Raja?

23 2 0
                                    

Bel istirahat akhirnya bersenandung saat aku sedang kelaparan. Pelajaran pak Anggra saat ini sudah habis. Yang mana kami harus mempelajari tentang Perakitan Komputer yang aku tak suka.

Aku mengajak Rindu saat dia sedang memainkan hapenya. Aku heran, kenapa sih orang senang sekali ber-sosial media yang gak jelas dan alay itu. Mungkin termasuk Denis karena aku pernah ngestalk FB dia yang tulisannya alay, dengan curhatan-curhatannya. Memang ada gitu orang yang mau membaca curhatannya. Ya memang ada sih, aku buktinya membaca, tapi maksudku, ah ya sudahlah.

"Ndu ayo jajan. Gua laper, cepet apah. Hape mulu lu, jomblo juga lu," aku tertawa saat sedetik setelah mengatakannya.

"Jomblo juga emang kenapa? Emangnya elu JONES. Bisanya cuma ngomongin orang doang lu!" suara tegas yang baru saja mengatakan itu. Saat aku baru mau melihat siapa yang berbicara, dia malah kabur. Ternyata Denis.

"Ih, tuh orang kenapa sih hobynya gangguin orang mulu. Gua harap dia dapet cewek yang gak secantik yang dia pikir. Hidupnya enak banget kalo dia dapet cewek cantik. Dia kan udah ganteng, walaupun songong. Seenggaknya dia harus punya kelemahan dong.." ucapku entah pada siapa itu.

"Haha ntar malah lo lagi yang jadi ceweknya". Rindu bangun dari bangkunya dan tertawa puas setelah mengatakan hal yang mengerikan.

"Hahah mustahil. Lagian cowok idaman gue adalah, cowok yang bisa ngalahin gue di matematika. Cowok pinter yang gue mimpikan itu. Dan tentu saja bukan dia" saat baru mengatakan perkataanku pada Rindu. Aku seolah meng-iyakan kata-katanya. Tahu kan maksudku? Haha, tapi well seorang Denis tak mungkin bisa suka dengan seorang aku.

***

Pelajaran Bu Fina, guru matematika. Yang selalu aku tunggu karena ingin tau nilaiku. Aku yakin dengan jabwabanku, bukannya sombong. Tapi toh aku juga bisa mengerjakan semuanya dengan kata mudah.

Saat bu Fina mulai membacakan nilai matematika kami, maksudku satu kelas. Aku yang paling dag dig dug.

"Denis Putra Pratama, 82" ucap bu Fina. Dan sontak membuatku tambah dag dig dug, karena Denis lah satu-satunya musuhku dalam segala bidang, termasuk matematika.

"Lala Kusuma, 95" ucap bu Fina yang menampakan wajah bangga. Dan yeeeeeeyyyyy aku iya Lala Kusuma mendapat nilai paling tinggi di kelas.

Haha saatnya aku bangga dan menatap Denis dengan tatapan sombongku. Aku kira sombong untuk hal yang kita kerjakan tak apa lah, aku ingin merasakannya sedikit. Agar Denis tau akulah yang pintar. Aduh nampaknya aku sudah semakin sombong.

Semua nilai sudah dibacakan bu Fina. Dan akulah rajanya, maksudku nilai tertinggi itu. Iya memang aku. Tapi, Denis tak berkutik atau tak ada wajah kecewa/menyesal/malu/apalah yang aku harapkan.

Bersambung...

Smart CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang