chapter-3

6.8K 221 8
                                        

"naaaaa" aku berteriak memanggil ina dan tak kunjung ada jawaban. oke ini menyebalkan. aku menaiki tangga untuk menuju kamar ku yang ada di lantai dua dan ya aku melihat ina sedang tertidur seperti bayi. aku tak tega membangunkannya dia sangat pulas, mungkin karna lelah bercerita tadi. hmm mungkin aku harus membalasnya tanpa memberi tau ina? atau aku harus menunggu ina bangun? ah aku mungkin harus membalasnya saja oke bismillah.

bryan pratama : hai

asa : kenapa?

bryan pratama : bisa ketemu gak?

asa : kapan?

bryan pratama : nanti malam bisa?

asa : bisa. jam berapa?

bryan pratama : jam 7 ya? gue jemput.

asa : ok

ada apa ini? bryan mengajakku jalan? oh tidakkk demi apapun juga ini pertama kali aku diajak jalan oleh seorang laki-laki selain papaku. oke ini karna aku terlalu takut untuk bermain yang nama nya "cinta" karna cinta itu tidak bisa main-main. oke ini gajelas.

eh tunggu dulu? jam 7? di jemput? apa dia tau rumahku? WHAT THE.... dari mana dia tau semua ini? stalker? apa ini.

aku sangat pusing karna sejak tadi bergulat dengan pikiran ku yang tidak masuk akal tentang bryan ya bryan. tiba tiba aku melihat ina yang sudah duduk disampingku. heh sejak kapan dia bangun? aku langsung menceritakan semua yang terjadi pada ina dan itu sukses membuat dia kaget.

"HAH? bryan ngajak lo ketemuan?" tanyanya dengan wajah pura-pura kaget.

sepertinya aku tau siapa yang memberi alamat rumah ku ini. ah iya pasti ina!

"lo ya na yang ngasi alamat gue?" ina tersenyum meledekku.

"yailah sa, gapapa kali, mungkin dia mau deket gitu sama lo. dia ganteng kok sa" kata ina dengan alis terangkatnya.

"bukan masalah ganteng apa ga nya na yang gue pikirin tu, gue belum siap.." ina melihatku dari ujung kaki sampai ujung rambut. hey apa ini! tatapannya sangat meneliti.

"ayo kita ke mall deket sini sa, kita beli dress yang unyu-unyu buat lo dan beberapa aksesoris. kyaaaa! itu pasti sangat lucu" ina berteriak karna khayalannya sendiri.

aku hanya menuruti permintaan sahabatku yang satu ini.

sesampainya kami di mall ina langsung memilih dress yang cocok untukku dan beberapa aksesoris nya itu. aku hanya menggeleng melihat kelakuannya yang seperti anak kecil saat memilih aksesoris.

setelah selesai memilih apa yang di butuhkan aku langsung membayarnya dan segera menuju rumah.

------------------

jam sudah menunjukkan pukul 6.30 ya itu berarti setengah jam lagi aku dijemput bryan disini.

"sa lo coba pake deh dress nya, pasti cocok bangettt" ina menatapku gemas, seakan akan aku adalah boneka.

aku memakai dress berwarna merah maroon tanpa lengan dan tiba- tiba ina berteriak. ""SAAAA BAGUS BANGETTTT" aku hanya tersenyum menanggapinya.

ina merias wajahku senatural mungkin ya karna aku tak ingin wajahku keliatan berlebihan nanti.

aku memakai sepatu sandal saja karna aku tidak suka memakai heel.

tak lama kemudian aku mendengar suara klakson mobil "tinnn...tinnnn" ina langsung membukakan pintu rumahku karna papa dan mamaku sedang ada urusan di luar negeri untuk beberapa bulan dan hanya ada aku dan ina dirumah ini. untung saja ina menginap dirumahku jadi aku tak kesepian. setelah pintu dibuka dan ternyata..

"hai brooo lama tidak berjumpaa" sapa ina kepada laki-laki itu yang aku yakini adalah bryan.

"hai kecilll, lo disini?" sapa balik bryan.

"yaiyalah gue disini, gue nginep sini dan gue lagi males dirumah" bryan tak mendengarkan jawaban ina dan.. mata bryan tertuju padaku yang berdiri di belakang ina.

ina sadar kalau mata bryan menatapku dan seakan berkata "gila cantik banget!"
ina langsung menyadarkan bryan. "woy ngapain lo ngeliatin sahabat gue kek gitu" ina memutar matanya kesal karna bryan tidak menganggap dirinya ada.

"udah kalian jalan aja sana, inget jangan pulang malem-malem atau lo gue terror" ancam ina pada bryan.

aku memasuki mobil bryan ini, sepanjang jalan tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutku dan tiba tiba bryan membuka pembicaraan.

"hey cantik? kenapa lo diam terus?" ucapan bryan membuatku merinding. apa? cantik dia bilang? apa dia memperhatikanku?

"em gu-gue gatau mau ngomong apa" aku menjawab dengan sedikit gugup.

"gausah gugup santai aja, gue ga makan orang kok." jawab bryan dengan senyuman manisnya. ah dia sangat manis.

"i-iya kak" aku menambahkan embel-embel "kak" karna aku baru ingat kalau dia kelas 12.

"eh kok jadi pake "kak" sih? panggil gue bryan aja. hm jangan bryan deh, ryan aja biar lebih akrab." lagi-lagi bryan menatapku lalu tersenyum. benar-benar senyum yang manis!

tak lama kemudian aku dan bryan sampai di sebuah restoran ternama. bryan membukakan pintu mobil untukku. "silahkan cantik" ucap bryan tulus.

aku langsung turun dari mobil dan segera masuk kedalam restoran ini. besar dan ramai sekali. ya dua kata itu cukup untuk menggambarkan bagaimana restoran ini.

setelah mendapat tempat aku dan bryan langsung duduk dan pelayan disini membawakan menu untuk dilihat lihat. keliatannya makanan disini enakkkk.

"lo mau pesen apa cantik?" kata-kata bryan membuyarkan lamunanku.

"em samain aja kak eh ryan maksudnya." aku lupa kalau dia tadi minta dipanggil "ryan" bukan "kakak".

setelah pesanan kami sampai aku langsung makan dengan lahapnya karna aku belum makan dari tadi pagi. aku menyadari bahwa brayan tidak memakan makanan yang ada di hadapannya melainkan sedang memperhatikanku makan. ya MEMPERHATIKAN. ada yang salah dengan ku? atau aku makan seperti anak kecil? mengapa dia menatap ku sambil tersenyum? ah sudahlah.

bryan pov

asa terlihat cantik sekali. aku tidak percaya dia sangat cantik. memang jika di perhatikan sekilas dia kelihatan tidak menarik, tapi jika di lihat terus menerus dia sangat cantik dan manis. bagaimana pun juga aku harus membuat dia jatuh kepelukanku. apapun caranya.

"eh lo ngapain liatin gue? gue makan kek anak kecil ya?" tiba-tiba dia bertanya dengan suara yang sangat imut.

"enggak. lo cantik" jawabku cepat dan aku memperhatikannya lagi, pipinya merah.

"em cantik sebentar ya gue keluar dulu."
aku meninggalkan gadis cantik ini karna aku tidak bisa menahan hasratku untuk merokok ya aku tidak bisa berhenti.

tiba-tiba ada sebuah tangan di belakangku dan "ryan" terdengar suara lirih yang aku kenal siapa pemiliknya..

oke guys, maaf banget kalo cerita nya ga nyambung. maklum ya pemula hehehe jangan lupa vote dan comment nya yah maaf kalau ada typonya:*

kakak kelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang