Look at me 5

23 2 0
                                    


Didalam kamarnya, Ryung Hee sedang duduk di pinggir ranjang sambil memegang sebuah bingkai foto. Bingkai itu memuat potret dirinya bersama kyuhyun . Tidak ada suara yang keluar dari mulut Ryung Hee. Ia hanya diam, memandangi bingkai foto itu dengan lekat, seolah dirinya pertama kali melihatnya.

"Aku ingin hubungan kita berakhir. Aku sudah lelah. Semakin lama aku tersadar jika tidak ada kecocokan di antara kita."

Kata kata Kyuhyun kembali terngiang, memancing rasa sesak di dalam dadany. Sungguh, Ryung Hee belum bisa percaya jika pria itu dengan lugas memutuskan hubungan mereka secara sepihak. Air matanya perlahan membadahinya pipi putoh yang di milikinya. Ini adalah hal ketiga yang paling menyakitkan dalam hidupnya. Pertama, ketika Ryung Hee mengetahui kematian ibunya. Dan kedua, ketika joon seok terang terangan mengatakan bahwa ia membencinya.

Ryung Hee terisak pelan, merasakan sakit yang mendera hati dan seluruh jiwanya. Apakah ia hidup di dunia ini hanya untuk me rt asakan kepedihan? Kenapa begitu? Ryung Hee sudah tidak kuat menahan semua ini. Jika saja tuhan memberi sebuah permohonan, mungkin saat ini yang paling Ryung Hee inginkan adalah nyawanya dicabut secara cepat. Ya, Ryung Hee ingin sekali hidupnya berakhir.

Tangan Ryung Hee semakin erat memegang bingkai foto itu. Selama ini, hanya Kyuhyun yang bisa mengerti dan selalu menemani kesendiriannya. Kyuhyun adalah obat terbaik bagi Ryung Hee ketika ia sedang sedih atau pun sakit hati pada Joon Seok. Selama ini juga, hanya Kyuhyun lah tempat ia berlindung. Tapi, jika kini pria itu sudah pergi darinya, siapa lagi yang harus Ryung Hee berlindung? Mungkin benar selama ini ia selalu memandang kyuhyun secara sebelah mata dan bersikap seolah ia tidak begitu di butuhkan. Tapi, sejujurnya, jiwa Ryung Hee benar benar membutuhkan sosok Kyuhyun. Ryung hee selalu menikmati kebersamaan dengan Kyuhyun melalui caranya sendiri. Ia mencintai Kyuhyun, sangat mencintainya. "Aarrrgh!!!!"

Teriakan Ryung Hee terdengar menggema, disusul dengan suara pecahan kaca. Baru saja Ryung Hee melempar bingkai foto ke atas lantai, kaca bingkai itu pecah dan melebur menjadi kepingan kecil. Gadis itu menjambak rambutnya sendiri, mengerang hebat dengan tangisan yg semakin menjadi. Wajahnya sudah memerah. Ryung Hee mengeleng cepat. Kenapa? Kenapa kyuhyun melakukan semua ini? Kenapa ia tega meninggalkannya? Kenapa kyuhyun lebih mempercayai ucapan orang lain daripada dirinya? Sesulit itukah menaruh kepercayaan lagi pada Ryung hee?

"Apa salahku?! Kenapa kau meningalkanku?!" Ryung Hee menjerit. Kepalanya terasa berat sekaligus panas memikirkan semua masalah yang ada dalam hidupnya. Gadis itu melirik sekilas pada pecahan kaca yang terbesar dibawah. Perlahan tubuhnya merosot turun hingga terduduk di atas lantai. Sambil menangis, tangan Ryung Hee tiba toba saja menyapu beberapa pecahan kaca yang ada di hadapannya. Rasa perih di tangganya terasa nyata ketika ia menggenggam pecahan kaca itu. Mata Ryung Hee terpejam erat seiring munculnya darah segar di sela jarinya. Ia berharap pecahan kaca itu mampu menimalisir rasa sakit di hatinya. Tapi, rasanya tetap sama. Ia semakin mengeratkan genggaman tangannya, membiarkan pecahan kaca semakin dalam menusuk telapak tangannya yang yang kni sudah di lumuri banyak darah.

****----****----

"Aarrrgghhh!!!!"
Sebuah teriakana yang berasal dari lantai dua rumahnya berhasil menghentikan langkah Joon Seok. Pria itu terdiam, berusaha menajamkan pendengarannya lagi.

Park Joon seok mengikuti nalurinya untuk berjalan menapak anak tangga, mengesampingkan niat awalnya untuk mengambil pakaian bersih yang akan ia bawa ke rumah sakit. Rasanya Joon Seok ingin memeriksa sesuatu di sana. Joon Seok yakin, suara itu be rt asal d a ri kamar Ryung Hee. Seketika kaku sambil berpikir keras. Untuk apa ia melakukan hal ini? Tidak seharusnya ia pernasaran dengan kejadian apa pun yang berhubungan dengan Ryung Hee.

Kepala Joon Seok mengeleng, beriringan dengan tubuhnya yang berbalik dan hendak menuruni anak tangga.
"Apa salahku?!kenapa kay meningalkanku!?!"
Lagi, terdengar sebuah teriakan . Kali ini sangat jelas dan itu benar benar mengundang rasa penasaranya. Meski ragu, joon seok akhirnya kembali berbalik dan membuka pintu kamar Ryung Hee dengan pelan. Matanya langsung bergerak liar mencari keberadaan Ryung Hee. Dan ketika Joon Seok melihat ke arah samping tempat dimana Ryung Hee berada, pria itu terkejut bukan main saat melihat Ryung Hee tengah manggenggam erat pecahan kaca yang Joon Seok tidak tau dimana asalnya. Lidahnya kelu, sorot tajam. Atanya menatap lurus pada cucuran darah di tangan Ryung Hee. Selain itu joon seok mendengar gadis itu terisak. Jujur saja, ini adalah pertama kali bagi joon seok melihat Ryung Hee menangis.
"Apa yang kau lakukan?"
Suara Joon seok terasa berat. Sontak saja Ryung Hee menoleh dengan isakan tangis yang tiba tiba berhenti. Joon Seok mengerjap melihat wajah sembap gadis itu. Matanya memerah dengan sempurna. Ryung Hee diam saja. Lebih memilih kembali menundukkan kepala, lantas membuka kepalan tangannya. Di sana beberapa pecahan kaca kecil menancap sempurna, joon seok meringis pelan.
"Apa yang kau lakukan? Apa kau sudah gila, huh? "Cibir joon seok.

LOOK AT MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang