part 4 - Permintaan Gila

752 77 13
                                    

maaf, sepertinya love at first nite part 5 hehe.. dan kemungkinan akan di privat. jadi hanya follower yang bisa baca. jadi kalo mau baca silahkan follow n jangan lupa vote n  komen.

untuk MINE extension juga beberapa part akan di PRIVAT karena mengandung konten tidak biasa.. T,T maksudnya konten dewasa.. 

oke... happy reading...

****


Neha pun menyiapkan sebuah gubuk di pinggir kota Mumbai sebagai tempat untuk mereka. Matanya berkaca-kaca menatap foto seorang wanita yang masih terpampang di dinding dengan kalungan bunga.

" Kau akan menemui mereka disini... mereka akan tahu tentangmu.." katanya dengan bibir dan suara bergetar karena menahan perasaannya.

Tak lama Meeta dan Aarti datang dengan sopir. Dia terkejut melihat kondisi rumah itu, meski sudah dirapihkan pelayan tapi tetap saja memprihatinkan.

" Apa-apaan ini?' tanya Meeta sambil melongok ke setiap pojok yang hanya berukuran 4 x 4 meter saja. Dan kamar satu saja dengan ukuran 3 meter saja. Aarti tersenyum kecut, tapi dia sangat yakin untuk mengajarkan anaknya hidup sederhana sesuai ide Neha.

Aarti berjalan ke arah foto wanita di dinding dan memandangnya.

" Siapa dia?" tanya Aarti. Neha menoleh dan terlihat mengatur emosi dirinya.

" Pemilik rumah ini.. tapi sudah meninggal.." katanya.

" Oh.. lalu atas ijin siapa kita sementara disini?" tanya Aarti.

" Anaknya.. anaknya bilang kita boleh menyewanya. Tapi jangan diubah apapun isinya jika hanya sementara." Jawab Neha. Aarti mengangguk dan tersenyum.

" terima kasih Neha.. kau selalu membantu keluargaku.." ujar Aarti merangkul Neha yang menatap foto di dinding itu.

****

Semalaman Meeta tak bisa tidur karena tak terbiasa dengan rumah jelek dan sempit. Ibunya terus menghiburnya, jika dia berbuat baik sebelum tiga bulan, maka Neha akan mengembalikan dia ke rumahnya.

" Kenapa ibu begitu patuh pada Neha?" tanya Meeta heran.

" Karena hati ibu mengatakan demikian.. Neha anak yang baik." Ujar Aarti. Neha yang mendengar itu terdiam menggenggam erat bungkusan makanan yang dia bawa. Lalu mengetuk kamar dan memanggil Aarti.

Aarti keluar dan menyebutnya panjang umur karena baru saja menyebut namanya.

" Kau memang seperti dewa bagi kami Neha.." ujar Aarti. Neha ingin sekali menangis tapi dia tahan dan menatap Meeta yang memandang kesal padanya.

" Ini uang untuk satu bulan." Katanya menyerahkan uang pada Meeta. Meeta melotot bukan main, uang segitu mana cukup. Dia protes dan neha hanya memandang Aarti. Aarti lagi-lagi setuju dan mengangguk. Meeta benar-benar emosi dan tak habis pikir dengan kebaikan ibunya. Neha lalu pamitan pulang dan sepanjang jalan tertawa puas. Bahkan sampai keluar airmata.

Hal lebih menyakitkan pun dirasakan Meeta. Dia dilarang bertemu Prem selama tiga bulan juga. Dan Prem dilarang membantu Meeta. Prem yang bukan anak kecil jelas saja berontak dan menarik tangan Neha dengan kasar ke ruangannya.

" Kau pikir kau siapa Neha? Aku bukan karyawanmu dan ada disini demi Meeta jadi kau tak bisa mengaturku." Katanya dengan kesal dan emosi. Neha tersenyum manis.

" Kau sangat seksi jika marah.." ujar Neha sambil menunduk lalu memandang Prem yang terkejut.

" Aku memiliki segalanya Prem.. aku mengirim Meeta dan Ibunya ke tempat dimana seharusnya. Dan kau.. tidak akan bisa berbuat apa-apa karena cintamu pada si anak manja itu." Ujar Neha.

ARTI SEBUAH CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang