Satu pagi di hari kesembilan
Langit cerah dihias putih awan
Tak ada beban ataupun penyesalan
Tangis sudah berhenti benarMengingat kelucuan hari-hari sebelumnya,
Yang wajar bila ditertawakan
Tapi kini sudah tak ada beban
Tangis sudah berhenti benarAku ikhlaskan jalan pilihan
Dirimu yang pergi, dan aku yang tak mau disini lagi
Dalam dada ada yang hilang
Sakit yang tak tertahankan
Tapi kini bisa kutertawakan
Karena tangis sudah berhenti benarAku percaya pada Tuhan
Lebih dari sebelumnya
Di jurang paling dalam itu, Dia datang diam-diam
Mengingatkanku yang lupa cinta-NyaAku bersujud kemudian,
Meminta maaf dan mendekat,
Dia berlari menyambutku
Sungguh aku tak tahu diriSatu pagi di hari kesembilan,
Tangis sudah berhenti benar
Cinta yang ku kira hilang,
Masih setia menungguku pulang, memaafkan segala kesalahan
Kutemukan Tuhan
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebab Hati Berpuisi
PoetryIseng-iseng karena kebuntuan ngerjain skripsi. Kumpulan oret-oretan yang, semoga saja layak, disebut puisi