♪Mi #3

848 63 6
                                    


Aku menggendong tas dan siap untuk keluar gerbang sekolah menuju parkiran. Aku senyum kepada Pak Satpam yang kutemui tadi pagi. Ia membalas senyumku, "hati-hati dijalan." Ujarnya.

Aku harus kesana, batinku.

Jaket, buff, helm sudah kupakai. Tinggal tancap gas.

Ah-oh-ah-oh-ah

Got me feeling drunk and high

So high so high

Klik

"What dude? I was telling you that I'm here not for a long time. I promise." Klik. Mati. Ini sangat menggangguku.

Segerombolan laki-laki mengejekku dari kejauhan, "Gaya lo, culun!". Aku tidak peduli.

"Shut up! Pergi lo semua" suara itu, suara Bobby. Mereka pergi sambil tertawa.

Aku menoleh, "G-ga usah d-dipeduliin k-ka-kali bob. Du-duluan." Aku menepuk pundaknya. Baik, pikirku.

Bobby senyum, kemudian aku pergi meninggalkannya.

♫ ♬♪3rd Person POV♩♭♪

Bobby heran dengan Shawn. Shawn tidak terbata saat berbicara bahasa inggris. Ya, Bobby mendengarnya. Penasaran. Dia tidak tahu tentang shawn culun yang tertutup itu, tapi Bobby ingin menjadi temannya.

Bobby segera pergi dan melupakan pikiran itu.

♫ ♬♪Melody POV♩♭♪

Wajahnya yang tampan mendekat, wajahku bisa merasakan alisnya yang tebal. Kemudian mencium dahiku. Laki-laki itu mundur sambil mengambil gitar. Kemudian memainkannya. Alunan gitar yang indah.

Belum sempat dia bernyanyi...

Aku terbangun.

Hidup indah ya hidup di mimpi, pikirku.

Shania dan teman teman lain belum datang juga. Tidak sengaja aku melirik ke arah pintu yang berjendela kecil itu. Seorang laki-laki menyender pada pintu.

Krek. Pintu terbuka

Sepertinya aku kenal. Oh laki-laki yang di lampu merah tadi! Dia bahkan culun. Aku memulainya, "eh? Siapa?" Aku mencoba untuk duduk walaupun tidak bisa.

"T-tiduran aja. G-gue baik kok. S-shawn." Dia senyum setelah berbiara gagap, kemudian mengulurkan tangannya padaku.

Kami bersalaman. Jantungku berdetak lebih cepat.

Kok bisa berdetak sama yang culun gini sih, pikirku. Kemudian aku istighfar dan memohon ampun pada Tuhan karena telah menghina ciptaannya.

"G-gue sekolahnya s-sama k-kaya lu. Shit capek gue ngomong gagap gini." Aku tercengang.

Apa maksudnya?

Dia membuka kacamata bulat itu, merapikan rambutnya, mencopot tempelan hitam di pipinya dan mengeluarkan bajunya dari celana.

KOK JADI GANTENG. Aku gak boleh norak.

"Tutup tuh mulut lo mel" kok dia tau nama ku sih? Lalu dia menjulurkan lidahnya. Aku mengatupkan mulutku sambil memegangnya dengan tangan kanan.

Aku mengerutkan dahi, "terus kenapa kalo lu satu sekolah sama gue? Penting?"

"Oh iya gue lupa bilang. Minum dulu" Dia nyengir sambil minum air mineral yang katanya bikin fokus.

Aku menahan untuk tidak senyum.

"Gue yang nolongin lo tadi pagi, cuma lu doang yang tau kalo gue ga seculun tadi. Jaga rahasia ya. Gak usah sampe minta ampun sama tuhan juga kali." Dia tertawa kecil.

Hallo, apa kepalaku tembus pandang sampai dia bisa baca pikiranku? Kemudian aku mengangguk paham apa yang dia maksud.

"Thank you ya s-shawn." Aku tertawa karena meledeknya dengan berbicara gagap.

"Ah parah lo ngeledek gue, hati-hati naksir."

Aku cemberut mendengarnya. Dan lagi-lagi dia membuka mulutnya, "eh lo baliknya kapan?"

"Nanti malem." Aku menjawab singkat.

Dia hanya membentuk mulutnya menjadi lingkaran, O. Jelek sekali.

Kemudian dia memasang lagi kacamata dan perlengkapan culun lainnya. "Oke kalo gitu, gue pulang ya mel. Cepet sembuh, dan jaga rahasia!" Dia berjalan menuju pintu

"B-bye!" Kataku sambil menjulurkan lidah.

Dia mengepalkan tangan, menunjukan kalau ia ingin meninjuku. Kemudian pintu tertutup.

♫ ♬♪Shawn POV♩♭♪

Akhirnya aku berhasil memberanikan diri masuk ke ruangannya. Cemas saat melihat tubuhnya yang lemas terbaring di tempat tidur itu.

Tidak mungkin aku suka sama dia. Apa pula maksudku membuka rahasia ku pada seorang Melody?

Lalu apa maksudnya sekarang aku malah memikirkannya dan membiarkan dia menghantui pikiranku?

Aku memejamkan mata mencoba untuk tidur.

10 menit kemudian.

Mengapa dia selalu ada dipikiranku? Tawanya, senyumnya, bahkan cara dia meledekku.

Aku mencoba tidur lagi.

♫ ♬♪Melody POV♩♭♪

Akhirnya kamarku tersayang. Seharian dirumah sakit sangat membosankan. Tidak dijenguk pula sama Shania, malah sama si orang culun itu.

Aku menyalakan ponsel ku, kemudian membuka aplikasi line.

Melody A 21.25 : katanya lo mau jenguk gue.

Lalu aku mematikan ponsel, lalu tidur.
Surgaku.

.
.

Aku berterima kasih untuk yang sudah baca. Leave votes and comments yaaa! Luv xx <3

Treat You BetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang