"Liand, ayo dong, entar istirahatnya keburu habis. Lo tahu nggak, gue udah lapar banget," untuk yang kesekian kalinya si bebek ngoceh terus sampai telinga gue ini panas, kalau di film film nih, mungkin telinga gue udah keluar asap. Oke, abaikan!Gue menaruh sapu asal, nggak peduli deh kalau itu sapu bakal rusak. Detik selanjutnya gue berlari ngehampirin si bebek yang udah kacak pinggang di depan pintu aula. Sueer..., deh, mirip kayak emak emak nih orang.
"Liand, lo i...," ucapan si bebek tiba tiba terhenti lagi saat gue meliriknya kesal.
"Gue yang paling laper disini, lo sarapan gue nggak," potong gue sambil melenggang pergi ngelewatin si bebek, nggak peduli kalau dia bakal ngomel terus sampai di kantin entar, yang penting tujuan gue adalah MAKAN!
***
"Liand," si bebek berbisik pelan kearah gue saat lagi asik nikmatin nasi goreng plus es teh buatan bu kantin.
Gue ngelirik si bebek sekilas, kemudian kembali fokus kearah makanan "Apaan?"
"Lo bakal bolos lagi?"
Gue mengernyit, tumben tumbenan ni anak satu nanyain gue bolos apa nggak "Iya, emang kenapa,"
Liana menghela nafas panjang "Jangan bolos terus, kita udah dekat UAS bego,"
Gue semakin mengernyit, nggak biasanya ini anak ngelarang gue bolos "Lo kenapa sih,"
Liana cengengesan "Katanya ada anak baru lho di kelas kita entar," jawab si bebek semangat. Saking semangatnya, dia nggak nyentuh sama sekali tu makanan (katanya laper, dasar pembohong).
"Trus,"
"Katanya muridnya cowok, pindahan dari Ban...,"
"Trus, lo nyuruh gue terpesona sama tu cowok. Sorry, gue juga cowok, bukan cowok jadi jadian," jawab gue asal, nggak peduli deh moodnya dia bakal hancur kalau kayak gitu.
Dan sesuai dugaan gue, si bebek langsung cemberut, dan dengan asal di makan tuh nasi goreng sampai habis nggak bersisa. Padahal tadi, tuh makanan sama sekali nggak disentuh. Adehh..., bebek, bebek.
"Hati hati lo makan entar kesedak baru tahu lo," sindir gue saat dia makan dengan alakadar.
Si bebek natap gue tajam "Pokoknya lo harus masuk kelas sekarang, nggak boleh bolos. Lo harus tahu, gimana mukanya itu anak baru, titik!"
"Iya, iya, gue entar masuk," jawab gue pasrah, kalau enggak satu kantin ini bakal roboh sama amarahnya yang lebih menyeramkan dari iblis. Adehh..., jangan sampe dah itu terjadi. Oke lanjut!
Seketika si bebek langsung senyum manis "Nah gitu dong! Baru namanya sahabat gue,"
Gue hanya mengangguk, nggak peduli lagi deh dia ngomong apaan, intinya yang gue denger, dia penasaran sama itu anak baru.
***
"Hai nama gue Nathan Harlod, lo semua bisa manggil gue Nathan," seorang cowok dengan alis tebal, bulu mata lentik dan pipi yang sedikit chubby itu memasuki kelas, memberikan senyum maut yang membuat siswi di kelas itu terpesona, termasuk si bebek yang udah nggak peduli lagi sama cogan yang duduk di sampingnya. Adehhh.., apa sih istimewanya tuh cowok? Gantengan juga gue.
"Baik Nathan, kamu boleh duduk di...., ah ya, di belakangnya Liand," Mrs.Natalia, guru IPS gue itu menunjuk sebuah bangku kosong di belakang gue. Dan gue yakin, ini bebek bakal berbunga bunga hatinya.
Cowok yang dibilang Nathan itu mengangguk, detik selanjutnya dia berjalan kearah bangku di belakang gue dengan senyum yang masih terukir di wajahnya. Dih, sok cool banget ni cowok, cool-an juga gue, cool alami lagi, nggak dibuat buat. Oke lah, entah kenapa mood gue yang udah membaik, tiba tiba hancur lagi saat ni cowok masuk kelas, apalagi ngeliat si bebek sampe terpesona gitu sama si Nathan Nathan itu.
Apa gue cemburu ya? Ahh.., nggak nggak, mana mungkin gue cemburu sama bebek cerewet ini. Oke, Liand, jangan pikir aneh aneh sekarang!
Gimana ceritanya nih? Makin gaje ya? Tapi tetap vote and comment yang banyak ya, jangan hilang tanpa jejak lho! Hargain yang nulis, thanks guys.
-Intan Saraswati-
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone
Teen FictionApa jadinya kalau ada cinta di tengah tengah persahabatan? Bakal rusak? Belum tentu, tapi nggak bisa mastiin juga kalau nggak bakal rusak. Jadi langsung baca aja, Cekidot!