Hembusan angin perlahan menyebar di altar kota. Sebagian NPC menatap altar itu dengan penasaran, sebagian yang lain menghiraukan itu dan kembali melanjutkan aktivitasnya.
Perlahan serpihan objek berwarna biru-hijau-kuning muncul dan membentuk suatu wujud. Seorang lelaki dan wanita.
Ketika wujud tersebut sudah mulai terlihat sempurna, serpihan-serpihan pecah dan menghembuskan ledakan angin di altar tersebut. Disana berdiri dua player yang menatap NorthLand dengan penuh semangat.
Salah seorang player ialah lelaki berumur 14 tahun. Rambutnya hitam dipotong pendek, tak tersusun rapih layaknya kebanyakan lelaki. Tingginya sekitar 175 cm dan tubuhnya cukup kurus untuk seusianya. Kulitnya putih pucat sementara tekstur kulitnya terlihat begitu lembut.
Dengan wajahnya yang imut tak cocok dengan pakaiannya yakni sebuah kaos hitam bernuansa pertengahan eropa dengan sebuah sabuk pedang menempel dipunggungnya.
Disebelahnya berdiri dengan berkacak pinggang, seorang wanita manis berumur 15 tahun. Wajahnya manis dan ia memakai kacamata biru, rambutnya yang berwarna silver di biarkan memanjang kebawah. Pakaiannya tak jauh berbeda dengan pria disebelahnya, namun warna biru seakan menyesuaikan dengan bola matanya yang biru langit.
Itu adalah Agatha dan Irene. Wujud mereka didunia nyata. Mungkin bagi yang melihat mereka akan menganggap itu seorang pangeran dari negeri Barat dan putri dari negeri utara.
Para NPC yang sedari tadi menyaksikan Altarpun menatap mereka dengan terpesona, kemudian setelah melihat mereka berjalan para NPC tersadar dan kembali melanjutkan aktivitasnya.
"Northland, negerinya para pedagang." Ucap Agatha memulai langkahnya.
"Aku baru tahu kalau Northland terbuka di lantai 1."
"Yah, nampaknya beberapa perubahan terjadi digame ini."
"Hei, lalu bagaimana kau tahu tempat ini sudah terbuka?" Curiga Irene.
"Jika kau membuka menu transportasi, kau bisa lihat list Northland. Dan kupikir ini tempat yang aman karna pasti hanya sedikit player yang ketempat ini."
"Kau benar."
Setelah beberapa kali berbincang kecil, Agatha dan Irene menyusuri tempat itu. Mereka sesekali berbincang dengan para NPC dipasar, berharap mendapat sebuah Misi beruntun, namun sayangnya mereka tak mendapatkannya.
Beberapa kali mereka berbicara dan tak kunjung mendapatkan notifikasi misi. Tetapi ada sebuah informasi yang mereka dapati ditempat ini.
Game ini telah merubah sistemnya. Para NPC yang seharusnya bersifat kaku dan mengulang pernyataan dan pertanyaan tidak melakukannya, mereka mulai terlihat seperti player, bedanya mereka lebih mengetahui seluk beluk dunia ini.
Seakan mereka adalah penduduk asli sementara player adalah penduduk sementara, meskipun memang seperti itulah sistem di game.
Para NPC juga mulai terlihat mengikuti jejak petualang dan bertarung. Beberapa menaikan level dan meningkatkan Art dan Magic mereka.
Sisanya melakukan aktivitas berdagang dan sebagian memulai sebuah politik. Seperti mereka tengah membangun peradaban, para NPC membentuk Guild khusus NPC dimana merekalah yang mengatur jalannya politik Northland.
Jauh berbeda dengan NPC beberapa menit lalu sebelum dimulainya game kematian ini. Menyadari hal itu, Agatha dan Irene sepertinya menyerah mencari misi beruntun dan mulai menaikan level mereka.
Northland adalah sebuah Kota di utara lantai 1. Penduduk dari kota ini kebanyakan berkulit putih dan berambut kuning atau putih.
Kota yang berdiri diantara gunung besar ini dikelilingi oleh tembok besar, meskipun tak ada Istana di kota ini. Gerbang kota ini hanya ada dua, yakni di ujung utara yang segera berhubungan dengan dua buah gunung terbesar dan gerbang yang berada di ujung selatan yang menghubungkan dengan laut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cheaters in the Game of death
ActionStory & Cover by : Storiedel Sebuah VRMMOG yang terkenal, tiba - tiba seluruh player terperangkap dan harus mempertaruhkan nyawanya dalam game tersebut. Game VRMMORPG yang mendadak menjadi Game Kematian?! Jauh setelah game kematian tersebut dimulai...