Bad Day. 3

69 1 0
                                    

Aku melihat kesamping dan.. Astaga, Reza?! 

"Malam om, tante." Sapa Reza. Sedangkan Raysa hanya terdiam karna terkejut yang akan di jodohkan dengan nya adalah Reza. 

"Eh, Reza ya? Kamu ganteng banget sekarang sudah berapa tahun ya tidak ketemu sama kamu.. Dan hebat sudah sukses di umur sangat muda sekali." Jawab Mom dan memuji nya. Pujian Mom itu membuat Raysa enek. 

Raysa yang sedari tadi hanya menatap Reza dengan sinis, sedangkan keluarga nya sedang membicarakan pertunangan mereka dengan serius. 

Reza menatap Raysa dengan tatapan 'Kita kesana.' Raysa yang melihat itu langsung berdiri dari duduk nya. 

"Bun, Reza dan Raysa mau ke taman dulu ya? Ga lama ko." Ucap Reza kepada Bunda nya. 

"Yaudah, kalian hati-hati ya. Jangan lama-lama." Jawab Bunda Reza. 

Kami yang mendengar itu hanya mengganguk dan pergi. 

*** 
Sesampai nya di taman, kami duduk. 

"Eh Raysa! Jangan harap gue mau suami-istri sama lo!" Bentak Reza. 

"Hello Reza! Gue juga ogah kali, duduk sebelahan sama lo aja gue mah geli." Jawab Raysa dengan bentakan nya.

"Pokok nya, kalau kita udah nikah. Jangan ada yang ganggu hidup masing-masing atau pengen tau tentang hal-hal yang pribadi. Inget tuh!" 

"Yaiyalah, ngapain gue tau hal-hal pribadi lo? Ga jelas semua hal-hal pribadi lo mah!" 

"Awas aja lo Sya!, yaudah cepet balik ke dalem." Ucap Reza dengan dingin seraya menarik tangan Raysa keras. 

"Aww, sakit kali pelan-pelan!" Rintih Raysa. Namun Reza tetap menghiraukan nya. 

Setelah mereka sampai di kursi tempat keluarga mereka berkumpul, Reza dan Raysa segera duduk. 

"Gimana sudah ngobrol nya?" Tanya Bunda Reza. 

"Udahko tan." Jawab Raysa seraya tersenyum. Raysa segera melihat Reza, namun Reza hanya menatap nya dengan tajam. 

"Yasudah, kami sudah rencana kan pernikahan kalian. Pernikahan kalian 2 minggu lagi, jadi tidak ada waktu untuk bermain-main. Karna waktu kalian sampai hari pernikahan sibuk dengan fitting baju, undangan, dll" Jelas Mom. 

"Mom, ga salah? Aku masih kuliah Mom." Protes Raysa.

"Tidak masalah Sya, kamu masih bisa kuliah namun setelah menikah! kamukan libur 2 bulan Sya buat ngurusin sidang nanti? Jadi tidak masalah bukan?" Jawab Dad. 

"Ya Mom." Raysa yang mendengar itu benar-benar menyesal dengan keputusan nya untuk menikah, berarti hanya beberapa minggu lagi Raysa menjadi remaja,huft. 

"Apa kamu keberatan, Reza?" Tanya Mom kepada Reza. 

"Tidak masalah ko tan, malah aku seneng kalau di percepat." Jawab Reza dengan tersenyum penuh ancaman kepada Raysa. 

"Baiklah bagus." Ucap Mom. 

Raysa dan keluarga akhir nya berpamitan karna sudah malam juga. 

Sesampai nya di pintu keluar, Reza menghampiri Raysa. 

"Hidup lo ga akan tenang Sya, inget!" Bisik Reza yang membuat nya takut. 

Udah gausah di fikiran Sya. Batin Raysa

*** 
Setelah sampai rumah, Dad, Mom, Rendi, Sasha dan Raysa ke kamar nya masing-masing. 

Ya tuhan, kenapa aku harus menikah sama cowok kaya gitu!?. Teriak Raysa setelah sampai kamar nya

Sasha yang mendengar itu sangat khawatir dan segera menghampiri Raysa, karna kamar Raysa dan Sasha sangat dekat so, suara teriakan Raysa terdengar. 

"Lo kenapa, eh?" Tanya Sasha dengan khawatir. 

"Gue males kak, lo tau kan Reza tuh musuh Raysa dari SMP! Argh Raysa kesel kak." 

"Terus lo nyesel?" 

"Iyalah kak, gue nyesel nerima perjodohan Dad dan Mom." 

"Lo ga liat Sya? Mom dan Dad tadi bahagia banget denger lo nerima kalau kawinan lo 2 minggu lagi, udahlah berjalan nya waktu pasti lo ga kesel lagi sama dia. Udah sekarang lo tidur aja." Ucap Sasha seraya keluar dari kamar Raysa.

"Iya deh kak, semoga aja." Ucap Raysa dengan pelan. 

*** 
Pagi yang cerah, hari ini Raysa mencoba untuk tidak ngaret. Ia memiliki jadwal kuliah pukul 10.14. Raysa terbangun pukul 08.01, namun ia tetap memilih di kamar nya sampai pukul 9 karna bisa di bilang malas. Terdengar suara seseorang membuka pintu, itu Mom. 

"Sya, bangun heh!" Teriak Mom. Ya karna kamar Raysa masih dalam keadaan gelap. 

"Ini udah bangun Mom, udah ah Raysa mau sarapan." Jawab Raysa segera berjalan untuk makan. 

Mom nya yang melihat Raysa jelas sangat heran dengan sifat nya sekarang, Apa ini pengaruh Raysa mau menikah? Semoga saja. Batin Mom 

Setelah Mom dan Raysa berada di meja makan, hanya terdengar gaduhan sendok dan garpu. Akhir nya Raysa membuka suara untuk memecahkan keheningan. 

"Mom? Dad, Kak Sasha, dan Kak Rendi kemana?" Tanya Raysa. 

"Mereka sudah berangkat kerja beberapa jam lalu." Jawab Mom. 

"Sya, kamu hari ini kuliah?" Tanya Mom. 

"Ya Mom, kenapa memang?" 

"Hari ini kamu berangkat dengan Reza ya." Ucap Mom. Raysa mendengar ucapan Mom itu sungguh kaget sekali. 

"Mom? Tapi aku udah janji sama Chika." Rengek Raysa. 

"No Raysa, kamu tetap di antar oleh Reza. Batalkan saja berangkat sama Chika." Ucap Mom seraya meninggalkan meja makan. 

Egois sekali Mom ini, seenak nya aja bilang seperti itu. Batin Raysa

Sudah beberapa menit Raysa menunggu Reza, namun Reza tidak datang-datang. 

Lebih pada gue telat mending pake taxi aja, pembawa sial shit!. Batin Raysa 

*** 
Di lain tempat, Reza masih tertidur karna ia baru bisa tertidur pukul 02.15.

"Reza, bangun dong." Ucap Bunda nya seraya membuka gorden kamar Reza. 

Reza tak bangun juga, tetapi ia terganggu oleh sinar matahari yang menusuk mata nya. 

"Reza, bangun tidak!? Kalau kamu tidak bangun juga Bunda banjur!" Teriak Bunda nya. 

"Ya Bun, Reza bangun nih. Ada apa? Bunda tau kan Reza tuh baru bisa tidur jam 2." Ucap Reza seraya bangun dari tidur nya dan duduk. 

"Iya Bunda tau Reza, kamu tuh hari ini harus anterin Rasya ke kampus nya ya? Kamu libur kan?" Tanya Bunda nya dengan nada lembut. 

"Astaga Bun, dia kan udah besar bukan? Kenapa minta anter aku sih? Nyusahain banget sih tuh cewek." 

"Kamu bicara apa Reza? Dia itu beberapa minggu lagi akan menjadi istri kamu, ngerti!?" 

"Yayaya, yasudah Reza mau mandi." Ucap Reza seraya berdiri sebari berjalan menuju kamar mandi. 

Setelah Reza selesai mandi, ia berjalan menuju meja makan. 

"Pagi bun." Sapa Reza mencium pipi Bunda nya. 

"Pagi honey, kamu sarapan dulu." Jawab Bunda nya seraya meletakan makanan untuk Reza. 

"Bun, kenapa mesti Reza sih yang nganterin Rasya? Setau Reza dia punya supir kan?" Tanya Reza dengan muka malas nya.

"Iya Bunda tau Za, tapi kan bentar lagi kamu mau jadi suami dia. Jagain dong." Jawab Bunda nya seraya tersenyum. 

Reza sangat ingin mempunyai istri seperti Bunda nya, karna Bunda nya memiliki sifat yang lembut kepada anak-anak nya. Dan tidak bisa melanggar perintah suami nya, namun apa? Reza tidak bisa mendapatkan perempuan seperti Bunda nya karna ia sudah di jodohkan dengan perempuan yang sangat ia benci. 

"Ohiya, Ayah, Kak Rendra sama Adam kemana Bun?" Tanya Reza. 

"Tadi mereka sudah berangkat, yasudah sekarang kamu berangkat gih." Jawab Bunda nya. 

"Yaudah, aku berangkat ya? Bunda hati-hati di rumah, Assalamualaikum." Ucap Reza seraya mencium tangan dan kening Bunda nya. 

Reza sudah berada di perjalanan, dia sebenar nya malas mengantarkan Rasya. Reza sudah sampai di depan rumah Raysa, ia sekarang melihat Raysa sedang menunggu nya. Namun Reza kembali ke dalam mobil. Lalu pergi meninggalkan Raysa yang sedang menunggu diri nya. 

Mampus lo emang enak nunggu. Batin Reza 

Lebih pada Bunda heran kenapa gue bentar banget, mending gue ajak jalan Alena aja kali ya. Fikir Reza. 

Alena adalah gebetan Reza sejak SMA, namun Alena selalu enggan untuk berpacaran dengan lelaki. Namun Reza yakin bisa mendapatkan hati pujaan hati nya. 

***
Argh! Kan bener sekarang gue sial gara-gara tuh anak, hampir aja gue telat. 

Raysa sudah selesai pada jam pertama nya, namun ia hampir telat karna menunggu Reza dan perjalanan macet. 

Jujur Raysa sangat kesal hari ini.

"Sya, kenapa lo?" Tanya Daffa seraya merangkul Rasya. 

Daffa adalah sahabat baik Raysa sejak SD, mereka selalu satu sekolah sampai SMA dan lihat? Sekarang juga mereka berkuliah di tempat yang sama. Daffa juga kesal dengan Reza karna semasa SMP Reza merebut pacar Daffa. 

"Biasa lah, masa nyokap gue bilang gue harus di anterin sama si Reza, terus asal lo tau tadi tuh gue hampir telat gara-gara nunggu tuh bocah. Kesel gue sumpah." Ucap Rasya dengan muka kesal nya. 

"Pembawa sial banget, gue ga bisa bayangin Sya lo nanti satu rumah, kasur sama si Reza haha." Ucap Daffa seraya tertawa dengan keras. 

"Percuma gue curhat sama lo Daff, bye lah." Ucap Rasya lalu pergi. 

*** 
Setelah selesai kuliah, Rasya memilih untuk membeli buku.

Rasya sedang memilih buku, dan tak menyangka ia melihat Reza dengan Alena. Yap Rasya tau tentang Alena. 

"Eh ada Alena sama Reza, hai." Sapa Rasya. 

"Hai Rasya, sudah lama kita tidak ketemu ya. Kamu apa kabar?" Jawab Alena dengan ramah. Namun Reza hanya menatap Rasya dingin. 

"Baik Lena, ohiya lo masih gatau malu Rez? hah? Jelas Alena ga suka sama lo masih aja ngejar-ngejar. Tau diri kali! Haha" Ledek Rasya seraya tertawa. 

Reza yang mendengar ledekan Raysa hanya menatap Raysa dengan penuh ancaman. 

"Ohiya, gue belum dapet buku yang gue cari. Gue kesana dulu ya Len." Ucap Raysa. 

"Sok baik." Ucap Reza dengan nada pelan namun masih bisa terdengar dengan Raysa dan Alena. 

Rasya yang mendengar itu langsung menatap Reza tajam dan sebalik nya Reza menatap Rasya tajam, Alena yang melihat itu hanya bingung.

"Eh iya Ray, sampai ketemu nanti ya." Jawab Alena. 

Setelah Rasya pergi dari mereka berdua, handphone Raysa bergetar. Dan ada pesan masuk.

- Reza (My enemy)

Urusan lo sama gue belum selesai Sya, liat aja nanti. 

Rasya melihat pesan itu hanya tertawa hambar, karna sudah biasa Rasya di ancam oleh Reza. 






Next? Sorry for typo. 


My EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang