Harry Styles - Don't Let Me Go
Ariana Grande - One Last Time
Gavin DeGraw - Not Over You (Cassade Pope cover)
_______________________
ALI POV
Aku tidak habis fikir kenapa Prilly terlalu berlebihan, kenapa dirinya tidak bisa mengerti sekali saja. Apa lagi yang harus aku lakukan, apa lagi cara agar dirinya mengerti bahwa aku tidak ingin dirinya ikut campur dalam urusan ku dan diam. Aku hanya ingin dirinya baik-baik saja, aku tidak ingin dia celaka apalagi karena aku, aku takut menyesalkan diri nantinya jika melihat Prilly terluka, itu membuat ku sakit. Jika saja ada cara lain yang bisa membuat Prilly mengerti, akan aku lakukan apapun cara itu kendati ada banyak resikonya sekalipun dari pada Prilly tetap keras kepala dan aku dengan lemah menerimanya ikut denganku dan menyesal nantinya. Aku tidak bisa mengatakan sejujurnya padanya bahwa aku khawatir padanya, aku tidak ingin dirinya tergores oleh siapapun, karena aku hanya berusaha untuk tetap terlihat biasa saja di hadapannya dan tidak protektif. Dalam hati aku hanya bisa memohon agar Prilly baik-baik saja.
Aku menunduk, menopangkan kepala diatas kedua tangan diatas setir. Tidak, bukan ini yang aku mau, aku tidak mau Prilly salah paham, tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku juga harus membiarkan otakku sinkron dan membiarkan Prilly tenang. Anggap saja aku bodoh! Ya, aku bodoh! Prilly sekarang salah paham, dan kau tetap diam disini tanpa mengejarnya, memberinya penjelasan dengan jelas. Aku bingung, aku tidak bisa terus seperti ini. Prilly benar, dia bukan lagi anak kecil, dia dewasa, tidak perlu lagi di larang-larang, dia hanya berniat ingin membantuku agar masalah ini cepat selesai, tapi aku, apa yang telah aku perbuat? Apa yang telah aku katakan padanya sehingga membuat dirinya marah, jelas dia begitu karena aku egois. Ya, aku egois, aku melarang seseorang yang padahal hanya untuk membantuku, Prilly jadi merasa bahwa dirinya tidak berguna, menyusahkan. Dalam hati aku berkata bahwa dirinya sama sekali bukan tidak berguna, dia sangat pintar, dia tidak menyusahkan, sama sekali tidak.
Lantas aku mengeluarkan ponsel di saku celanaku, aku mencari nama kontak dan menelpon hingga pada suara nada sambung terakhir setelah diangkat.
"iya, Li? Ada apa? Lo dimana sekarang? Lo harus kesini cepet, ada sesuatu. Prilly tiba-tiba dateng dengan mukanya cemberut dan gue lihat abis bekas nangis gitu, hidungnya merah, dan--"
"iya gue tau"
"apa?! Jadi dia abis bareng sama lo? Lo apain dia, Li?!"
Menghela nafas pelan, "iya gue abis bareng sama dia, Vin. Nanti gue ceritain dirumah, sekarang gue harus pulang, oh ya kasih tau ke Kak Sean dan yang lain ya, Vin. Gue butuh istirahat"
"oke, hati-hati, Li. Lo istirahat yang cukup"
Aku mengangguk dua kali kendati Kevin tidak melihat ku disini dan memutuskan sambungan. Aku meletakkan ponsel ku diatas dashboard. Memejamkan mata, aku membiarkan kepala ku bersender pada punggung kursi mobil dan istirahat sebentar. Sudah cukup lelah untuk hari ini. Lantas aku menyalakan mesin mobilku dan keluar dari parkiran ini. Aku menyusuri setiap jalan raya yang lumayan di padatkan dan ramai, sebenarnya aku tidak tahu tujuan ku ke tempat ini, aku bahkan tidak tahu akan kemana, aku tidak mungkin jika harus kembali ke Studio, karena mungkin yang ada mereka akan bertanya-tanya yang macam-macam atau kemungkinan akan tambah mempersulit. Dan aku juga tidak akan benar-benar pulang ke rumah untuk istirahat, aku hanya beralasan aja untuk bisa pulang duluan. Melihat ke sebelah kiri, terdapat sebuah kedai café yang tidak terlalu ramai namun bisa dikatakan nyaman jika aku ke sana untuk sekedar menenangkan fikiran. Dari pada aku harus pergi ke tempat bar dan bersenang-senang dengan para wanita mabuk dan harus ikut mabuk, itu jauh lebih mengerikan di benakku, aku bisa saja masuk ke dalam jeruji dan harus tinggal dibalik sel tersebut selama beberapa bulan atau mungkin tahun, itu buruk. Lantas aku memarkirkan mobilku dan keluar, aku menyalakan alarm mobilku dulu dan masuk ke dalam, aku duduk pada kursi di paling ujung dekat dengan jendela sambil menunggu pelayan datang dan memberiku menu-nya, "vanilla hot chocolate satu"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALI PRILLY BEHIND THE STAGE [ The Next ]
FanficBudayakan membaca deskripsi sebelum cerita⚠️ -Cerita Awal: ALI PRILLY BEHIND THE STAGE -Cerita Lanjut: ALI PRILLY BEHIND THE STAGE 2 [THE NEXT] Note : Ini CERITA LANJUTAN⚠️ ●Bagi kalian yang ingin baca cerita sebelumnya, bisa cari di akun lama @fid...