You watch me bleed until i can't breath
Shaking, falling onto my knees
And know that I'm without your kisses
I'll be needing stitchesShawn Mendes - Stitches
Jalanan hari ini sepi, bahkan dibilang sangat sepi karena jarang sekali ada orang atau bahkan kendaraan yang berlalu lalang disini. Ali menyetir mobilnya menuju tempat kawasan yang di penuhi oleh jejeran gudang pabrik yang kosong. Jalanan yang menurut Ali sangat asing.
Jiwanya memaksa dirinya untuk pergi dari sini, namun setengah dari dirinya memaksa untuk tetap lurus. Hingga sampai di depan sebuah bangunan tinggi yang sama sekali kosong dan sempat terbesit dalam pikirannya bahwa tempat ini adalah tempat yang tidak digunakan. Lihatlah gedung ini, bahkan kaca jendela dan pintunya saja tidak ada, warna dinding pun tidak sama sekali di cat. Datar, kokoh, dan abu-abu.
Ali memutar kunci mobilnya sebelum akhirnya mesin mati dan keluar dari mobil. Kaki nya melangkah dengan was-was menuju gedung yang sudah berada di hadapannya. Sungguh ia merasa sedikit merinding ketika melihat bangunan ini dari dekat, seperti rumah hantu.
Tangannya mengulur dan menyentuh bagian belakang lehernya dan mengusapnya perlahan kemudian dibiarkan kembali terulur ke bawah. Ia menelan ludah, harus kah ia masuk dan menemuinya? Atau justru pergi dari sini?.
Ali menggelengkan kepalanya, tidak. Ia tidak mungkin pergi dari sini sebelum wanita gila itu hancur di tangannya, sebelum wanita gila itu mengakui kesalahannya, sebelum wanita itu tertahan oleh polisi dan masuk ke dalam jeruji, dan sebelum Ali membalas dendam kepada wanita itu.
Kemudian dengan langkah ragu ia memasuki bangunan kosong itu. Lagi, ia menelan ludah sekali lagi. Mulutnya terbuka untuk mengeluarkan suara, akan tetapi tenggorokannya terasa berat.
Namun, ia berfikir jika ia memang berniat untuk menghancur kan wanita itu, lantas untuk apa ia pergi dari sini dan semuanya hanya sia-sia? Kemudian ia menjilati bibirnya yang kering sebelum berkata, "Angie! Keluarlah!." Ucapnya dengan lantang dan tegas.
Namun hanya suara tiupan angin yang menyahut. Keadaan semakin membuat dirinya merasakan perasaan yang tidak nyaman.
Akhirnya ia meneriaki sekali lagi, "Angie jangan main-main atau lo habis di tangan gue!."
Satu detik
Tiga detik
Lima detik
Hening
Masih tidak ada suar sama sekali. Namun sesaat setelah itu terdengar suara seperti benda berat jatuh dengan kerasnya."Angie gue tau lo di sini!." Matanya menyapu sekitar mencari keberadaan tanda-tanda seseorang di dalam dengan nafas yang tersengal-sengal. "Keluarlah!."
BUG !
Seolah sebuah tiang kren secara tiba-tiba jatuh dan menimpa punggungnya dari belakang. Ali tersungkur ke bawah namun siku tangan kanannya menopangnya untuk menahan kepalanya yang hampir mengenai lantai.
Ia menahan sakit dan nyeri di punggungnya dan mencoba untuk bangkit berdiri dan melihat apa itu tadi.
Ali membalikkan tubuhnya, keningnya mengerut hebat dan matanya melotot tajam. Namun ia mengerjap sekali dan segera mengendalikan diri. Ia menahan emosinya di dalam dan tanpa sadar ke dua telapak tangannya mengepal kuat di sisi kanan dan kirinya. Wanita itu, ia berada di hadapannya. Namun ia tidak sendiri, ia bersama dengan bodyguard nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALI PRILLY BEHIND THE STAGE [ The Next ]
Fiksi PenggemarBudayakan membaca deskripsi sebelum cerita⚠️ -Cerita Awal: ALI PRILLY BEHIND THE STAGE -Cerita Lanjut: ALI PRILLY BEHIND THE STAGE 2 [THE NEXT] Note : Ini CERITA LANJUTAN⚠️ ●Bagi kalian yang ingin baca cerita sebelumnya, bisa cari di akun lama @fid...