Langit-langit ini sudah ribuan kali kulamati
Bahkan goresan-goresan isengnya sudah kuhafal
Entah apa saja cerita dibalik itu
Tapi satu
Tak luput kuukir namamuTak perlu lagi kueja,
aku sudah tahu diluar kepala
Bagaimana tidak, tiap harinya, Ia terselip dalam tiap doa
Tentang kebahagiaan, masa depan, keberuntungan, dan secangkir keegoisan: semoga bisa jadi milikku,
Yang kuseruput tiap pagi layaknya kopiNamamu indah
Senada dengan cinta
Tak perlu kau tanya bagaimana orangnya
Tiap canda tawanya ada aku di sana, bersembunyi di dalam lesung pipinya
Diam-diam mengamati
Diam-diam menaruh hati
Diam-diam jatuh cinta
Diam-diam menyelipkan doa, dan secangkir keegoisan: semoga jadi milikku selamanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebab Hati Berpuisi
PoetryIseng-iseng karena kebuntuan ngerjain skripsi. Kumpulan oret-oretan yang, semoga saja layak, disebut puisi