ARGA POV
Sudah 4 bulan lamanya alexa pergi ke london. Entah mengapa, rasanya hati ini begitu kosong sejak ia pergi. Aku tak dapat mendengar ocehannya lagi dan tak ada yang menggangguku lagi. Bahkan sejak 4 bulan yang lalu, devan dan devin tak pernah menanggapi jika ku ajak bicara. Seperti saat ini, kami sedang bermain basket di lapangan sekolah. Tetapi devan dan devin tak pernah menyapaku. Hal itu membuatku geram. Aku pun menghampiri mereka
"Dev" kedua orang itu pun menengok karena merasa namanya terpanggil. Saat tau yang memanggil mereka adalah aku, mereka pun melanjutkan langkah mereka tanpa memerdulikan panggilanku
"Dev. Please. Gue salah apa sih sama lo berdua. Kenapa lo berdua diemin gue ??" Tanyaku geram melihat tingkah aneh mereka. Devin pun akhirnya berbalik. Tapi sepertinya ia tampak tak senang dengan pertanyaanku
"Lo tanya apa kesalahan lo ??!!!! Lo gak sadar, lo yang bikin alexa pergi. Dia pergi karena dia mau nunjukin ke lo bahwa dia layak untuk jadi pusat kehidupan lo!!" Teriak devin geram
"Okay gue minta maaf. Tapi gue harus gimana lagi ? Gue gaada rasa sama adek lo" ucapku jujur. Devin pun terlihat semakin marah, sedangkan devan hanya melihat kami dari jauh dengan pandangan yang sulit diartikan
"Emang lo pikir maaf bisa ngembaliin alexa ? Bisa bikin sakit hati alexa sembuh ? Enggak ga. Sampai kapanpun, luka itu gabakal sembuh. Untung lo sahabat gue. Kalo enggak, habis lo di tangan gue dan bang devan" setelah mengatakan itu, devin pun meninggalkan ku dengan muka seramnya. Apa yang harus aku lakukan ?
***
ALEXA POV
Sudah 4 bulan lamanya aku memutuskan untuk pergi menjauh dari kehidupan kak arga. Jujur, aku sangat merindukannya. Sejak jauh darinya, nafas yang kuhirup semakin lama semakin sesak. Aku sungguh sangat mencintainya. Apakah ia juga merindukanku ? Tapi itu tak mungkin. Ia pasti bersenang senang atas kepergianku karena tak ada lagi yang mengganggunya, tak ada lagi yang merecoki kehidupannya
"Alexa" panggil dion dari luar kamarku. Aku memang tinggal bersama keluarga dion selama di london. Sebenarnya aku sangat ingin membeli apartemen sendiri. Tapi ayah tidak mengijinkanya karena takut sesuatu yang buruk akan menimpaku
"Masuk aja ion. Pintunya gak dikunci kok" sahutku. Tak lama kemudian, pintu kamarku terbuka
"Basketan yok. Di lapangan depan" ajak dion
"Ayok dah. Bentar ganti baju dulu" kataku. Ia pun mengangguk dan meninggalkan kamarku. Setelah siap, aku pun menyusul dion yang tampak telah siap dengan baju basketnya
"ayok ion" setelah sampai di lapangan, kulihat banyak anak anak yang telah siap. Dan permainan pun dimulai. Aku pun sangat bersemangat sampai sampai lawan mainku kualahan. Setelah 1 jam lamanya bermain, kami pun beristirahat. Saat sedang asyik bercerita dengan dion, tiba tiba handphone dion berbunyi. Ternyata video call
"Assalamualaikum" sapa seseorang di seberang sana. Tunggu, sepertinya suaranya sangat familiar
"Wa'alaikumsalam. Halo bang arga. Gimana kabarnya ?" Tanya dion. What ? Kak arga ?
"Alhamdulillah baik ion. Lo sendiri gimana ?"
"Baik bang, alhamdulillah. Kenapa bang ? Tumben video call?" Tanya dion heran
"Haha. Gapapa ion. Gue cuma pengen ngabarin, mungkin bulan depan gue ke london. Gue dapet beasiswa di London university" katanya. Aku pun sangat terkejut mendengarnya. Sial. Sia sia aku melarikan diri jika akhirnya dia menyusul
"Wah beneran bang ? Pasti lo kangen alexa ya makanya nyusul pindah ke sini"
"Ya enggak lah. Gue tegesin ya, gue gaada perasaan apa apa sama tu bocah" kata kata kak arga barusan menambah luka dihatiku. Kenapa ia begitu tega padaku
"Gile lu bang. Orangnya dengerin nih" sialan si dion
"Biarin aja. Biar dia denger kalo gue bener bener gak suka sama dia. Gue benci dia ngikutin gue kemana mana. Pokoknya gue benci dia" karena tak kuat mendengar ucapan kak arga, akupun berlari menuju ke rumah dion. It's enough!
***
Author POV
"Xa, kamu gapapa ?" Tanya dion khawatir karna melihat sepupunya sejak tadi tidak mengeluarkan sepatah katapun
"Selow aja yon, lagian aku udah biasa sama kata kasarnya" jawab alexa santai. Yah, walaupun dalam hati sebenarnya tetap sakit"Kamu gausah mendem itu sendiri xa, nangis aja udah" ucap dion menenangkan. Alexa pun langsung memeluk dion erat. Menumpahkan air matanya di bahu lebar dion
"Aku ga bisa. Aku ga bisa pura pura baik baik aja. Hati ku tetep sakit. Seenggaknya, kalo dia gasuka sama aku, gausah lah berkata kasar. Aku cuma manusia biasa yg bisa sakit hati juga. Aku salah apa sih yon sama dia ? Kenapa dia gapernah suka sama aku" isak alexa. Dion pun menepuk pelan pundak alexa. Dia tau, dibalik sifat alexa yang ceria, ia menyimpan rasa sakit itu diam diam
"Yang sabar ya xa. Aku yakin kamu bakalan bahagia. Sama dia ataupun tanpa dia. You deserve it. Aku cuma bisa berdoa yang terbaik buat kamu dan berusaha melindungi kamu" ujar dion sambil menghapus air mata alexa
"Percuma aku pindah jauh jauh, mahal mahal kesini kalo dianya juga nyusul kesini" gerutu alexa sambil cemberut. Dion pun tersenyum melihat sifat alexa sudah kembali seperti semula
"Udah sih. Kamu mending fokus ujian deh"
"Ah selow sih, aku kan pinter haha" dion pun hanya menggelengkan kepalanya tak percayanya melihat sifat kepercayaan diri alexa yang kelewat tinggi
"Yaudah aku ke kamar dulu ya" sepeninggalnya dion dari kamarnya, alexa pun kembali termenung. Entah kenapa walaupun arga membecinya, ia masih saja memiliki rasa pada arga
"Ini konyol. Ga mungkin kak arga kesini kan ? Kenapa kebetulan banget ? Lagian banyak kok universitas bagus di negara lain yang mau nerima dia" gerutu alexa kesal. Ia pun melihat ke arah meja belajarnya. Disana terlihat potret dirinya dengan arga saat ia kecil. Ketika ia belum mengenal kata cinta dan membuat arga membencinya. Ia pun memejamkan matanya lelah. Kenapa ia harus bertemu lagi dengan arga ?
***
Tidak terasa waktu pun cepat berlalu. Sudah 1 bulan lamanya sejak ia mendengarkan kata kata menyakitkan dari arga, hari ini ia akan melihat wajah yang ia rindukan itu
"Oh ya xa. Kamu yang sabar ya. Rencananya bang arga mau tinggal di rumah ku dulu sampai dia nemu apartemen yang pas" kata dion sambil bersiap menjemput arga di bandara. Alexa pun membulatkan matanya tak percaya
"Demi apa ? Dan kamu baru bilang ini ke aku ? Gilaaa" ujar alexa kesal
"Lah kenapa ? Bukannya ini bisa jadi kesempatan emas buat kamu ngerebut hati bang arga ?" Usul dion
"Aku ga yakin kalau itu bakalan berhasil. Ka arga bener bener udah anti banget sama aku. Mana bisa aku ngrebut hatinya"
"Coba aja dulu. Gaada salahnya kan nyoba. Yaudah lah aku jemput bang arga dulu yaa" ujar dion lalu memasuki mobil mewahnya dan meninggalkan pekarangan. Setelah mobil dion tak terlihat, ia pun berbalik memasuki rumah yang sudah setengah tahun ini ia tinggali. Sepertinya hari ini ia akan seharian di dalam kamar. Ia tak ingin bertatap muka dengan arga
***Hallo pembaca hello, goodbye. So sorry banget baru bisa update sekarang. Jadwal kuliah, praktikum, organisasi bener bener menguras tenaga dan pikiran. Insyallah mulai minggu depan, hello goodbye bakal update setiap hari minggu. So, stay tune yak. Jangan lupa like komen dan share nya. Thank you
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello GoodBye
RomanceSakit. Sangat sakit ketika kau memperlakukanku seperti ini. Apa tak cukup sekali kau menyakitiku ? Mengapa harus mengulanginya berkali-kali. Kau tau, hati yang telah tergores walaupun telah sembuh, bekasnya tak kan pernah hilang. Bagaimana jika kita...