Prolog

87 9 0
                                    

Snowfall.

"Bangun, pemalas!" seru Julia O'Shella Brick—yang kusebut Julia—kakak perempuanku. Aku terbangun dengan tatapan jangan-bangunkan-aku-atau-kau-akan-mati.

"Sebenarnya ada apa, Jul?!" teriakku.

"Lihat ini!" seru Julia sambil memberikan Blackberry seri Z30-ku.

26 Missed calls.

"WHAT?!" seruku.

"Dari tadi Tony menghubungimu, ibu dan aku. Dia marah, dia suruh kau cepat pergi ke kantor!"

"Sure!" kataku. Aku mengambil handuk lalu segera mandi. Aku berganti baju yaitu shirt tanpa lengan, blazer, dan skinny jeans hadiah ultah ke 20.Sudah 3 tahun memang.

"Bye bu!" kataku.

Segera aku mengayuh sepeda. Sebentar-sebentar aku melepaskan tangaku dari stang. Aku memang jago dalam hal itu.

Hei, sepertinya ada yang kurang.

Kita belum berkenalan!

Aku Diana Andrea Brick—Diana, 23 tahun, seorang Aquarius, desainer properti dan tata ruang sebuah perusahaan swasta Propt Inc. Aku anak ke-3 dari 3 bersaudara, Ryder Andrea Brick, Julia O' Shiela Brick, dan aku, Diana Andrea Brick. Aku anak dari Jeff Andrea Brick dan Lily o' Shiela Brick. Namun waktu berumur 14 tahun, (aku berumur kira-kira 10 tahun) Ryder meninggal karena DBD.

Catatan pendidikanku baik, aku lulus dengan nilai terbaik dari kelas 1-10. Aku kuliah desain dan hasilnya bagus. Aku tinggal di London, setelah tinggal di Dunstable, U.K.

Masalah cinta? Aku belum pernah berpacaran. Ketika libur biasanya aku meng-cover lagu dan mengunggahnya ke YouTube : JulDianaBrix. Jangan lupa untuk di-subscribe. Orang-orang di London—dari keluarga dan teman-teman menyebutku YouTube-r. Kalau Julia menjadi guru musik di sekolah dasar. Ayahku sudah meninggal, ibuku berumur 50 tahun. Kami bahagia, dan ingin terus bahagia.

CIIIIITTTTT!!!!!

Aku mengerem. Orang itu berhenti. Aku yang melihatnya menjadi geram.

"Bisa minggir? Aku terburu-buru," ucapku. Laki - laki berambut panjang kecoklatan—memakai hoodie dan mantel itu menatapku.

"Ya, aku akan minggir," jawabnya. Hei, aku mengenalnya. Bukankah dia ... ah! Ini tidak mungkin!

"Maaf, aku harus pergi," jawabnya. Mata hijau nya—bibir itu ... ah tidak mungkin! It's Impossible!

"YA, PERGILAH! JAUH-JAUH DARIKU!" teriakku. Memang, aku lebih suka berdiam diri di kamar 72 jam daripada berbaur dengan keluarga besar pada acara tukar kado natal. Anti-sosial sebutannya.

Aku melanjutkan perjalanan. Di client room, sudah ada Tony dan klien-ku kemarin.

"Ini dia!" seru Tony. "Dari mana saja kau?!" katanya dengan nada berbisik ketika aku duduk.

"Maaf aku terlambat. Mari kita lanjutkan," kataku. Klien itu tidak menampak wajah marahnya. Lebay sekali kau Tony. Tunggu saja nanti.

***

"Klien tadi tidak menunjukkan kalau dia marah atau kesal," kataku ke Tony.

"Itu kan menunjukkan aku sebagai teman yang baik. Kau juga harus berlatih disiplin," jawab Tony.

"Alasan," kataku. Aku menuju kasir untuk membayar latte yang aku beli tadi. Aku merogoh sakuku dan ...

Dompetku tidak ada.

Dimana ya? Tanyaku dalam hati.

Pasti terjatuh ketika aku mengerem dadakan tadi. Argh, you're so annoying boy!

"Ada apa Di?" tanya Tony. Aku menceritakan semuanya.

"Ya sudah, pakai saja uangku," sanggahnya.

"Terima kasih. Nanti aku ganti," jawabku.

"Tidak usah," katanya. Setelah membayar, kami menuju kantor.

Amber menghampiriku.

"Diana! Kamu, didatangi...didatangi..." katanya.

"Apa? Apa?" tanyaku.

"Itu di ruang tunggu, ada yang ingin menemuimu!" kata Amber. Aku segera ke ruang tunggu. Benar saja. Orang itu. Yang akan ku tabrak tadi.

Aku duduk di sofa seberangnya. Aku menatapnya dengan tatapan aku-membencimu-meskipun-aku-tidak-mengenalmu. Ia membuka hoodie-nya. Benar saja dia ... Harry Edward Styles, salah satu Anggota boyband asal U.K 1D. Ia adalah orang disukai Julia, Harry.

"Mau apa kau?" tanyaku sinis.

"Ini. Dompetmu," jawabnya. Ia menyodorkan dompet bergambar Elsa Frozen yang aku beli dengan gaji pertamaku.

Aku mengambilnya dengan kasar.

"Pergilah. Aku tidak mengenalmu,". Ia mengerutkan dahi, "Kau tidak mengenalku?" tanyanya kaget.

Aku berjalan keluar. Lalu, aku berbalik. "Terima kasih," ujarku sinis. Ia tersenyum.

Semua wanita di kantor—termasuk bosku—Tania, juga ikut histeris. Ada apa dengan semua ini?

"Apa kau tidak sadar? Dia Harry Styles!"

Yup, Harry Styles. Menurutku, dia terlalu tampan, sehingga aku tidak suka.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Hey,hey,hey,hey! Inicerita baru lho, jangan lupa VOMMENT ya! Bye, See you! 

Give Your Heart A BreakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang