Deal

21 3 1
                                    

Ah kenapa begini si alur ceritanya. Kenapa gak Denis menjadi orang egois aja agar aku gampang membencinya. Aku gak bisa sama dia. Apa dia gak paham? Aku ini bukan siapa-siapa dan gak ada apa-apanya dengan cewek-cewek yang suka sama dia di luar sana.

"Den sorry. Gue gak bisa. Cerita ini akan lebih mudah kalo lo tetep jadi Denis yang nyebelin, seenggaknya nyebelin buat gue. Karena dengan itu gue gampang benci sama lo," matakku sudah berkaca-kaca sekarang.

Rindu menepuk pundakku dan berkata "La, Denis tulus suka sama lo. Kami semua itu udah tau kalo Denis selama ini suka sama lo. Kami membiarkan kalian berduaan kalo pagi biar seenggaknya kalian bisa deket. Tapi kayaknya sia-sia. Tapi percaya sama gue sahabat lo ini, kalo Denis bener-bener suka sama lo".

Aku tercengang sekarang. Baru menyadari hal yang aku bayangkan saja rasanya sudah tidak mungkin. Kejadian ini seperti dalam novel atau film. Sebelumnya aku yakin. Cowok idaman yang suka dengan upik abu hanyalah cerita yang ada di khayalan. Tapi ini?..

"Den, gue bener-bener gak abis pikir. Lo suka sama gue, dari apanya? Gue gak percaya ini. Karena cerita-cerita seperti ini hanya ada di film aja. Gak mungkin terjadi denga kita," aku berusaha menjelaskan sekali lagi sama Denis.

"Tapi menurut lo ini apa?" Denis mulai memohon.

"Ini hanya hayalan. Jika kamu ingin hayalan ini menjadi nyata. Kalahin aku di matematika!" aku mengambil kesimpulan.

Entah ada apa, semua orang di kelas bertepuk tangan. Seakan suatu konser yang sudah berakhir dengan bagus. Tapi Denis berkata di tengah riuh riahnya orang bertepuk tangan, "Oke, kalo aku bisa ngalahin kamu. Kita jadian. Deal?"

Perkataan Denis membuatku senang karena ini sungguhan, kecewa karena nampaknya peristiwa penembakan ini hanya suatu taruhan. Aku akhirnya menjawab "Deal".

Tapi tak ku sangka saat aku bertemu dengan tangan Denis untuk berjabat tangan, Denis menarik tanganku sehingga tubuh kami bertabrakan dan tanpa pikir panjang, seperti kilat Denis mencium keningku. Aku baru sadar setelah semua orang bersuit atau ramai dengan sorakan.

Denis bahkan belum menjadi pacarku. Tapi tangan Denis yang menyentuh tanganku membuat seluruh tubuhku berhenti bekerja. Ah, aku seperti daun yang dibawa angin. Miris bukan? Aku harus apa?

Bersambung...

Smart CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang