?

Biar mancai kan wkwk.

Danta njing.

Gue aja kali ya? Oke mulai sekarang pke "gue"

------ |||| -------

Masih melanjutkan yg tadi teman-temanku , ahayde teman-temanku, acaykiwir.

Disinilah gue, sedang menjalankan sbuah hukuman dari guru olahraga.

Seharusnya di pertimbangin dulu gtu ya, udah jelas-jelas klo gue yg menangin ni skolah buat ikut cerdas cermat se-jakarta.

Critanya lgi sombong.sombong.

"Pak, saya kan pinter ya pa, seharusnya bapak pertimbangkan lgi sebelum saya di hukum lari keliling lapangan selama 20 putaran, capek nih kaki pak,capek.pegel" ujar gue yg memilih untuk membela diri sendiri.

Saat pak sutono ingin berbicara, gue langsung menyela perkataan pertamanya.

"Ta-" ujar pak sutono namun terpotong oleh ucapanku

"Pak, saya kan baru pertama kali telat ni ya, seharusnya bapak meringankan beban saya gtu pak. Ga kyk murid-murid bandel yang disini pak." Cerocos gue panjang lebar.

"Angeline, saya tau kamu pinter dan baik, tetapi peraturan tetaplah peraturan, kan kamu tau kalo melanggar peraturan akan diberi sanksi, ya sanksi ini sih ga seberapa ya ngel sebenarnya. Anak-anak yg sring telat, malahan lbih parah dri ini"

Kata-kata pak sutono membuat hati gue mencelos, dan membuat dag-dig-dug.

Apakah ini cinta?

Jiji anjng, guys ini cuman becanda , oke?

"Iya pak,saya tidak akan mengulanginya lagi, saya akan berjanji pak, berjanji." Ujar gue dengan mantap di kata terakhir.

Setelah, menjalankan perdebatan yang cukup mengegerkan dunia bagian utara.

Disinilah gue, di tempat teramai di sekolah, toilet.

Ya kagalah bego, di kantin. Kantin. K a n t i n .

"Naujubillah minjalik, ini rame pke bingit, ya guys" ujar gue kepada sahabat gue dari kecil.

Yosephine.

Dan.

Adinata.

"Iyalah rame bego idiot tolol, klo ga rame ini bukan kantin tapi.... tapi..." ujar Adinata yg tiba-tiba jadi serius, padahal dia kan gpernah bisa serius.

Berani sumpah serapah gue, si nata susah buat diajak serius.

"Tapi apaan kamfret?" Ujar Yosephine , yang lagi liat makanan favorit dia di kantin ini.

Nasi Bakar Pak Le.

Itu nama kantin kesukaan si Yosephine selama bersekolah di sekolah danta ini guys.

"Tapi....kuburan" Ujar Adinata , dengan cengengesan.

"Yaiyalah kucruk. ya emang si ni anak ada benernya juga si ya nat, selamat-selamat" ujar gue sambil berjabat tangan, tanda bahwa gue ngucapin selamat. Ulang Tahun. Ya kagalah.

"Yos,Nat, dri pada lu berdua cuman liatin orang-orang pada makan, mndingan makan yuk elah, laper."

"Oke kuy ngel" ujar Yosephin dan Adinata serempak.

Wohowoho, serempak. Cie. Cie. Cie. Oke , back to Yosephine and Adinata. NJAY.

Gue lebih memilih membeli nasi uduk dibandingkan makanan yang lainnya. Soalnya. makannya mahal, gamau. Diet. Ya enggalah. Duit menipis bro.

Dalam hitungan 5 menit, yang telah berlalu. Bel tanda masuk kelas pun berbunyi. Padahal gue kan lagi makan anjir.

Fakuy, kitati gue.

------|||-----

Setibanya di kelas, karena tadi bel masuk sudah berbunyi padahal lagi makan, ya sudahlah.

Dari awal kalian membaca ini, author belum memperkenalkan gue ya?

Fix, authornya jahat pake bgt.

Nama gue, kalian pasti tau lah. Angeline Carolin Julian, salah satu anak dari pabrik teh di bogor yang cukup terkenal. Fredericus Ronald Julian.

Gue punya Adek Cowo, Yudistira Bimo Julian Dia sekarang masih kelas sd lebih tepatnya kelas 6 sd. Dan mau SMP. SMP, coy.

Jangan lupa gue juga punya adek cewe. Sophie Cathleen Julian.

Sip, lengkap sudah keluarga, bahagia , ini.

Walaupun bahagia , tetep aja pasti di dalam stiap rumah tangga terdapat cobaan dan ada aja keributan di dalamnya, namun jika pertengkaran itu di selesaikan secara fisik , maka tdk akan berhenti , jadi harus ada penegah dan harus ada yang mengalah.

----|||----

Bel pulang pun berbunyi dengan nyari , mengkagetkan semua murid yang sedang belajar, menulis, mendengarkan guru, mungkin ada yg ngobrol malah mungkin ada yang tertidur, ya kan gada yang tau, hanya Tuhan yang tau. Njay.

Gue pun bergegas merapikan buku-buku yg tadi gur catet saat pelajaran guru kimia, Bu Ratna.

Saat keluar dari kelas, ada sesuatu yg memegang pundak gue dari belakang.

Membuat gue merinding ketakutan, ya enggalah, kan gue kuat.

"Woy" panggil seseorang dari belakang gue.

Tapi, gue tetep jalan santai ninggalin dia.

Dia malahan ikutin gue dan berlari, sepertinya.

"Lu di panggil-panggil juga dari tadi , sombong banget" , ujarnya

Gue pun liat ke arah belakang, eh ternyata kakak kelas itu.

"Kenapa ka?" Ujar gue dengan tatapan datar kearahnya.

"Gue dari tadi manggil-manggil elu tapi malah lu diemin" Ujar kakak kelas itu.

"Iya, ada apa ka?"

"Gue mau ngajak lu jalan besok dek" Ujarnya

"Kemana?"

"Rahasialah, gua aja tiba-tiba ngajak lu jalan sama gua kayak gni"

"Yauda,gua kabarin aja lewat line nanti ya ka"

"Oke dek" Ujarnya dengan jari membentuk tanda "oke" .

----|||----

Tanggal menulis : Sabtu, 18 Juni 2016

How Deep Is Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang