♪La #6

648 54 7
                                    

♫ ♬♪Melody POV♩♭♪

"Lo chat sama Shawn Shan?" tanya aku cepat.

Shania merebut ponselnya, "kenapa emang? Lo ada sesuatu sama si culun? Hahaha" goda Shania.

Asem, cuka, kecut mukanya Melody.

"Apaan si lo, yuk balik" aku mengalihkan pembicaraannnya.

Ih nyeri. Apa yang Shania sembunyiin? Oke positive thinking, Mel. Aku percaya Shania, dia sahabatku.

Kemudian kami pergi bersama ke depan gerbang sekolah, sepi memang tidak ada Feli. Kangen gak ada yang lebay.

Seorang Pria datang menghampiri kami dengan moge warna merah. Ya itu adalah Zio, pacar Shania. Dan lagi aku ditinggal sendiri.

Tuhan pengertian banget emang ya.

Shawn dateng pake motor vespa nya yang berwarna blue navy, entah se-kaya apa dirinya. Tentunya Shawn sudah mengganti penampilan dan tidak ada yang mengenalinya. Shit, dia terlihat makin kyut dengan motor itu.

"Naik" Shawn menyodorkan helm padaku sambil senyum, senyum yang........... Ah kaya le minerale.

Setelah memakai helm, aku langsung naik. Kali ini Shawn membawaku keliling Jakarta Selatan, ya ga sepenuhnya keliling sih, walking-walking aja. Dan diakhiri makan sate depan komplek ku.

"Makasih ya, lo makin jelek aja deh" kataku sambil mencubit pinggangnya. Tawa kecil keluar dari bibir.

Entah, aku merasa ada yang berbeda dengannya. Ditambah lagi, dia malah turun dari motornya, gak biasanya banget.

Dia tertawa kecil, kemudian memasang muka seriusnya lagi. "Minta seriusnya boleh?" Ia menatap mataku dalam, yang tidak aku mengerti apa artinya. Yang aku tahu hanya ketakutan. Bayang-bayang kejadian siang tadi datang, ya mereka chat. Lebay.

Dia melanjutkan pembicaraannya setelah aku mengangguk, "gue mau pulang, lo jangan kangen yaa hahaha" ujarnya sambil mencubit hidungku.

Sialan.

"Ah lo mah gue kira apa" pinggangnya ku cubit lagi.

Dia diam. Hening. Shawn langsung memeluk tubuh kurusku tak peduli aku menolaknya, "mel, jangan marah sama gue. Gue pulang ya"

Jantungku berdegup kencang. Enak, hangat. Tidak pernah aku dipeluk laki-laki selain Ayah dan Abang.

Shawn melepaskan pelukannya, raut mukanya sedih. Aku memberikan senyuman padanya. Kemudian dia menaiki motornya dan pergi.

"Hm.. Siapa tuh?" suara bariton dengan nada penuh godaan yang tidak ku suka.

Aku tersentak. "Abang?!" Mungkin wajahku kali ini sudah pucat mayat.

"Bukan siapa-siapa." Aku lari menaiki anak tangga menuju kamarku untuk menghindari ke-bawel-an-nya.

"Yakin bukan siapa-siapa?!" Abang meneriakikku dari bawah.

Emang bukan siapa-siapa kan.

Dari semalam sampai pagi ini Shawn tidak sama sekali memberiku kabar. Ok sih, aku kan bukan siapa-siapanya.

"Berangkat sama siapa mel?" Mama menyadarkanku dari lamunan.

Aku menjawab setelah menelan roti, "Sama Abang ku yang tercinta lahhh" aku melirik abangku yang sedang minum susu.

Dia tersedak, hahaha. "Apa-apaan, lo belum bilang sama gue. Sori ya gue udah ada janji sama Aulia."

Ya, Aulia memang pacarnya. Priority? Fine.

"Kenapa gak sama Shawn mel?" tanya Mama yang membuat Abang tersedak lagi.

Wajah Abang terlihat semangat, huh. "Oh namanya Shawn?!" lagi-lagi dia tertawa.

"Gak ada kabar. Diem lo bang. Yaudah ma aku pesen OKJEK aja." aku menghela nafas.

♫ ♬♪3rd Person POV♩♭♪

Sudah jam 7.30 Shawn belum datang juga, Melody gelisah. Shania yang duduk di belakangnya memperhatikan ekspresi Melody yang berbeda.

Selama di kantin pun yang biasanya Melody bawel, kini ia hanya melamun, makan pun tidak habis. Selain itu, Melody yang biasanya baca wattpad, kali ini dia bulak-balik membuka aplikasi LINE, lalu cemberut.

Ya, dia menunggu kabar Shawn.

Ini hari ke-6 Melody tidak bertemu Shawn, tidak mendapat kabar dari Shawn. Dia rindu. Selama 6 hari itu pun Melody membuat curhatan dengan kalimat-kalimat puitis tentang rindu di wattpad-nya.

Disaat itu pun Melody tersadar. Apakah yang ia rasakan selama ini itu cinta? Begitu sakit rasanya menyadari dia bukan siapa-siapa. Perih untuk merasakan rindu sendirian.

Disaat itu pula seseorang yang sedang jatuh cinta ingin memiliki kekuatan membaca pikiran. Hanya untuk mengetahui isi pikirannya.

Namun Melody masih belum bisa merelakan kepergian Shawn karena masih penasaran apa yang terjadi dengan laki-laki itu.

Apa ada hubungannya dengan Shania? Pikir Melody.

Dan, apa yang dimaksud dengan 'gue mau pulang'?

Melody menutup matanya memutuskan untuk tidur. Tidak ia sadari, air matanya menetes. Namun tidak deras.

.
.

Pendek abisssssssss. Makin cinta deh q sama Shawn.

Treat You BetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang