APBTS [ THE NEXT ] 20 EXTRA CHAPTER'S

431 37 0
                                    

3 bulan kemudian...

"Ali, buka pintu nya, li. Lo belum makan dari tadi pagi." tidak ada jawaban. Kevin membuka pintu kamarnya yang tidak dikunci. Ali tidur. Lalu mata Kevin langsung menyorot ke seluruh ruangan kamarnya yang sama seperti dulu. Berserakan dan ada banyak foto Prilly dimana-mana.

Ya, sejak kejadian tiga bulan sebelumnya dimana Prilly terkena geger otak dan patah tulang di punggungnya hingga koma, Ali selalu memasang foto Prilly dimana-mana, mungkin untuk mengobati rasa rindunya. Baik di lemari, dekat televisi, rak, meja, kap lampu, dinding, bahkan ada pula di lantai meski tidak banyak. Kevin meringis prihatin melihat keadaan Ali sekarang.

Tubuhnya jadi sedikit lebih kurus karena kurang makan dan tidur, bahkan jarang sekali keluar kamar untuk sekedar mengambil makan cemilan. Kevin dan yang lain tidak tahu jika keadaan Ali akan sampai seperti ini, Ali benar benar sangat depresi. Ali benar benar seakan merasa sangat kehilangan.

"Vin, lo ngapain?" Kevin menoleh dan memberi isyarat telunjuk di bibirnya. Lalu Galang pun masuk tanpa membuat suara apapun yang membuat Ali terbangun.

Kevin mendengar Galang menghela nafasnya, "Gue kasian, Vin, lihat temen gue sendiri. Dia terpuruk banget keadaannya"

"Gue juga sama. Gue gak tahu kalau Ali bener-bener sesayang ini sama Prilly sampai dia sendiri kehilangan banget gak ada cewek itu" Galang menoleh lalu detik selanjutnya menatap ke arah Ali yang sedang tertidur dengan lelap. Wajahnya lesu sekali. Lalu matanya kembali menoleh dan melirik nampan yang di pegang Kevin berisi nasi goreng, minum, dan buah-buahan. Sudah Galang tebak.

"Dia belum makan lagi ya, Vin?" Kevin menggeleng pelan.

"Mau sampai kapan keadaan Ali bakal kaya gini? Dan sampai kapan juga si Prilly ga bakal sadar, Vin? Gue gak tahan lihat mereka berdua sama sama berjuang dengan keadaan yang terpuruk, Prilly yang berjuang sama koma nya mati-matian biar tetap hidup, dan Ali berjuang untuk pertahanin Prilly dan semangatin Prilly agar cepet bangun."

"Kita berdoa aja yang terbaik, kita berdoa buat Prilly dan kita juga bantu Ali biar dia bangkit dari keadaan yang ngunci dia kaya gini." Kata Kevin bak bijak.

Galang mendecih, "Tapi, mau sampai kapan, Vin? Ini udah tiga bulan lamanya tapi Prilly gak sadar juga bahkan perkembangannya semakin berkurang, dan Ali malah makin miris."

"Lo tau suatu hal, Lang? Siapa orang yang mau keadaan ini terjadi? Siapa yang gak mau takdir bisa kasih keajaiban? Semua orang gak mau keadaan ini terjadi. Dan kita sendiri pasti mengharapkan keajaiban akan datang. Tapi, apa yang bisa kita lakuin setelah semuanya terjadi? Kita bukan Tuhan yang bisa ubah kembali takdir, Lang. Kita cuma manusia biasa yang mampu berdoa dan mengharapkan keajaiban itu datang" Kevin memberi jeda di perkataannya.

Lalu, "Emang gak semua doa itu bakal terkabul. Tapi, kalau kita terus terusan berdoa sama Tuhan untuk meminta kebaikan, gue yakin Tuhan pasti mendengar doa kita dan suatu saat akan mengabulkannya. Karena Tuhan itu gak pernah tidur, Lang" Galang menghela nafas nya untuk yang ketiga kali.

Benar ucapan Kevin, Tuhan tidak pernah tidur dan Tuhan pasti akan memberikan keajaiban setelah doa dari mereka semua. Rasanya dada Galang benar-benar sesak ketika mendengar ucapan Kevin. Ia tahu Kevin benar, namun siapa pula yang tidak ingin orang terdekat kita sembuh dari keterpurukannya? Jawabannya pasti tidak ada.

"Hmm...gue ke bawah ya, Vin. Kalau lo mau ke bawah juga taruh aja nampan nya di dekat meja kaya biasa. Di bawah udah ada Mila dan yang lain" kemudian Galang pun keluar dari kamar Ali dan diikuti oleh Kevin usai meletakkan makan untuk Ali di atas meja.

***

"Gue tadi udah kesana buat cek, kata dokternya kemungkinan si Prilly bisa sembuh" Dicky mendecih mendengar perkataan Michelle di ruang tamu rumah Gboys5.

 ALI PRILLY BEHIND THE STAGE [ The Next ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang