Is that like happy ending?

24 2 0
                                    

Selang beberapa minggu hubungan aku, Denis dan teman sekelas seperti biasa. Tak ada yang spesial. Yang ada hanya perubahan Denis yang sepertinya makin giat belajar. Dan mungkin aku tau alasannya. Tapi aku gak akan membiakan seorangpun tak terkecuali Denis menjadi pengacauku untuk matematika. Aku harus lebih unggul darinya walaupun aku juga suka sama dia.

Sampai pada pagi ini ada pengumuman beasiswa untuk anak yang rengking satu di UKK (ulangan kenaikan kelas). Aku tau kesempatan ini gak akan aku sia-siakan. Ah harusnya aku mengucapkan selamat tinggal sama Denis, bye my lovely Denis, take care ya, aku harus mengejar cita-citaku. Tapi ya aku hanya mengatakannya dalam hati, diam, hening, senyap.

Detik, menit, jam, hari, minggu, bulan aku lalui dan hari setelah UKK tiba. Maksudku hari pengumuman hasil UKK tinggal beberapa jam lagi. Sepertinya aku lagi senam jantung, karena detak jantungku tak beraturan. Ah, kenapa sih orang gugup harus deg-degan. Aku harus cari tau teorinya nanti. Tapi sekarang aku gak mau membahas jantung. Yang aku bahas di hatiku yang suci ini Denis. Gimana kalo aku rengking satu? Otomatis aku gak akan sama Denis. But, gimana kalo dia lebih unggul dariku? Aku gak bisa dapet beasiswa dan cita-citaku? Ah aku pusing, kayak lagunya cherybell DILEMA.

"Rengking satu di X RPL 2 adalah ... " ucap bu guru di kelas. Tapi setelah kata 'adalah' bu guru memberi jeda dan itu sangat lama. Sampai kami semua bosan untuk menunggu, barulah bu guru melanjutkannya, "Lala Kusuma".

Semua orang di kelas menengok ke arahku. Ada yang berekspresi datar, senang, bertepuk tangan, iri, dan sorakan. Namun, aku sendiri gak tau ekspresi apa yang dikeluarkan oleh wajah bulatku ini. Entah siapa yang menggerakan, mulut dan badanku berteriak "YEEEEEEEEY". Mungkin aku tampak seperti hmmmm orang gila.

Bu guru melanjutkan pengumumannya tersebut, "Rengking dua adalah ... Denis Pratama".

Barulah setelah nama Denis disebut sumua orang bersorak gembira. Layaknya merayakan malam tahun baru. Tak ada wajah iri atau bete, semua orang senang kecuali aku. Kenapa sih dia lagi dia lagi yang jadi orang yang disenangi orang-orang. Sedangkan aku? Nothing, iya nothing.

Tapi aku ingat janjiku waktu itu. Aku berhasil mengalahkan Denis yang secara otomatis Denis gak akan jadi pacarku. Di situ kadang aku merasa sedih. Tapi pikiranku salah setelah kejadian ini..

***

Di belakang sekolah sekarang kami berada, aku dan Denis. Tadi sehabis istirahat Denis mengajakku ke belakang sekolah dan seperti biasa aku hanya mengikutinya, dia seperti angin.

"Sorry, kita gak bisa bersama," aku memulai pembicaraan.

"Kata siapa?" jawab Denis.

"Aku rengking satu. Aku mengalahkanmu!" ucapku hampir terisak.

"Dulu kamu hanya bilang nilai MATEMATIKA kan? Bukan semua pelajaran?" jelas Denis.

Ah aku baru ingat, aku hanya bilang kalo Denis harus mengalahkanku di matematika. "Ah, ya aku ingat. Memang berapa nilai matematikamu?"

Denis tertawa lepas sejenak sampai berkata "95".

Aku mengingat-ingat nilai matematikaku tadi dan segera teringat kalo nilaiku hanya 92. Oh my god, inikah keajaibanmu? Aku bertemu pangeran seperti yang ada di novel?

"Jadi.." lanjut Denis.

"Ah, i don't believe it!" aku tertawa kecil.

"So, you are my girlfriend now. Lala, i am really loving you until the end".

"Jangan gombal sama aku. Aku gak akan percaya".

"Terserah, tapi aku bener-bener suka sama kamu," Denis menarik tanganku 'lagi' dan memelukku. Ah saat ini mungkin aku mimpi, tapi saat ini juga sungguh jangan bangunkan aku, aku gak mau bangun. Ketika membaca novel dan membayangkan tokoh cowok di novel yang sempurna, mungkin Denislah itu.

"I love you too. Very" ucapku lirik di telinga Denis.

"What? Pardon me? I can't hear that. Kamu bicara terlalu pelan.." bisik Denis.

"Ah lupakan. Bukan apa-apa yang penting," ucapku.

Pelukan Denis makin erat, mungkin dia sudah lama menunggu. Seperti aku lama menunggu pangeran yang sudah aku tak yakinkan akan ada, namun tetap ada. Dari sini aku tau, jangan takut bermimpi. Setinggi apapun mimpimu, jangan biarkan mimpi itu berlari sendiri. Kejar mimpi itu sampai kau meraihnya. KEEP FIGHTING.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 20, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Smart CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang