What happen?

169 12 0
                                    

Gue banyak pikiran banget, gue gak bisa konsen belajar. Arghhhh. Setelah gue pikir pikir, gue lebih milih minta maaf ke mereka. Tanpa ada kata 'gengsi' , ya! Aku sudah membulatkan tekadku. Besok. Benar, besok aku akan meminta maaf ke mereka. Walaupun sebenarnya tidak sepenuhnya aku yang bersalah.

***

Seperti biasa, aku menyusuri koridor sekolah untuk bisa sampai ke kelasku. Sudah ku lihat, ada Maria, Cinta, dan Febi.
"Maafin gue temen temen, aku gak bermaksud mau ngaduin kalian ke mama gue. Gue hanya niat curhat doang. Eh mama gue malah keterusan kayak gini"
"Sebenernya juga kita gak bisa marah sama kamu. Kemaren aku cuman mau ngingetin kamu doang, supaya kamu gak sakit hati" timpal Maria
"Baikan nih yaa?" tanyaku sambil sedikit tertawa
"Iya dong kita kan sahabat" kita berpelukan rapat rapat. Ya, Chacha belom datang. Memang kebiasaan sekali dia selalu datang mepet bel jam pertama.

"Cie ciee" si Irza mulai berulah
"Bener kan, kalian itu gak bisa tengkar lama lama. Baru 3 hari tengkar, udah baikan kan" timpal anak yang lainnya.

***

Iya, aku masih ingat.
Rabu, 18 Februari 2015

Saat aku dengan sahabatku akan ke kantin. Aku melihat dengan jelas, kamu sedang menggoda cewek lain. Dan apa yang aku bisa? Hanya meneteskan air mata. Saat itu, hatiku benar benar teriris. Tanpa kamu rasa, hatiku hancur berkeping keping. Ingin sekali aku berteriak kencang saat itu, tapi sepertinya tidak mungkin. Menangis. Ya, aku waktu itu hanya bisa menangis diam diam. Dan aku sebisa mungkin menyembunyikan tangisanku dari sahabatku. Teringat jelas goresan luka yang kamu buat, walaupun 16 bulan sudah berlalu.
Aku memutuskan untuk tidak langsung pulang saat itu, karena mama menyita hp ku. Jadi aku berfikir, ahh mending di sekolah aja daripada di rumah aku gak bisa ngluapin emosi ke siapa siapa.

Saat itu aku berdiam diri di depan sekolah. Ya di pinggir got. Sudah menjadi ciri khas sekolahku, setiap pulang sekolah di pinggir got selalu penuh dengan siswa siswa nya. Got nya bersih loh ya:)
Back to the story.
Tiba tiba seseorang menghampiriku, ya ternyata dia Fina Siapa dia? Dia sahabat cewek---Dean. Dia menanyakan keadaan ku sekarang. Aku pun meluapkan semua perasaan ku ke Fina. Fina berusaha meyakinkanku kalau Dean memang benar benar mencintaiku. Hatiku sedikit lega.

Aku memutuskan untuk pulang saat itu.
Masih teringat jelas, aku ingat jika keesokan hari ada libur nasional. Betapa sedihnya aku. Berbagai pertanyaan muncul dalam benakku. Argghh aku saat itu sangat frustasi. Saat sampai di rumah aku lebih memilih merenung. Aku mengeluarkan buku, dan aku mulai menulis. Menulis apa? Menulis apa saja yang hatiku rasakan saat itu. 10 lembar. Iya, hanya 10 lembar saja yang bisa aku tuliskan saat itu. Aku masih ingat, apa saja yang aku tuliskan saat itu. Bahkan kata katanya pun, masih ada yang ku ingat sampai sekarang. Aku hanya bisa berharap cemas saat itu. Aku bisa apa sekarang? Tak berdaya sekali diriku.

Dean aku sayang banget sama kamu. Aku udah janji gak bakal ninggalin kamu, kalau emang kamu gak sayang sama aku. Aku bakal nglakuin apapun biar kamu tetep nyaman sama aku. Apa kamu nggak tau? Gimana perasaan aku sekarang. Aku menyesal kenapa aku tadi tidak berbicara 4 mata saja denganmu, daripada aku harus memendam ini semua sehari dua malam penuh. Aku sedih Dean, yang perlu kamu tau aku sayang banget sama kamu. Aku masih tidak percaya apa yang aku lihat tadi. Pait banget yan, ikan pare aja kalah pait. Aku ingin memastikan kalau kamu sayang sama aku. Argh, aku merasa kesel sama libur nasional besok. Kenapa harus besok sih? Lain hari kan bisa.

Kurang lebih seperti itulah yang ku tuliskan saat itu. Ya, aku akan memberikan surat itu kepada Dean hari Jum'at esok.

Haii readers setia :)
Suasana bapernya udah dimulai nih guys. Tetep kepoin cerita selanjutnya ya. Hehe dari part ini aku menuliskan dari kisah nyata aku guys. Perih banget. Ngetik nya sambil baper, ehehe. Tapi bakal aku lanjutin kok buat readers semua.

Silvia nurlaili

Move On? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang